5. Iman

100 3 0
                                    

Pada akhirnya kita tetap akan sendiri.

Sebenarnya yang mengerti kamu, adalah dirimu sendiri.

Yang mengetahui siapa kamu adalah kamu dan Tuhanmu.

Barangkali kamu merasa lupa akan siapa dirimu, tapi semestinya kamu tidak lupa siapa Tuhanmu. Maka mengadulah padanya, berceritalah.

Ceritakan kegelisahanmu.

Apa yang terjadi didetik berikutnya adalah apa yang Tuhanmu peruntukkan bagimu.

Sering kali diri ini berkata bahwa 'tak ada yang berarti dihidupku, bahkan setelah aku mengadu.'

Padahal harusnya kamu mengucapkan 'Tuhanku, apapun yang terjadi. Aku tau itulah yang terbaik untukku, jalan yang telah engkau gariskan untukku. Aku ikhlas. Aku bersyukur.'

Ketika kata itu selesai terucap, maka lapanglah dadamu. Entah hari itu adalah kejadian buruk, kamu tetap akan mensyukurinya.

Menangis? Tak apa.

Mengeluh? Tak apa, jika sekali-kali.

Kamu tetaplah manusia, rentan depresi.

Tapi berlarut-larut dalam sedih bukanlah sesuatu yang baik. Mengikhlaskan adalah hal yang baik.

Maka, percayalah pada Tuhanmu.

Sebagaiman prasangkamu terhadap Tuhanmu, seperti itu pula lah Tuhanmu terhadap kamu.

-
050922

Broken homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang