Clara membuka mata nya saat sinar matahari menerpa wajah nya, ketika sudah sepenuh nya sadar Clara mengerutkan kening nya bingung. Seingat nya tadi malam dia dan Liam sedang dalam perjalanan menuju Indonesia, dan Inggris Indonesia membutuhkan waktu berjam-jam lama nya terbang. Tapi ini dia ada sebuah kamar mewah seperti kamar hotel, dan jika tidak salah hitung Clara baru tidur selama 4 jam yang seharusnya masih di atas pesawat.
"Kak..." Clara mencoba keluar dari kamar dan mencari keberadaan Liam, dan saat sampai di ruang tengah dia melihat kiper milik nya dan juga Liam yang berada disana namun tidak ada Liam disana.
Langkah Clara tertuju pada koper yang diatas nya ada tas milik nya, dan mengambil ponsel dari dalam nya. Mencoba menghubungi Liam namun tidak juga ada jawaban, setelah lelah mencoba nya Clara memutuskan untuk berjalan menuju balkon.
Dan betapa terkejutnya dia saat pemandangan menara Eiffel ada di depan matanya, yang artinya saat ini dia berada di Paris.
"Ini seriusan gw ada di Paris?" Tanya Clara masih tidak percaya, padahal dia berniat datang ke negara indah ini Minggu depan.
"Kamu beneran lagi di Paris sayang" kata Liam yang mengagetkan Clara dan memeluk wanita itu dari belakang.
"Kakak dari mana? Aku nyariin dari tadi" kata Clara sambil membalikan tubuh nya, membuat keduanya saling bertatapan sekarang. Clara langsung mengalungkan kedua tangan nya di leher Liam dan menatap penuh damba pada kekasihnya yang sekarang terlihat sangat tampan.
"Aku tadi abis ambil makanan yang aku pesan buat sarapan kita" kata Liam sambil menunjuk makanan diatas meja ruang tengah lewat mata nya.
"Kakak pesan di luar?" Tanya Clara lagi
"Iya, yaudah yuk makan dulu. Aku tau banyak yang mau kamu tanyain ke aku tapi kita makan dulu setelah itu aku janji bakalan jawab semua pertanyaan kamu" kata Liam yang sadar pasti Clara memiliki pertanyaan mengapa mereka bisa di Paris dan bukan nya perjalanan ke Indonesia.
.
.
.
"Jadi kenapa kita jadinya di Paris dan bukannya di Indonesia?" Tanya Clara ketika kedua nya sudah selesai makan.
"Ya sebenarnya nggak ada alasan khusus sih, cuma aku rasa nggak ada salah nya kali kita Dateng ke Paris kan kamu juga bilang kalau Minggu depan kamu di undang ke acara pameran seni nya Kei" kata Liam mengatakan maksudnya.
"Tapi kan acaranya masih Minggu depan kak" kata Clara yang tidak mengerti dengan alasan yang di berikan oleh Liam.
"Iya nggak masalah kita liburan aja disini selama seminggu" kata Liam lagi, karena memang ini sudah direncanakan oleh nya.
"Tapi Juna?" Tanya Clara karena dia tau jika Liam tidak mungkin selama itu meninggalkan putra nya.
"Udah nggak papa, Juna pasti ngerti kok lagian ada nenek kakek nya juga yang jagain dia"
"Tapi-"
"SST... Udah kita nikmatin liburan aja disini. Masalah perusahaan juga kan udah selesai jadi nggak ada salah nya kalau kita liburan" kata Liam lagi saat tau Clara ingin memberikan alasan untuk menolak rencana nya.
"Iya sih" kata Clara
"Sayang dengerin aku" kara Liam sambil menangkup wajah Clara dengan tangan nya agar seluruh pandangan wanita nya ini tertuju kepada nya.
"Aku tau banyak hal yang lagi kamu pikirin belakangan ini, terutama tentang pertemuan kamu sama kakek dan nenek kamu. Aku pengen liburan kita seminggu di Paris ini bisa bikin kamu nggak terlalu kepikiran sama masalah itu lagi" akhirnya Liam mengatakan maksud dan tujuan nya membawa Clara ke Paris
"Tapi kan nggak harus sekarang juga kak aku takut kerjaan kakak keganggu dan nggak enak juga kalo ninggalin Juna lama lama" kata Clara, jujur saja dia senang akhirnya bisa datang ke negara yang terkenal keromantisan nya ini hanya saja jika mendadak seperti ini Clara juga tidak suka.
"Iya iya maaf karna nggak ngasih tau kamu dari awal, dan karna udah terlanjur mending kita nikmatin aja ya waktu kita disini" perkataan Liam barusan dijawab anggukan oleh Clara karna apa yang dikatakan pria itu benar, mereka sudah terlanjur ada disini jadi nikmati saja.
.
.
.
Saat ini Clara dan Liam sedang berada di jembatan Pont Alexandre III, salah satu jembatan terindah dan mewah juga terkenal di Paris. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan menyusuri jalan sepanjang jembatan itu.
Tidak banyak yang dikatakan oleh keduanya namun mereka berdua menikmati hal yang sedang di lakukan.
"Kamu suka disini?" Tanya Liam yang sejak tadi memperhatikan jika Clara terus tersenyum saat keduanya sampai di jembatan yang indah itu.
"Aku suka banget kak, sungai Seine di bawah ini juga indah" kata Clara lagi sambil menatap Liam sekilas lalu pandangan nya kembali ke sungai Seine yang membentang di bawah jembatan itu.
.
.
.
Keiland yang sedang mengendarai mobil nya tiba-tiba saja memberhentikan laju mobil itu di pinggir jalan dan menatap ke arah belakang melalui kaca yang berada di tengah.
Dia menajamkan pandangan nya demi memastikan apa yang di lihat nya adalah nyata. Dia melihat Abang nya sedang bersama dengan wanita yang dia sukai, berjalan berdua sambil berpegangan tangan. Dan wajah di wanita terlihat sangatlah bahagia.
"Kei ada apa?" Tanya teman Kei saat pria itu memberhentikan mobil dan melihat ke belakang yang dia sendiri tidak tau apa yang di tatap oleh pria itu.
"Oh emh e-enggak" kata Kei lagi dengan gugup lalu melanjutkan perjalanan dengan mengendarai mobil itu lagi menuju tujuan nya.
.
Keiland baru saja sampai di apartemen tempat nya tinggal selama berada di Paris, setelah sebelum nya mengantar teman nya kembali ke rumah. Sejak sampai tadi hingga sekarang sudah sekitar 15 menit Keiland menatap ponsel nya bimbang antara ingin menghubungi Clara atau tidak untuk memastikan keberadaan wanita itu ada dimana.
Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi langsung Clara, degub jantung Kei berdetak dengan tidak karuan sejak dering panggilan pertama terdengar di telinga nya, cukup lama Kei menunggu sampai akhirnya di dering ke 5 panggilan itu di angkat, tapi suara yang tidak di harapkan terdengar.
'Halo' suara itu adalah suara Liam Abang nya, yang mengartikan jika apa yang dia lihat siang tadi di jembatan Pont Alexandre III memang benar Liam dan juga Clara.
'halo' suara itu kembali terdengar saat tidak mendapatkan sahutan dari Kei, sampai akhirnya tersadar Kei langsung memutuskan panggilan itu sepihak tanpa mengatakan apapun karena bagi nya itu sudah cukup membuktikan kemungkinan jika Liam dan Clara kembali bersama.
Ternyata takdir bahkan tidak berpihak padanya kali ini, dia yang sudah bertekad mengungkapkan perasaan nya pada Clara nanti ketika pameran seni yang dia adakan di datangi si wanita seperti nya harus pupus. Walaupun pada awal nya dia berusaha menerima apapun jawaban Clara sekalipun wanita itu menolak nya.
Tapi kali ini bahkan belum ada pernyataan cinta dan juga penolakan tapi jauh lebih sakit yang di rasakan Keiland ketika menyadari jika dirinya kalah bahkan sebelum memulai, dan yang mengalahkan nya adalah Liam yang mana adalah kakak kandung nya sendiri.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy [M] (On Going)
Romantizm⚠️ WARNING!!!⚠️ HARAM UNTUK ANAK KECIL Clara Wijaya namanya, dia adalah seorang anak keluarga kaya raya namun bukan keluarga yang harmonis, atau bisa di katakan juga broken home. Dalam hidup Clara belum pernah sekalipun merasakan yang namanya kasih...