[source:https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2017/10/shutterstock_165452462.jpg]
Pecahan Kedua Puluh Dua
Soul Qualia
Pagi-pagi sekali, Gun membantu Aye memetik beberapa stroberi di halaman belakang panti. Off sedang berkeliling untuk melihat perkembangan situasi, sedangkan Tay masih tertidur pulas.
"Tidak perlu sungkan. Kau boleh memakannya kalau kau mau."
Aye tersenyum manis pada Gun. Keranjang stroberi di tangan Aye sudah penuh. Sedangkan keranjang Gun baru terisi separuh. Sepertinya, ia ketahuan memperhatikan stroberi-stroberi merah ini terlalu lama.
Gun tersenyum canggung, berpikir keras sebaiknya memakannya atau tidak.
"Aku masuk lebih dulu untuk menyiapkan sarapan. Kalau keranjangmu sudah penuh, kau bisa menyusul."
Gun mengangguk pelan, membalas senyum Aye. Setelah itu, Aye berjalan anggun kembali ke dalam rumah.
Kebun stroberi ini tidak bergitu luas. Tapi buahnya cukup lebat. Pohonnya berdesak-desakan di tanah, terhampar 5 baris memanjang ke belakang. Di setiap sisi, terdapat pagar pembatas kayu setinggi pinggang, memisahkan area rumah panti dengan rumah-rumah penduduk lain. Sesekali, warga yang lewat di luar kebun menyapa Aye dengan ramah. Bahkan saat Aye sudah kembali ke dalam, beberapa warga masih melempar senyum ke arah Gun, padahal ia tidak sedang mengenakan jas almamaternya. Di beberapa sisi, penduduk Halmeida terasa begitu hangat.
"Terlihat segar."
Gun tersentak kaget. Ia buru-buru menoleh ke kanan, menemukan Off yang sedang memperhatikan isi keranjangnya.
"Bagaimana situasinya?"
Gun berjongkok di depan pohon-pohon stroberi, mulai memilah-milah dan memetik yang paling merah.
"Sejauh ini aman." Off turut berjongkok di sebelah kanan Gun, turut memetik stroberi. "Ini boleh dimakan?"
Gun melirik pada satu stroberi di tangan Off. "Aye bilang, boleh."
Off mengulurkan satu stroberi di tangannya di depan mulut Gun. Gun menatap Off heran, namun berakhir menggigitnya separuh. Air stroberi yang Gun gigit merembes hingga ke sudut bibirnya.
"Kelihatan manis."
Gun mengunyah stroberi dalam mulutnya pelan, menikmati rasanya. Lalu, ia mengangguk, menyetujui ucapan Off.
"Aku jadi ingin mencobanya."
Stroberi di dalam mulutnya menahan Gun untuk berbicara. Ia buru-buru menyodorkan keranjang stroberi di depan Off, menawari. Namun, Off menangkis keranjang itu menjauh, lebih memilih untuk menarik tengkuk Gun mendekat, lalu mengecup bibir Gun, sebelum akhirnya melumat rembesan merah di sana. Gun terkejut pada gerakan Off yang tiba-tiba. Sayangnya, Off tidak berhenti di sana. Off melesakkan lidah ke dalam mulut Gun, merebut stroberi dan segala manis di dalamnya. Gun panik, takut terlihat warga yang lewat, ia berusaha mendorong Off dengan satu tangan yang bebas, tapi Off lebih keras kepala. Off masih sibuk mencecap manis di bibirnya, memastikan sisa-sisa rasa stroberi berhasil ia rebut seluruhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sore of The Hiraeth [OffGun]
Fantasy[ONGOING] 2025, gerbang dimensi manusia-iblis terbuka. Iblis turun ke bumi dan menghancurkan peradaban teknologi. Tidak ada yang bisa mengalahkan iblis kecuali sihir api. Manusia meninggalkan teknologi dan mulai mempelajari sihir. Swain Academy tahu...