17. A Pair of Sore

698 106 29
                                    



[Source: https://twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Source: https://twitter.com/luvvoffgun/status/1277127666701709312?s=20]


Pecahan Ketujuh Belas

A Pair of Sore



Jauh di Barat Laut Swain Academy, beberapa kilo meter ke Utara kediaman keluarga Kirdpan, sebuah danau biru membentang. Danau jernih yang berhias Lotus-Lotus putih di tiap sisi tepi. Juga rimbun Tabebuya merah muda di sekelilingnya. Bagi Tay dan New, danau biru itu menyimpan kenangan yang mereka tidak akan lupa.

Off mengayunkan pedangnya pada ratusan lalat hitam yang berterbangan di atas danau. Sekali sayat, ratusan lalat hitam itu jatuh ke permukaan danau, menimbulkan kecipak halus yang tenang, lalu menghilang sebagai abu yang tenggelam.

Off menghela nafas, mengembalikan Dark Sousha menjadi seutas gelang rantai yang melingkar di pergelangan tangan. Danau ini seharusnya menjadi tempat yang berharga untuk dua temannya.

"Tapi kenapa kalian tidak datang?" Off menendang satu batu kecil ke tengah danau dengan kesal. Batu itu terhempas, berkecipak menyapa permukaan air, lalu tenggelam. "Aku jadi harus membasmi iblis itu sendiri." Off meracau. "Kalau mereka datang pun tetap aku sendiri yang membasmi iblis itu. Tapi—" Off menoleh ke belakang, memperhatikan satu sosok mungil yang sedang duduk sambil membaca buku di bawah pohon Tabebuya.

Sejak seminggu yang lalu—sejak Tay keluar dari penjara, sosok mungil itu benar-benar mengabaikannya. Off terus berpikir, di bagian mana dari sikapnya yang mungkin menyinggung. Namun setelah tujuh malam suntuk berpikir, alih-alih mendapat jawaban, hubungan mereka kian renggang. Off merasa sungkan untuk mendekat, karena takut tanpa sengaja akan membuat ia semakin tidak nyaman.

"Sudah selesai?"

Off terkesiap. Entah sejak kapan Gun sudah berdiri di depannya. Off buru-buru mengangguk.

"Sudah."

"Aku mau pulang."

Kaki kecil Gun melangkah ringan, menjauh dari Off yang masih terdiam.

"Tu-Tunggu!" Gun tidak menggubris, ia terus saja melenggang pergi. Off cepat-cepat melangkahkan kakinya, menarik nafas dalam, mengumpulkan keberanian, lalu meraih lengan kiri Gun. "Tunggu!"

Langkah Gun berhenti. Ia menoleh dengan wajah yang terlihat kesal. "Apa?"

"Ka—" Entah sejak kapan, Off merasa kesulitan berbicara pada Gun. Off memperdalam tarikan nafasnya, mengais keberanian dari kelopak-kelopak merah muda yang berterbangan di sekeliling mereka. "Kamu marah?" ucap Off hati-hati.

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang