Clara memasuki mobil milik Liam masih dengan menatap Liam dengan pandangan bingung. Ini sebenarnya bos nya kenapa? Kenapa kesan nya seperti....
Cemburu
Memikirkan tentang kata terakhir nya justru membuat kerutan di kening Clara terlihat. Cemburu? Mana mungkin.
Clara menggelengkan kepala nya pelan karena tidak percaya dengan apa yang dipikirkan nya. Karena sangat tidak mungkin Liam menyukai nya apa lagi sampai cemburu padanya, kalimat Liam yang mengatakan jika perasaan nya dulu adalah cinta monyet masih terngiang di kepala Clara.
Jika Liam sampai mengatakan hal seperti itu bukan kah artinya Liam tidak menyukai nya? Tentu saja itu jawabannya.
"Kamu kenapa?" Tanya Liam saat akan menjalankan mobil nya dan melihat jika Clara menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Hah?" Tanya Clara yang tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan oleh Liam.
"Ck, kamu kenapa geleng geleng kepala gitu? Pusing?" Tanya Liam yang sebelum nya berdecak karena sadar jika Clara masih susah konek jika diajak bicara secara tiba-tiba.
"Eh enggak pak-"
"Kak"
"Enggak kak" ulang Clara pada kalimat nya saat sadar mendapatkan protes langsung dari Liam.
Liam hanya menganggukkan kepala nya pelan lalu menjalankan mobil menuju rumah nya.
.
.
.
"Mooommmm" begitu masuk kedalam rumah milik Liam, Clara langsung disambut oleh teriakan Arjuna yang berlari menuju nya.
"Hey, anak tampan ada apa?" Tanya Clara sambil berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Juna.
"Juna rindu" kata Juna sambil memeluk Clara, dan Clara sendiri pun tersenyum dan membawa Arjuna kedalam gendongan nya.
"Hahaha anak mom sudah rindu? Bukan nya kemarin kita bertemu?" Tanya Clara lagi sambil berjalan menuju ruang tamu.
"Tapi itu lama mom, kenapa mom tidak tinggal disini saja dengan Juna dan juga dad?" Pertanyaan Juna saat mereka sampai di ruang tamu membuat Clara diam.
Tapi bukan hanya Clara yang diam dan tidak bisa menjawab, Liam dan juga Rina yang ada di dalam ruang tamu juga membatu mendengar pertanyaan Juna.
"Eh itu emh bagaimana ya mom bilang nya" sungguh Clara bingung dengan cara mengatakan jika mereka tidak mungkin tinggal bersama karena mereka tidak memiliki hubungan apapun.
Clara pun melirik ke arah Liam meminta bantuan karena dirinya bingung dengan apa yang harus dikatakan kepada Juna.
"Juna tidak rindu dad? Kenapa hanya mom yang Juna sambut?" Kata Liam dengan nada yang merajuk.
Liam menerima sinyal kebingungan yang di pancarkan oleh Clara, dan Liam sendiri tidak mau membuat Clara merasa canggung disini.
"Tidak!! Juna nggak rindu dad" kata Juna lagi lalu semakin mengeratkan pelukan pada leher Clara.
"Hei apa kita akan terus berdebat seperti ini? Mami bisa tertinggal pesawat nanti" Rina mengatakan hal itu untuk mencegah kelanjutan percakapan aneh yang akan dilakukan Juna.
"Maaf mom, ayo kita berangkat sekarang" kata Liam yang sadar jika percakapan ini dilanjutkan maka keberangkatan mami nya ke Jakarta lagi akan tertunda.
Liam berjalan paling pertama di ikuti oleh Rina sedangkan Clara dan juga Juna yang ada di gendongan nya jadi yang terakhir berjalan.
.
.
.
"Makasih udah anter mam" kata Rina dengan senyuman nya kepada putra sulung nya.
"Apa sih mam, lagian ini kan emang kewajiban aku buat anter mam kemana aja" kata Liam yang tidak suka dengan perkataan mami nya, karena menurut Liam mengantar atau melakukan apapun yang di butuhkan mami nya adalah kewajiban yang harus anak penuhi.
"Mami sayang kamu" kata Rina lalu memeluk Liam dengan erat.
Setelah dirasa cukup, Rina melepaskan pelukan itu dan matanya beralih menatap sang cucu yang sangat nyaman di pelukan sekretaris putra nya.
"Juna nenek pulang dulu ya... Juna baik baik disini, apa lagi Juna juga udah mau masuk sekolah" nasihat Rina.
Tadi selama perjalanan Rina dan juga Liam sedikit membahas perihal mencarikan Juna pengasuh, bukan tanpa alasan.
Karena Juna akan segera masuk les untuk perkenalan angka dan juga huruf sebagai persiapan sebelum masuk ke sekolah yang sesungguh nya.
Dan Liam sendiri dengan beberapa kerja sama yang dilakukan perusahaan nya untuk membangun beberapa hotel di manca negara membuat nya tidak bisa sepenuhnya menaruh perhatian kepada Juna.
Maka dari itu dia akan memutuskan mencari pengasuh untuk menemani Juna nanti nya.
"Yas nek" kata Juna menjawab perkataan nenek nya.
Rina tersenyum lalu mencium pipi gembul Juna. lalu setelah itu tatapan Rina menatap Clara yang notabene sekretaris Liam, walaupun Rina yakin jika bagi putra nya wanita ini lebih dari sekedar sekretaris.
"Nak Clara, saya minta tolong untuk bantu Liam menjaga Juna ya... Saya tau jika dia sibuk, tapi Juna harus tetap jadi yang nomor satu" kata Rina.
Demi apapun otak Lola Clara kini kembali, dia cukup kaget dengan apa yang dikatakan oleh Rina, karena selama mereka kenal yaitu sejak kemarin selain karena perkenalan tidak ada percakapan yang bisa membuat kedua nya berbicara akrab seperti ini.
"Nak?" Ulang Rina saat merasa jika Clara hanya diam menatap nya tanpa merespon apapun.
"Ah iya baik nyonya..." Kata Clara akhirnya tapi dibarengi dengan senyuman canggung di akhir kalimat nya karena merasa malu sempat terbengong.
"No!! Panggil aja Tante, saya tau kok kalo kalian sedang dekat" kali ini kalimat Rina bukan hanya membuat Clara terdiam dan memerah di wajah, tapi juga Liam yang seperti baru saja terpergok jatuh cinta.
.
.
.
"Juna mau makan malam di rumah atau kita makan diluar?" Tanya Liam saat mereka sudah dalam perjalanan pulang untuk kembali ke rumah setelah mengantar Rina ke bandara dan memastikan nyonya besar Pramudya itu sudah menaiki pesawat nya.
"Juna mau makan di rumah aja, mom yang masak" kata Juna dari bangku belakang, sedangkan di depan ada Clara dan juga Liam.
"Kita makan di rumah tapi kita beli aja ya kasihan mom nanti kecapean"
"Eh nggak papa kok kak, nanti aku sampai rumah masak aja, lagian juga beli terus nggak bagus kan kita juga nggak tau bahan di dalam nya kayak apa sehat atau nggak, asal nanti di rumah ada bahannya aja aku bakalan masak" Clara langsung mengatakan itu saat melihat raut wajah Arjuna yang sedih setelah mendengar penolakan dari Liam.
"Tapi cla, kamu emang nggak cape?" Tanya Liam lagi, karena dia tidak mau Clara kecapean karena di kantor yang di kerjakan wanita itu cukup banyak lalu putra nya meminta di masakan makan malam juga.
"Nggak kok kak" Clara mengatakan itu sambil tersenyum meyakinkan kearah Liam.
"Oke, kamu mau dimasakin apa Juna?" Tanya Liam pada putra nya.
"Aku mau ayam bumbu buatan mom, itu enak banget juga suka" kata Juna dengan senyum di wajah nya yang membayangkan betapa nikmat nya masakan Clara kemarin saat memasak makan malam di rumah nya.
Senyum Juna tidak luput dari perhatian Liam dan Clara, Liam sendiri merasa senang saat putra nya juga merasa senang dan bisa menerima kehadiran Clara meskipun hubungan diantara kedua nya belum jelas status nya.
Tidur bersama tapi tidak dalam ikatan yang seharusnya, sepertinya Liam harus memikirkan lebih lanjut tentang hubungan keduanya ini.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy [M] (On Going)
Romance⚠️ WARNING!!!⚠️ HARAM UNTUK ANAK KECIL Clara Wijaya namanya, dia adalah seorang anak keluarga kaya raya namun bukan keluarga yang harmonis, atau bisa di katakan juga broken home. Dalam hidup Clara belum pernah sekalipun merasakan yang namanya kasih...