25. A Dream And A Nightmare

256 36 13
                                    


[ source: https://zfhousing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ source: https://zfhousing.en.made-in-china.com/product/hOAQIUidgHWJ/China-Luxury-Big-Crown-Villa-Electric-Gate-Easily-Assembled-Aluminum-House-Main-Gate.html ]


Pecahan Kedua Puluh Lima

A Dream And A Nightmare


Off terbangun saat sinar matahari menembus jendela rumah sakit, memberi cahaya yang menyilaukan mata. Saat matanya terbuka, yang ia lihat pertama kali adalah wajah Gun dari samping. Mata Gun yang terbuka mengerjap lucu, terlihat sedang memikirkan sesuatu. Diam-diam, Off menerbangkan harap untuk dapat melihat pemandangan pagi hari seperti ini selamanya.

"Sudah bangun, sayang?"

Suara serak Off membuat Gun terhenyak. Ia segera menoleh ke samping kanan, mempertemukan matanya dengan mata sembab yang terlihat ogah-ogahan membuka.

"Selamat pagi, Off."

Off tersenyum kecil mendengar sapaan ceria Gun. Perasaannya sudah jauh lebih baik. Ia tidak ingat sejak kapan tubuhnya rebah miring di samping kanan Gun. Sejak tadi malam, tangan kanannya dengan hati-hati memeluk perut Gun, berusaha tidak berpindah semalaman agar tidak mengenai lukanya.

"Lukamu masih sakit? Apa aku tanpa sengaja menyentuhnya?"

Gun menggeleng beberapa kali, membiarkan Off bernafas lega.

"Tidur lagi saja. New belum datang."

Off kembali menutup mata. Ia mengecup pundak kanan Gun main-main.

"Aku merasa bersalah." Off mengeratkan tangannya di perut Gun. "Tidur tanpa ganti baju, tanpa cuci muka, aku pasti kotor sekali. Aku bau keringat dan malah tidur denganmu. Maafkan aku, ya. Harusnya aku mendengarkan Singto dan pulang ke asrama dulu."

Gun mencubit-cubit tangan Off di perutnya. "Kamu berkata seperti itu sambil memelukku sangat erat. Aku tidak tahu harus percaya atau tidak."

Off terkekeh, ia mengusakkan wajahnya di pundak Gun. "Maafkan aku."

Gun teringat ucapan Off semalam. Jujur saja, ia sudah tidur terlalu banyak beberapa hari terakhir. Jadi tadi malam ia hanya tidur 3 jam. Setelah terbangun sampai sekarang, Gun masih memikirkan bagaimana cara mengajak Off berbicara mengenai ucapannya.

"Off..." Gun memanggil hati-hati.

Off masih memejamkan mata, tidak rela bangun terlalu pagi. Tidur sampai siang setelah menjalankan misi adalah mimpi yang ia ingini. "Hmm?"

"Semalam... Kau bilang—"

"Aku mau sikat gigi." Off segera membuka mata, lalu memaksa dirinya sendiri untuk duduk. Punggungnya terasa pegal. Ia melakukan peregangan sebentar sebelum turun dari ranjang. "Kita harus sarapan, sayang. Aku akan sikat gigi dan cuci muka, setelah itu aku akan membantumu membersihkan diri. Biasanya seorang perawat akan datang membawa air hangat dan sarapan sebentar lagi. Tunggu aku, ya."

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang