32 || Daddy

2.2K 118 7
                                    

Suana di kantor pagi ini cukup membuat Clara tegang, pertama karena hari ini untuk pertama kali nya dia akan satu ruangan dengan Liam selama bekerja, dan yang kedua begitu Liam sampai di kantor pagi tadi pria itu datang dengan emosi yang memuncak entah apa alasan nya.

Wajah tampan nya terlihat sangat garang dan seperti siap untuk menyemburkan amarah nya kepada siapapun yang membuat kesalahan di depan nya.

"Clara, siapkan rapat sekarang bersama dengan divisi keuangan semuanya. Tanpa terkecuali" ini kali pertama Liam membuka mulut nya begitu sampai di kantor, dan saat mengatakan kalimat itu pada Clara pun nada nya sangat terdengar menahan amarah, tidak lembut seperti biasanya.

"Baik pak" tanpa menunggu lama Clara langsung keluar menuju ruangan divisi keuangan berada, ini momen yang Clara tunggu yaitu keluar dari ruangan yang seperti penjara untuk nya.

Turun 5 lantai dari ruangan Liam berada Clara sudah berada di depan pintu ruangan divisi keuangan.

"Permisi, apa Bu Nathalia ada?" Tanya Clara sopan pada seseorang yang meja nya ada di dekat pintu itu.

"Ada, dia di ruangan nya" kata orang itu menatap Clara sambil tangan nya menunjuk sebuah ruangan yang tertutup di pojok.

"Makasih"

"Sama sama" setelah mendapatkan jawaban Clara langsung melangkahkan kaki nya untuk menuju ruangan Nathalia, saat berada di depan pintu itu Clara menarik nafasnya panjang terlebih dahulu sebelum menghembuskan nya secara perlahan.

Ini adalah momen paling menyebalkan menurut Clara, meskipun dia senang harus keluar dari ruangan Liam, namun menemui Nathalia bukan lah opsi yang baik.

'tok tok tok'

"Masuk" jawaban tegas dari dalam, Clara pun membuka sedikit pintu itu sebelum membuka nya menjadi lebar agar dirinya bisa masuk kedalam.

Hal yang pertama Clara lihat ada Nathalia yang sedang sibuk dengan handphone entah apa yang dia lakukan dengan ponsel nya itu.

"Permisi mbak, tuan Liam mengatakan seluruh tim divisi keuangan berkumpul di ruang rapat karena tuan Liam ingin melakukan rapat"

"Apa?!!" Kaget Nathalia yang langsung meletakan ponsel nya begitu saja di meja, cukup keras dan mungkin jika itu bukan ponsel mahal pasti layar nya sudah retak.

"Kenapa kamu baru bilang sama saya sekarang!!" Kata Nathalia lalu berdiri berjalan menuju lemari tempat berkas berkas di letakan.

"Saya juga baru di kasih tau pak Liam beberapa menit yang lalu"

"Jawab terus!! Kamu itu anak baru saja gan ngelawan sama yang lebih senior!! Udah sana pergi" kata Nathalia dengan membentak Clara.

Clara yang memang tidak betah ada di dalam sana pun langsung pergi tanpa ba-bi-bu lagi. Benar benar menyebalkan jika harus berbicara dengan Nathalia karena wanita itu selalu saja merasa paling senior disana, padahal jika melihat dari segi jabatan Clara jelas memiliki jabatan lebih tinggi.

.

.

.

Ruangan rapat kali ini sangat mencekam, mungkin bukan hanya kali ini tapi setiap rapat di pimpin langsung oleh Liam akan menimbulkan suasana horor bagi karyawan yang mengikuti nya.

"Apa kalian tau kenapa saya mengumpulkan kalian semua disini sekarang?" Setelah 15 menit lama nya diam dan tidak ada suara akhirnya Liam mengeluarkan suaranya, tapi semua yang ditanyai tidak menjawab, karena mereka sendiri tidak tau kenapa dikumpulkan seperti ini, terlebih hanya divisi keuangan.

"Maaf pak Liam, kami semua tidak tau" jawab Nathalia karena sadar jika ini adalah tanggung jawab nya untuk menjawab pernyataan Liam.

"Clara berikan berkas yang saya minta tadi" Clara pun memberikan berkas yang diminta Liam. Tanpa melihatnya Liam langsung melemparkan itu ke atas meja yang dimana ada Nathalia dan yang lainnya.

"Apa maksud dari kalian menghapus bagian sumbangan untuk sekolah? Apa kalian tau bertapa fatal nya hal yang sudah kalian lakukan itu? Kalian membuat beberapa sekolah yang memang bergantung dengan bantuan dari perusahaan menjadi susah!!"

"Maaf tuan, anda sendiri meminta kepada kami untuk mengurangi biaya yang tidak di perlukan" kata Nathalia sesudah membaca berkas yang diberikan oleh Liam.

"Kalian pasti berpendidikan tinggi, karena jika tidak tidak mungkin kalian akan di terima bekerja di perusahaan ini" Liam menghentikan kalimat nya, dia sedang mengendalikan emosi nya agar tidak lepas kendali terutama di depan Clara "Kalian seharusnya lebih cerdas memahami pengeluaran yang tidak perlu seperti yang aku maksud. Biaya perbaikan Kendaraan pribadi, biaya bahan bakar kendaraan dan juga yang lainnya seperti itu yang tidak berguna harus kalian kurangi. Bukan bantuan untuk memajukan sekolah yang kalian hilangkan" kata Liam lagi melanjutkan kalimat nya.

"Aku mau ini semua di selesaikan, kembalikan bantuan untuk sekolah sekolah yang seharusnya, dan untuk yang di kurangi jual atau lelang kendaraan perusahaan yang tidak berguna dan juga keluarkan anggaran mengenai biaya perawatan dan juga bahan bakar nya sesuai dengan kinerja nya jangan di kurangi atau di lebih kan, karena saya tau ada data yang tidak relevan disini"

.

.

.

Clara dan juga Liam sudah kembali dari ruang rapat, dan ini juga sudah jam makan siang. Namun Liam tetap saja masih ada di meja nya sibuk dengan beberapa laporan yang harus dia urus.

Clara sudah turun untuk membeli makan siang, dia tidak memakannya di sana dan memilih untuk membawa nya keruangan.

Dirinya juga sekarang sudah mengerti dari alasan Liam menunjukan tampang menyeramkan sejak pagi, dan itu ternyata masalah donasi untuk beberapa sekolah yang di hapuskan oleh divisi keuangan, dan hal itu tanpa sepengetahuan Liam sendiri, kini Liam sedang menerima beberapa protes dari sekolah sekolah yang sebelumnya menerima donasi tersebut.

Karena Clara sendiri juga membaca beberapa email protes itu, mereka rata rata sangat menyayangkan keputusan perusahaan Liam yang mengambil keputusan sendiri dengan memberhentikan donasi padahal Liam yang disalahkan pun tidak tau akan hal itu.

.

Liam yang sedang sibuk dengan beberapa laporan dan juga menjawab email dari beberapa sekolah tidak sadar jika waktu sudah menunjukan untuk istirahat dan makan siang, dia masih merasa kesal dengan apa yang dilakukan Nathalia dan team nya. Dan hal itu membuat nya malu kepada beberapa sekolah yang dirinya menjadi donatur.

"Makan dulu kak" Liam yang awalnya fokus pada laptopnya, kini pandangan nya tertuju pada bungkusan yang diletakan oleh Clara dan juga cup kopi di atas meja nya.

Liam menatap ke arah Clara, namun wanita itu yang sadar di perhatikan oleh Liam pun membuang pandangan nya kearah lain.

Walaupun Clara kesal dengan Liam, wanita itu tetap kasihan dengan apa yang sedang dialami Liam, maka saat dia membeli makanan untuk dirinya sendiri tadi dia juga membeli makanan untuk Liam.

"Makasih ya.. tapi kakak makannya nanti aja ini masih banyak yang harus di selesaikan" kata Liam dengan tersenyum, dia sadar akan perhatian Clara tapi dia juga tau jika wanita itu masih kecewa dengan nya.

"Makan sekarang, nanti sakit kasian Juna kalo Daddy nya sakit" Liam menatap Clara dengan dalam kali ini, entah kenapa dia senang saat mendengar panggilan Daddy yang dilakukan Clara kepada dirinya.

"Oke Daddy, makan sekarang. Tapi mommy temenin juga ya,?"

Tbc

Daddy [M] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang