9. Lachrymose Rain

715 118 24
                                    


[Source: https://www

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Source: https://www.calloways.com/wp-content/uploads/celosia-red-0773400678.jpg]


Pecahan Kesembilan

Lachrymose Rain



[Warning!!! Chara Death. Sedikit angst. Suicidal attempt.]


Dalam rimbun rumput hijau yang membentang di antara perumahan, di tengah sejuk semilir angin laut yang berderu, bau amis menguar, melesak busuk pada hidung-hidung yang menghirup. Puluhan raga tak bernyawa tergeletak di jalanan, di atas rerumputan, di samping rumah yang terdiam, di tengah lengang dengan kawanan camar yang berterbangan tinggi di langit Oun. Camar-camar itu memekik riang, seolah sedang berpesta menertawai puluhan mayat di bawahnya. Dari kejauhan, suara ombak yang terdengar seperti hujan bersela di tengah pekik camar.

Ohm menutup mulut, menahan mual yang melilit perut. Swain Wanpadej mengusap punggung Ohm, berharap dapat mengurangi rasa mualnya walau itu sia-sia. Di antara mual yang mati-matian Ohm tahan, air matanya telah melesak lebih dulu ke pelupuk.

Off, Arm, Tay, dan Singto berdiri di belakang Swain Wanpadej, bersiap jika camar-camar di angkasa itu tiba-tiba menyerang turun.

Dan benar, begitu melihat kehidupan di atas tanah Oun yang telah dipenuhi mayat membiru, camar-camar itu melesak turun, siap menyebar racun dari paruh-paruh kuning yang membusung.

Swain Wanpadej menarik Ohm mundur, mempercayakan perlindungan pada 4 siswa kelas spesial yang siap bergerak maju. Namun, dalam hati yang kalut karena kehilangan orangtua, teman, kerabat, dan orang-orang yang biasa menyapa di tanah tempat ia lahir dan bertumbuh, Ohm melepaskan diri dari tarikan Swain Wanpadej, bergerak maju. Di tengah linangan buih bening yang tidak berhenti memaksa keluar dari kedua bola mata, Ohm putus asa, bersama perih yang menyeruak dan menyayat menjadi luka yang menganga. Ohm sudah cukup sering ditinggalkan. Dan saat ini, ketika semua orang telah pergi, Ohm tidak ingin menjadi satu-satunya orang yang bertahan untuk tetap berdiri, sendiri.

Dari buram pandangan karena air mata, Ohm merentangkan tangan, siap dengan camar pertama yang melesat lurus ke arahnya. Begitu paruh kuning satu camar terdepan hanya berjarak lima centi dari kening Ohm, camar itu berhenti, mengepak-ngepakkan sayap dan terbang mengambang di depan Ohm. Mata merahnya bertemu dengan mata Ohm yang dipenuhi luka.

Satu camar itu memekik keras, lalu kembali terbang tinggi, seolah mengisyaratkan camar-camar lain untuk mengikuti. Ohm menautkan alis, menatap Swain Wanpadej dan 4 siswa kelas spesial di belakangnya dengan bingung. Tidak hanya Ohm, tetapi lima orang di belakangnya sama bingungnya, tidak mengerti dengan tingkah camar-camar itu.

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang