45|| Daddy

1.7K 80 1
                                    

"Apa maksud kalian?" Tanya Clara, kali ini nada bicara nya tidak lagi santai seperti sebelum nya, karena emosi yang sudah terkumpul di kepalanya setelah mendengar perkataan dua orang tua di hadapan nya ini.

"Ra.. sabar" kata Liam mencoba menenangkan kekasih nya yang mulai kehilangan kesabaran. Meski dirinya juga marah mendengar apa yang dikatakan kakek dan nenek dari Clara ini tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan nya. Karena dia tau yang lebih marah adalah Clara dan jika tidak di cegah pasti wanita itu akan berbuat di luar nalar.

Clara menghembuskan nafas nya pelan mendengar perkataan Liam, emosi nya tidak bisa tertahan tadi. Karena menurut Clara ini semua adalah lelucon, bagaimana mungkin keluarga yang sejak awal tidak pernah menemui nya atau ada disisi nya tiba tiba saja meminta dirinya untuk hidup bersama dengan mereka dengan alasan apa tadi pewaris? Demi apapun Clara muak dengan keluarga Wijaya jadi tidak mungkin dia mau jadi pewaris keluarga itu.

"Kami sadar jika yang kami lakukan di masa lalu adalah kesalahan, dan yang terkena imbas nya adalah kamu. Kami merasa bersalah apa lagi saat tau kalau Rega ayahmu justru tidak peduli kepadamu. Kami marah, kami memang tidak setuju dengan pernikahan nya dengan ibumu bukan berarti kami tidak peduli kepadamu, bagaimanapun juga kamu tetap memiliki darah Wijaya. Maka dari itu kami memutuskan untuk menjadikan mu pewaris dari seluruh harta kekayaan Wijaya dan bukan ayahmu" kata David berusaha menjelaskan tujuan dan alasan nya pada Clara, karena keduanya sudah bertekad untuk menjadikan Clara pewaris, yang artinya dia berada di atas ayah nya sendiri posisi nya.

"Aku tidak membutuhkan itu semua, aku bisa berdiri diatas kaki ku sendiri. Tanpa nama Wijaya di belakang ku" jawab Clara cepat setelah David menyelesaikan kalimatnya.

"Apa maksud mu nak?" Kali ini Grace yang bertanya karena dia tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Clara.

"Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi memakai nama Wijaya di belakang nama ku. Karena bagi ku ada atau tidak nya nama Wijaya tidak ada hal yang spesial"

"Apapun yang kau lakukan dunia juga tau kalau kau adalah pewaris dari keluarga Wijaya. Itu adalah takdir mu sejak kau dilahirkan" kali ini David yang menjawab perkataan Clara tadi.

"Dan dilahirkan dari keluarga Wijaya bukan lah pilihan ku"

.

.

.

David dan juga Grace menepati janjinya untuk melakukan permintaan maaf secara langsung di depan media. Dan hal itu dilakukan sore hari setelah pertemuan nya dengan Liam juga Clara. Saat ini Liam sedang menonton video permintaan maaf yang dilakukan keduanya, setelah selesai pandangan Liam tertuju kepada Clara yang sejak tadi hanya diam sambil tiduran di atas kasur.

Tidak, Clara tidak tertidur hanya saja wanita itu lebih banyak diam setelah pulang dari bertemu kakek dan nenek nya. Setelah kalimat terakhir yang dikatakan Clara tadi kepada David, wanita itu langsung keluar begitu saja dari restoran yang membuat Liam mau tidak mau mengejarnya dan membawa nya kembali ke hotel.

Dan sejak mereka sampai di hotel 2 jam yang lalu Clara langsung mengganti pakaian nya dan berbaring di atas tempat tidur memunggungi Liam yang duduk di sofa. Tapi Liam tau jika Clara sama sekali tidak tertidur tapi Clara pasti sedang sibuk dengan pemikiran nya sendiri.

"Kak, kapan kita kembali ke Indonesia? Aku kangen Juna" Tanya Clara tiba tiba, bahkan tanpa berbalik menatap Liam yang ada di belakang nya. Clara mempertahankan posisi nya yang tadi.

"Malam ini aja kita pulang gimana? Kamu mau?" Tanya Liam sambil berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di samping Clara, dan memeluk wanita itu dari belakang.

