51|| Daddy

1.2K 98 2
                                    

Liam, Clara dan juga Juna sudah sampai di kediaman mewah milik keluarga Pramudya. Ketiga nya sampai lebih lama dibandingkan kedua orang tua Liam yang memang sudah pulang ke Indonesia tepat saat pagi hari menggunakan jet pribadi milik Kemal Pramudya.

"Nak Clara menginap disini saja, lagi pula ini sudah malam" kata Rina saat melihat Clara turun dari kamar Liam setelah menidurkan Juna.

"Emh.. Tapi tante-"

"Istri ku benar nak, ini sudah hampir tengah malam juga terlalu malam jika harus pulang" kata Kemal mendukung pendapat istri nya.

"Kamu bisa pakai kamar tamu yang ada di lantai bawah itu bersih dan rapih kok" kata Rina lagi sambil menunjukan kamar tamu yang berada di dekat tangga.

"Oh ok deh om Tante, kalo gitu Clara tinggal dulu ya mau bersih bersih badan juga" kata Clara pada akhirnya menyetujui usulan kedua orang tua Liam untuk menginap, kalau di pikir pikir juga jam segini kasian Liam jika harus mengantar nya ke apartemen yang cukup jauh, selain itu kalau dia memesan taksi pasti susah karena sudah mau tengah malam.

"Istirahat lah nak, kamu pasti capek"

"Iya om, permisi om Tante" kata Clara pamit sambil sedikit membukukan badan nya sebagai tanda sopan nya pada Kemal dan Rina.

Lalu setelah itu Clara langsung melangkah kan kaki nya sambil menarik koper milik wanita itu menuju kamar yang dikatakan oleh Rina sebagai kamar tamu. Sedangkan sepasang pria dan wanita paruh baya yang melihat Clara berjalan semakin menjauh itu hanya tersenyum miris.

"Mungkin aku memang belum lama berinteraksi dengan Clara karena anak itu seperti nya sangat menutup diri tentang kehidupan pribadi nya. Tapi aku sangat yakin sekali jika dia memiliki attitude yang baik, aku bahkan tidak habis pikir bagaimana mungkin bisa kak Rega tega banget menelantarkan putri nya sendiri" kata Rina yang tanpa sadar kini mata nya telah berkaca kaca.

Dia juga wanita jadi sedikit mengerti tentang apa yang dialami oleh Clara, terlebih lagi dulu dia memiliki saudari angkat yang seperti Clara dimana dia hidup sebatang kara di kota besar dan bekerja di usia dini hanya demi bertahan hidup sebelum akhirnya diangkat menjadi anak oleh orang tua nya.

"Kamu sama sekali nggak pernah lagi dikasih kabar sama Linda?" Tanya Kemal

"Nggak pernah sama sekali, terkahir udah lama banget dia hubungin aku dan itu cuma sekedar ngasih tau kalau dia sama kak Rega cerai" kata Rina lagi.

"Besok mas akan datengin Rega, dan ngomongin semua nya. Kalau memang dia udah nggak anggap Clara sebagai putri nya lebih baik kita minta Clara buat jadi istri Liam dan menantu kita sekaligus Mom Juna"

"Ya, aku setuju. Kalau kak Rega sudah lepas tangan tentang Clara dia nggak ada hak buat nentuin masa depan Clara"

.

Liam turun dari lantai 2, tadi setelah membersihkan diri dia melihat Juna yang seperti nya terbangun karena tidak ada lagi Clara di kamar nya lalu dengan sabar dia berusaha membuat Juna tidur lagi yang membuat dia juga tertidur. Sampai akhirnya sekarang jam sudah menunjukan pukul 2 pagi, dan Liam berkeliaran di rumah mewah milik keluarga nya.

Dia merasa haus sekaligus lapar, dan Liam juga ingin mencari keberadaan Clara yang tidak dia lihat. Seharus nya sejak Juna tidur dia mengantar Clara pulang tapi karena ketiduran dia tidak tau dimana Clara sekarang apa dia naik taksi? Tapi mereka sampai di rumah sudah cukup malam dan terlalu rawan untuk seorang wanita menaiki taksi malam malam.

Liam ingin bertanya kepada kedua orang tua nya, namun kamar mereka sudah tertutup dan dia tidak ingin menganggu tidur keduanya. Tapi saat melewati kamar yang berada di dekat tangga, Liam mengerutkan kening nya bingung karena sebelum nya kamar ini di tutup dan dikunci karena tidak pernah di pakai. Maklum ini adalah kamar tamu. Kini terbuka sedikit dan hanya ada pencahayaan dengan remang remang dari dalam.

Dan saat dia mencoba masuk kedalam, betapa terkejut nya Liam saat melihat Clara yang sedang nyenyak tertidur dengan handphone yang berada di tangan nya, wanita itu tertidur di sofa. Kalau tidak salah mengira seperti nya Clara kelelahan jadi nya dia tertidur begitu saja di sofa saat memainkan ponsel dan bukannya di atas kasur.

Tapi raut terkejut Liam berubah menjadi senyuman yang memabukkan jika di pandang oleh kaum hawa, dia senang ternyata Clara memilih menginap disini dibandingkan kembali ke apartemen nya malam malam. Langkah Liam membawa pria itu mendekat ke arah sofa dan mendekat ke arah sang wanita.

"Selamat malam sayang" kata Liam sambil mengecup pelan kening Clara, dia berniat memindahkan wanita nya ke kasur. Karena jika di biarkan Clara akan bangun dengan keadaan badan yang sakit.

Sebelum mengangkat Clara, Liam terlebih dahulu memindahkan ponsel Clara yang ada di atas perut wanita itu, dan saat akan meletakan ponsel itu diatas meja samping kasur tiba tiba saja ponsel itu menyala di sertai dengan notifikasi pertanda ada pesan yang masuk. Dan pesan yang masuk itu tentu saja langsung terbaca oleh Liam yang membuat pria itu mematung sebentar.

'Aku merindukan mu' pesan sarat akan kerinduan itu terbaca oleh mata Liam, dan hal yang membuat Liam terusik adalah si pengirim. Yang dia yakin adalah seorang pria karena nama yang tertera adalah Devan.

.

.

.

Rina tersenyum saat pagi pagi berada di dapur, karena yang pertama kali dia lihat adalah pemandangan dimana Clara sedang memasak sarapan di temani oleh Juna yang sudah duduk nyaman di kursi khusus milik anak itu dengan beberapa buah di hadapan anak itu. Dan dia juga melihat senyum tulus yang di kembangkan oleh Clara saat mendengar celotehan khas anak anak dari mulut Juna.

Karena tidak mau menganggu kebersamaan Clara dan Juna, Rina memutuskan untuk naik ke lantai 2 untuk membangunkan Liam. Dia sangat yakin jika sampai saat ini putra nya itu belum bangun karena kelelahan.

Saat sampai di depan pintu kamar sang putra, Rina mengerutkan kening nya heran saat melihat pintu kamar itu terbuka sedikit, lalu Rina langsung saja masuk kedalam. Namun tidak menemukan Liam yang seharus nya ada di atas kasur sedang tertidur dengan nyenyak. Langkah Rina menuju kamar mandi yang ternyata juga kosong, walk in closet juga tidak ada pertanda keberadaan Liam.

Langsung saja Rina turun kebawah, dan saat dia berada di anak tangga terakhir, dia melihat suami nya kemal yang sedang ingin berjalan menuju ruang tamu.

"Mas..." Panggil Rina yang membuat kemal membalikan badan dan menaikan alis pertanda bertanya ada apa

"Liam kemana? Kamu liat dia nggak? Aku nyari dia nggak ketemu di kamar nya"

"Itu-"

"Aku disini mam" kata Liam sambil menutup lagi pintu di belakang nya yang ternyata itu adalah kamar tamu yang di tempati oleh Clara semalam. Ya Liam tidur bersama dengan Clara tadi malam, hanya tidur tidak lebih karena keadaan Clara yang sedang datang bulan dan juga keduanya sedang lelah karena perjalanan panjang.

"Kamu kok keluar dari sana? Kamu semalam tidur di situ? Terus Clara gimana?" Tanya Rina heboh, jujur saja dia kaget dengan apa yang di lakukan putra sulung nya.

"Aku semalem kebangun tidur terus liat Clara tidur disini jadinya aku mutusin buat tidur sama dia selama" kata Liam terlampau santai yang membuat Rina menggeleng tidak percaya dengan apa yang dikatakan putra nya.

"Aku nggak mau tau mas, cepat nikahin Clara sama Liam. Buat mencegah Clara hamil sebelum menikah" kata Rina emosi sambil memegang kepala nya yang mulai pening dan berjalan menuju dapur menemui cucu dan calon menantu nya.

"Kamu ini ada ada aja si bang, udah tau di rumah ada papih sama mami malah satu kamar sama Clara. Bikin mami kamu pusing aja" kata kemal sambil menggeleng takjub dengan keberanian putra nya itu.

"Lagian aku sama Clara nggak ngapa ngapain juga pap semalem. Kita cuma tidur" kata Liam tetap dengan pendirian nya kalau yang dia lakukan tidak lah salah.

"Kayak nya mami kamu bener deh, kalian harus secepatnya dinikahin" kata kemal lalu meninggalkan putra nya sendiri disana.

Tbc

Daddy [M] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang