09.

966 114 13
                                    


Voment juseyooo



"Ternyata Benar,mereka tak pernah menginginkanku"


-00-


Tingtong

Bel rumah berbunyi membuat Glara beranjak dari duduknya,ck.siapa sih yang ganggu di hari libur kayak gini,apa lagi sekarang dia sedang berkumpul bersama Claudia,Naila dan gaska ayahnya

Lantas Glara menghela nafas kasar kala ayahnya menyuruh untuk membuka pintu,dan beranjak menuju pintu utama

Ceklek

Glara langsung marah kala melihat seseorang yang di hadapannya adalah chandra dan ke 5 kakak yang lainnya 

"Kenpa kesini?"dingin Glara dengan pandangan tak suka

"Gue mau jenguk jian"perkataan Chnadra membuat Glara tersenyum Hambar

"gk boleh,mending kalian balik deh,gk usak sok-sok'an perhatian ke Jian"jelasan Glara membuat mereka tertohok

"Gue gk mau dia jadi menderita sama sedih karna kalian......gue gk mau mental Jian kambuh"Kata Glara memelankan suaranya di kalimt terakhir

"Gue punya hak,karna Jian saudara gue"Kata Chandra

"gue udah bilang kan,kalian gk boleh masuk,udah sana pulang"Usir Glara ingin menutup pintu namun terhenti

"Biarin mereka masuk Gla"Kata Jian dari kejauhan yang duduk di kursi roda da tersenyum tipis ke arah kakaknya membuat chandra tersenyum juga

"Nahh kan,jadi biarin gue masuk"ucap chandra penuh kemenangan

"Yaudah masuk"Sewot glara lalu pergi,jian hanya tersenyum kala melihat semua saudaranya datang untuknya

lantas claudia menyuruh anak-anaknya untuk duduk dan membuatkan teh untuk mereka,Jian hanya berbincang dengan jevan dari tadi

dan yang lainnya hanya sibuk dengan ponsel mereka

"Udah baikan?"Tanya Jevan lembut sambil mengusap kepala sang adik penuh kasih sayang

"Mendingan kak"

"Jangan terlalu sedih ya,jangan terlalu di pikirin,yg penting kamu fokus sama penyembuhan kamu

Claudia datang dan menyuguhkan teh buatannya untuk mereka dan yang lain hanya tersenyum menerima buatan bundanya

"Bunda gimana kabarnya?"tanya Hanif

"Bunda baik kok,oh ya kalian ke sini mau apa?"pertanyaan claudia membuat mereka diam dan hening seketika

serta senyuman Jevan luntur secara tiba-tiba dan menatap sendu jian,jian bingung kenapa mereka mendadak diam

"Ini bunda"Ucap Mahesa sambil mengeluarkan sebuah aplop besar,lantas Claudia membukanya dan membaca isi surat itu

Jian terkejut saat melihat bundanya tiba-tiba menangis dan menaruh surat itu,sepertinya surat laporan

"Ayah udah mutusin buat ngelepas jian,dan hak asuh jian bakal ada sama Bunda.....Jian udah di keluarin dari keluarga ayah bunda"jelas mahesa

Jian lantas menatap semua kakaknya dengan mata berkaca-kaca

"Sekarang,Jian udah jadi milik Bunda.......Selamanya"Lirih Hanif sambil menahan air matanya supaya tak jatuh

"Juga.....Naila,sekarang juga menjadi hak bunda seutuhnya"Naila mematung mendengar perkataan Mahesa

All Too Late || Park Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang