[Source: https://pixabay.com/photos/wallpaper-horse-grazing-5125768/]
Pecahan Ketiga Belas
Nightfall Wish
"Aku saja." Off Adulkittiporn dengan sigap meraih tas besar dari tangan Gun, memindahkan tas itu dari pemiliknya yang masih berdiri di depan gerbang mansion panti menuju kereta panjang yang ditarik 4 kuda kecoklatan.
Pagi masih terlalu dini saat Off dan sebuah kereta kuda sampai di depan mansion Mama Godji. Gun bahkan masih mendengar riuh jangkrik saat lenguhan kuda yang dipacu pak kusir mulai terdengar. Sisa remang malam belum habis, masih bergumul ria dengan kabut-kabut tipis. Gun mengeratkan jaket kulit krem dengan bulu-bulu putih di sekitar leher.
"Kita akan menempuh jalur Aphcra. Besok saat pulang baru mampir ke Halmeida sebentar untuk liburan, hadiah karena menyelesaikan misi. Kalau berangkat lewat Halmeida pasti ingin mampir, takut memakan terlalu banyak waktu," jelas Off sambil menata tas Gun di bagian pojok kereta.
Gun menoleh pada Mama Godji yang berdiri di ambang gerbang.
"Gun pamit."
Mama Godji tersenyum dan sedikit mengangguk, melepaskan anak uniknya dalam sebuah perjalanan panjang. Tangan Mama Godji meremas ujung apron yang ia kenakan, menyembunyikan gelisah yang tidak ingin ia utarakan. Entah karena apa, perasaan was-was menghantui sejak Gun menceritakan tentang misinya ke desa Kou. Mungkin karena perjalanan misi sebelumnya yang membuat Gun pulang dengan kesehatan yang tidak stabil, atau mungkin karena ingatannya tentang Gun 10 tahun lalu kembali tertapak jelas setelah beberapa hari yang lalu Off datang menemui dan memintanya bercerita, atau mungkin juga karena cerita Off tentang Att yang Off bagi suka rela. Mama Godji tidak tahu pasti. Tetapi selama Off bersama Gun, Mama Godji merasa bisa mempercayakan keselamatan Gun pada penerus King itu.
"Gun."
Gun yang hendak melangkah naik ke kereta, berakhir mengabaikan uluran tangan Off, lalu menoleh pada Mama Godji.
"Iya?"
Mama Godji sudah membuka mulut, namun suaranya tertahan di tenggorokan, menahan diri agar tidak melarang Gun menjalankan misi. Mama Godji kembali meremas-remas ujung apron, melirik kesana kemari, dan menghembuskan nafas kasar.
"Kalau," Mama Godji berusaha memikirkan pembahasan lain, "kalau sempat ke pusat kota Aphcra, temuilah Jeje."
Gun tersenyum, merekahkan aroma manis dari dua pipi yang berceruk.
"Sepertinya tidak mampir, tapi kalau mampir akan Gun sempatkan."
"Hmm. Hati-hati."
Gun mengangguk sekali, lalu meraih tangan Off yang masih menggantung, menunggu untuk digapai. Perlahan, Off menarik tangan Gun, bersamaan dengan kaki Gun yang menjejak ujung lantai kereta setinggi pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sore of The Hiraeth [OffGun]
خيال (فانتازيا)[ONGOING] 2025, gerbang dimensi manusia-iblis terbuka. Iblis turun ke bumi dan menghancurkan peradaban teknologi. Tidak ada yang bisa mengalahkan iblis kecuali sihir api. Manusia meninggalkan teknologi dan mulai mempelajari sihir. Swain Academy tahu...