"Hm, nggak papa kak. Malam ini aja aku mau cepet pergi dari sini" kata Clara lagi, Clara membalikan badannya lalu memeluk Liam dan menyembunyikan wajah nya di dada sang pria.

Liam membalas pelukan itu sambil mengelus dengan lembur juga pelan rambut serta punggung Clara. Dia tau jika Clara merasa tidak enak saat bertemu dengan David dan Grace tadi dan itu menjadi alasan utama wanita itu ingin pulang.

"Maaf..." Kata Liam, dia merasa bersalah karena tidak mencegah pertemuan itu. Dan dengan mudah nya percaya jika Clara akan baik-baik saja jika bertemu dengan David juga Grace.

"Hm?" Clara mendengar perkataan Liam mendongakkan kepalanya tidak mengerti.

"Maaf, karena aku kamu jadi ketemu sama mereka dan bikin suasana hati kamu nggak enak" kata Liam sambil menatap Clara tepat di mata wanita itu.

"Ini bukan salah kakak" kata Clara

"Tapi aku merasa bersalah, andai tadi pagi aku tetep nolak walaupun kamu bilang kamu siap ketemu mereka kamu pasti nggak kayak gini" kata Liam lagi kali ini sambil mengelus pipi Clara perlahan penuh dengan kasih sayang. Mendengar penjelasan Liam Clara menghela nafasnya perlahan.

"Aku emang kesel setelah ketemu sama mereka setelah tau akhirnya bakalan kayak gini, cuma mau bagaimana lagi. Kayak yang aku bilang kalo nggak sekarang kapan lagi? Dan suatu saat aku pasti bakal ketemu sama satu per satu keluarga aku cuma tunggu waktu aja. Dan aku nggak suka kakak nyalahin diri sendiri karena ini keputusan aku dan aku nggak nyesel, karna setelah ini aku bisa tau kalau tujuan mereka mau ketemu sama aku cuma satu yaitu mereka cuma butuh pewaris" ya Clara sudah merenungi apa yang terjadi hari ini dan sudah membuat sebuah kesimpulan.

Katakan Clara bodoh dengan memiliki kesimpulan seperti ini, tapi nyatanya yang di alami oleh Clara tidak ada seorang yang peduli pada nya sedikitpun tanpa ada maksud tertentu, terutama keluarga nya. Contohnya saja Devian ibu Devian yang tiba-tiba ingin bertemu dengan nya padahal mereka sebelum nya tidak saling mengenal, dan saat sudah bertemu Clara menemukan fakta jika wanita itu sekarang jadi ibu tiri nya.

Begitu juga dengan kakek nenek nya yang melakukan hal di luar nalar hanya agar bisa menemui nya, dan tujuan dari itu semua hanya karena membutuhkan penerus dari perusahaan nya. dan menurut Clara tidak ada satupun dari mereka yang tulus dan juga peduli padanya karena apa yang mereka lakukan memiliki maksud tertentu.

"Kalau kamu memang nggak nyesel, jangan diam diam kayak tadi. Aku nggak suka" kata Liam

"Iya sayang" kata Clara lalu mengapit pipi Liam menjadi satu menyebabkan bibir pria itu mengerucut kedepan lalu di kecup pelan.

"Udah ah, aku mau kemas barang. Kita jadi kan pulang malam ini?"

"Jadi dong" setelah itu Liam melepaskan pelukan nya dan membiarkan Clara memberikan barang bareng nya untuk di bawa pulang.

.

.

.

"Ini semua data tentang Liam Pramudya yang anda minta tuan"

"Terimakasih Leo kamu boleh pergi" Leo pun membungkukkan badannya lalu melangkah pergi dari ruangan tuan besar nya itu.

"Kamu yakin kalau Clara punya hubungan sama bos nya itu?" Tanya Grace pada sang suami saat mereka sama sama membuka berkas yang berisi data diri dari Liam dan keluarga nya.

"Ya, ditambah waktu Clara marah tadi siang dan di tenangkan oleh Liam dia langsung tenang. Dan aku rasa hubungan mereka lebih dari seorang atasan dan bawahan"

"Lalu bagaimana jika memang itu benar?"

"Apa lagi? Kita haru tetap membawa Clara untuk tinggal di London dan mengambil alih perusahaan dan melanjutkan perjodohan"


Tbc

Daddy [M] (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang