52|| Daddy

1.2K 105 2
                                    

Liam, kemal, Juna, Rina dan Clara sudah berada di meja makan dan akan melakukan sarapan setelah Clara menyelesaikan acara memasak nya. Saat ini Rina sendiri tengah mengambil makanan untuk sang suami, dan dengan cekatan Clara juga melakukan hal yang sama untuk Liam lalu mengambilkan untuk Juna.

"Terimakasih" kata Liam sambil menatap Clara yang di balas dengan senyuman wanita itu.

"Nah ini untuk Juna, ayo mom suapi" kata Clara lalu mengarahkan kursi khusus yang di duduki anak kecil itu kepadanya dan mulai dengan perlahan menyuapi Juna dengan telaten. Dan hal yang di lakukan oleh Clara tanpa rasa canggung itu tentu saja tidak luput dari perhatian kedua orang tua Liam.

Benar-benar sosok calon ibu idaman, dimana menyiapkan sarapan untuk sang suami lalu mengutamakan makan anak nya di bandingkan dirinya sendiri. Liam sendiri yang sadar jika Clara menunda makan nya untuk menyuapi Juna, dia melanjutkan acara makan nya sambil sesekali menyuapi Clara yang tentu saja di sambut baik oleh Clara.

Kedua orang tua Liam tersenyum melihat apa yang ada di hadapan mereka. Putra dan cucu nya terlihat lebih segar dan hidup setelah kehadiran Clara. Dan keduanya menjadi semakin yakin untuk menikahkan Liam dan juga Clara, dan tantangan terbesar mereka bukan lagi Rega tapi David dan Grace yang merupakan kakek dan nenek Clara.

.

.

.

Sarapan sudah selesai di lakukan, Juna sendiri juga sudah selesai dimandikan oleh Clara dan sekarang sudah terlihat tampan seperti Daddy nya. Memikirkan hal itu Clara terkekeh pelan, tadi pagi dia terbangun dengan wajah Liam yang berada di depan nya.

Awal nya Clara jelas kaget, karena seingat nya dia tertidur di kamar tamu rumah keluarga Pramudya seorang diri. Tapi saat bangun justru ada Liam di sebelah nya, sempat mengagumi paras tampan yang dimiliki pria itu yang benar-benar di turunkan kepada Juna.

Dan saat mengingat jika Juna seorang diri di kamar milik Liam, Clara langsung saja bangun dan menuju lantai 2 untuk melihat keadaan Juna yang ternyata sudah bangun. Jadilah dia membawa pria kecil itu untuk menemani nya masak di dapur.

"Mom..." Panggilan Juna pada Clara cukup keras karena sejak tadi mom nya ini tidak menanggapi saat di panggil tapi malah senyum senyum seorang diri sambil menatap kedepan.

"Eh- ah iya. Ada apa nak?" Tanya Clara tersadar dari lamunan nya saat suara kencang Juna masuk ke dalam telinga nya dengan indah.

"Mom kenapa?" Tanya Juna penasaran dengan yang terjadi kepada mommy nya ini.

"Mom sedang memikirkan Daddy sayang" bukan Clara yang menjawab itu, melainkan Liam yang datang entah dari mana dan mendudukkan dirinya di samping Clara dan mengecup pelan pipi berisi milik wanita itu.

"Huh? Kenapa mom memikirkan Daddy? Daddy kan ada disini?" Tanya Juna tidak mengerti.

"Udah jangan di pikirin sayang, dad kamu itu kalau ngomong emang suka sembarangan" kata Clara mengelak jika tadi dia memikirkan Liam. Lalu mengelus pipi Juna yang berada di pangkuan nya, mereka sedang menonton kartun omong omong.

"Aku tau kamu mikirin aku sayang... Kamu kangen aku?" Bisik Liam lirih tepat di telinga Clara yang membuat tubuh wanita itu meremang. Demi apapun yang di lakukan oleh Liam membuat kinerja otak dan tubuh Clara mengacau seketika.

"Apa sih kak..." Kata Clara berusaha menghindarkan telinga nya dari bibir Liam.

"Malam ini mau?" Tawar Liam kepada Clara, sontak saja wanita itu langsung menatap dengan garang karena paham apa yang di maksud kekasih nya ini,seperti menawarkan permen saja. Begitu santai.

"Kamu gila kak, sore ini aku pulang. Besok harus kerja" kata Clara lagi.

"Mom mau pulang? Juna ikut boleh?" Tanya anak itu menyahuti percakapan kedua orang dewasa di sekitar nya itu.

"Iya sayang mom mau pulang sore nanti karna besok mom udah harus kerja lagi di kantor Daddy. Dan Juna nggak bisa ikut mom karna Juna harus les kan besok?" kata Clara sambil menatap Juna yang mendongak untuk menatap nya. Memberikan pengertian jika anak itu tidak mungkin ikut dirinya tinggal di apartemen.

"Yahhhh.... Kenapa mom nggak tinggal disini aja sih?" Tanya Juna dengan wajah cemberut dan sedih nya. Semenjak les dia jadi mempunyai beberapa teman, dan teman nya itu selalu mengatakan jika setiap hari selalu diantar dan jemput ibu nya, lalu saat malam tidur bersama dengan kedua orang tua nya.

Juna ingin merasakan hal itu, tapi seperti nya tidak bisa karena mom dan dad nya tidak tinggal serumah.

"Nggak boleh sayang, mommy sama Daddy kamu itu belum menikah dan seharus nya kami tidak tinggal bersama" oh ayolah Clara hanya sedang menjelaskan sebagaimana mesti nya kepada seorang bocah. Walaupun pada kenyataan mereka berdua sudah melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan.

"Gimana kalau kita menikah aja Cla? Nggak perlu pacaran lama lama juga" ajak Liam dengan santai nya, karena dia memang sudah berniat menikahi Clara. Dan perkataan Clara kepada Juna dia tangkap sebagai kode jika wanita nya ini meminta untuk segera dinikahi, walaupun kenyataan nya niat Clara tidak lah sampai kesana.

"Siapa yang mau menikah?" Pandangan ketiga nya tertuju kepada suara yang sebenarnya tidak asing. Namun cukup mengagetkan terdengar di rumah besar itu.

"Pa-papah?" Lirih Clara saat melihat siapa yang datang, dan hal itu tidak luput dari pandangan Liam. Dimana Clara yang mulai bergetar karena melihat pria itu, Rega bersama dengan seorang pria muda yang tidak Liam kenal.

Langsung saja dengan sigap Liam berdiri dan menarik Clara berdiri dengan Juna di gendongan wanita itu. Lalu Liam menempatkan Clara dan Juna berada di belakang tubuh nya, dia tau Clara belum siap jika harus bertemu dengan ayah nya. Dan siapa juga yang mengundang pria itu datang kesini sekarang?

.

Rega mengerutkan kening nya bingung saat melihat seorang wanita yang sedang bersama dengan Liam dan juga Juna. Dia merasa tidak asing dengan wajah itu tapi dia lupa karena tidak pernah bertemu untuk waktu yang lama. Jika Rega lupa dengan siapa wanita itu, maka lain hal nya dengan Devian yang ikut datang bersama dengan ayah tirinya untuk mengunjungi sahabat pria itu. Dia jelas ingat jika wanita itu adalah Clara, sahabat sekaligus saudari tiri nya yang beberapa bulan belakangan ini menghilang dan berusaha dia dan kekasih nya Vani cari.

Dan ternyata wanita itu sekarang ada di depan mata nya bersama dengan seorang pria yang cukup matang dan seorang bocah yang nyaman di gendongan Clara. Devian jelas kaget, jika ternyata Clara kenal dengan rekan bisnis ayah tirinya yaitu keluarga Pramudya.

"Paman?" Panggil Liam sambil menatap kearah Rega yang hanya diam saja setelah bertanya tadi.

"Ah iya, siapa yang akan menikah? Kau akan mencarikan Juna ibu baru?" Tanya Rega lagi sambil berjalan mendekat, mendekatnya Rega ke arah mereka membuat Clara memundurkan dirinya beberapa langkah dan tidak berani menatap pria itu.

Bukan karena Clara takut akan ayah nya sendiri, tapi dia tidak ingin menangis karena melihat sosok pria yang membuat nya patah hati sekaligus kecewa. Sosok ayah yang seharusnya menjadi cinta pertama anak perempuan nya ini malah menjadi luka sekaligus trauma pertama pada anak gadis nya.

"Sayang, tolong panggil papih sama mamih ya di kamar nya" kata Liam pada Clara saat tau jika kekasih nya itu tidak nyaman.

"Emh, permisi" kata Clara lalu berjalan sambil menunduk menuju kamar orang tua Liam yang tidak jauh dari kamar tamu yang dia tempati.

"Clara... Lo apa kabar?" perkataan Devian barusan menghentikan langkah Clara yang akan menjauh, serta melunturkan senyuman di wajah Rega. Clara menegakkan pandangan nya, namun posisi nya kini membelakangi ketiga pria itu jadi tidak ada satupun yang bisa melihat ekspresi dari Clara.

"Baik" jawab Clara setelah itu melanjutkan langkah nya menuju kamar Rina dan juga Kemal.

.

"Kamu panggil tadi siapa bang?" Tanya Rega yang kini pandangan nya kepada anak tiri nya itu.

"Clara, dia Clara pah" kata Devian sangat yakin jika itu memang Clara. Rega langsung menatap ke arah Liam yang seperti nya hanya berekspresi biasa saja seakan tidak ada yang salah. Walaupun kenyataan nya memang tidak ada yang salah dengan apa yang dia lakukan.

"Kamu kenal sama Clara?" Tanya Rega.

"Ya, dia mantan murid ku waktu aku mengajar di Jakarta dan dia sekarang sekretaris sekaligus kekasih ku"

Tbc

Daddy [M] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang