Chapter 1-4 : Tragedi di Jalan Coontz

54 2 0
                                    

19 Januari 2013

Sepulang sekolah, aku bergegas pulang dan menuju rumah Sandy. Aku tidak tahu mengapa, tapi Sandy yang menyuruhku ke rumahnya. Dia menyuruhku dengan nada yang serius, aku yakin pasti ada sesuatu yang penting.
Aku melihat sebuah mobil polisi di depan rumahnya, jantungku semakin berdebar-debar, ada apa sebenarnya?
Pagar rumah dan pintunya sudah terbuka, jadi aku masuk saja. Ternyata di ruang tamu sudah ada Sandy dan seorang polisi.
"Eh, maaf mengganggu" ucapku
Seorang polisi itu bertanya padaku,"Apa kau Yoga?"
Belum sempat aku menjawab tiba-tiba Sandy menyela
"Ya, dia orangnya. Cepat masuk dan duduk, ini sangat penting"
"Ba..baiklah"
Aku duduk di sebelah Sandy, setelah itu polisi itu memperkenalkan dirinya padaku
"Saya Detektif Scott, tujuanku disini adalah memberi tahu kalian bahwa kalian sedang diincar oleh kelompok penjahat pelaku bom itu."
"Hehehe.. aku sudah menebaknya" kata sandy dengan wajah arrogant.
"Kami menerima pesan dari orang tidak diketahui, yang isinya 'Bawakan aku kedua bocah itu', diduga itu adalah pesan dari anggota kelompok itu, sampai sekarang aku masih belum bisa menangkap kelompok tersebut. Dan karena kalian akan terancam bahaya, aku menyarankan kalian untuk pergi jauh dari sini, dan memalsukan identitas kalian."
Aku terkejut mendengarnya, mereka benar-benar akan membunuh kita berdua! Sandy pun menolak saran itu
"Jangan, aku tidak akan bisa hidup seperti itu, begitu juga temanku. Saya mohon maaf pak, tapi kami akan menjaga diri kami. Aku akan memasang kode yang juga berfungsi sebagai alarm di depan pagar. Hanya saya,Yoga, dan pak Brown saja yang akan mengetahui kodenya. Jadi, kita akan tahu jika ada yang menerobos masuk." Ucapnya
"Tapi itu bisa diretas, masih belum cukup aman nak. Lagipula mereka bisa saja membunuh kalian tanpa masuk rumah kalian, seperti memasang bom di tembok luar." Kata detektif itu.
"Iya memang, tapi aku tidak akan pergi jauh dan memalsukan identitasku"
"Yang sudah kuberitahu tadi, adalah cara teraman menyelamatkan nyawamu. Dan menyelamatkan orang dalam bahaya adalah tugas kami (kepolisian)"
"Begini saja pak, kita akan memalsukan identitas kita, tapi kami akan tinggal disini, sebagai orang lain. Tolong sembunyikan atau hapus informasi tentang kami..."
"Itu tetap tidak akan bekerja, mereka akan tetap...."
Sebelum det.Scott menyelesaikan bicaranya, tiba-tiba terdengar suara tembakan dan kaca rumah Sandy pecah terkena sebuah peluru.
*PIARRRRRRRR*
Det. Scott berteriak pada kami
"Cepat sembunyi!"
Kami bersembunyi di dekat jendela sambil mengintip keluar. Terlihat sebuah mobil berisi 4 orang, kemudian mobil itu mulai berjalan meninggalkan tempat
"Ayo cepat masuk mobil!"
Kita bergegas masuk mobil. Pak Scott menyalakan mobil dan bergegas mengejarnya. Sambil menyalakan sirine, dia mengangkat HT di mobilnya dan menghubungi kepolisian
"Sebuah kelompok bersenjata sedang melarikan diri, posisi di Perumahan Kavill, dan menuju keluar perumahan, mereka bisa menuju ke jalan Coontz atau Brocks, jadi kita perlu tim untuk menghadangnya di Brocks dan Coontz".
Tiba-tiba dua anggota yang duduk di belakang mobil itu mengeluarkan setengah tubuhnya dari jendela, dan mengarahkan pistol ke arah kami
"Menunduk! Sembunyi di bawah!" Kata Det.Scott sambil menghindar tembakan. Dia mengambil pistol dan menembak mobil penjahat itu, sambil mengemudi. Benar-benar beresiko.. aku tidak yakin apakah det.Scott bisa selamat dari tembakan. Kita sudah keluar dari daerah perumahanku ,dan ternyata mereka menuju Coontz, keadaan semakin menegangkan.. kaca mobil yang kami tumpangi sudah pecah dan tidak ada kaca tersisa yang dapat menutupi kami, tetapi untungnya, penjahat itu malah kembali masuk ke mobil, jadi kita tetap mengejarnya. Dan yang mengejutkan, salah satu penjahat mengeluarkan tubuhnya lagi dan kali ini dia membawa.... SHOTGUN! sial..
"Oh tidak, cepat bersembunyi di bawah." Kali ini det.Scott memberhentikan mobilnya dan berlindung juga, karena dia bisa tertembak peluru secara langsung tanpa melewati kaca, terpaksa kita harus merelakan bedebah-bedebah itu pergi, Sial.
Tapi untungnya, belum terlalu jauh mobil penjahat itu meninggalkan kami, sebuah mobil polisi menabraknya dari arah samping, aku tidak tau bagaimana timingnya bisa tepat, tapi itulah kenyataannya.
"Syukurlah, ayo kita hampiri mereka!" Kata pak Scott, kemudian kami menghampiri mereka.
Keempat penjahat itu keluar dari mobil, dan tampaknya mencoba melarikan diri ke belakang, tapi mereka mengurungkan niatnya karena mereka tahu kami menghampiri mereka. Kemudian terlihat seorang penjahat secara sembunyi-sembunyi mengambil sesuatu dari mobilnya, tapi anggota polisi lain yang menghadangnya menembaknya dan penjahat itu tergeletak di tanah. Setelah polisi itu melepaskan tembakannya,3 penjahat yang tersisa dengan cepat mengambil tembak dan terjadilah baku tembak.
"Kalian menjauhlah dari tempat ini. Aku akan mencoba menghentikan penjahat itu" kata pak Scott sambil mengambil tembaknya.
Kami pun menjauh dan bersembunyi di sebuah toko. Semua orang bersembunyi di bangunan terdekat, dan meninggalkan mobilnya. Tidak ada mobil yang melewati tempat kejadian.
Dan sial, kami melihat pak Scott tertembak di dadanya. Kemudian penjahat yang menembak pak Scott juga ditembak oleh seorang anggota polisi. Dari empat anggota polisi yang datang, hanya dua yang selamat. Sama halnya dengan penjahat tersebut yang tersisa dua.
Kami menghampiri pak Scott yang tertembak. Dan menanyakan keadaannya.
"Kau tidak apa-apa pak? Bertahanlah, ambulans akan segera datang." Kata Sandy
"Ti..dak apa...apa.. aku..akan...baik..saja" katanya sambil menahan sakit.
Kemudian kedua penjahat itu melarikan diri ke arah yang berbeda. Satu ke arah barat, satu lagi ke arah timur. Penjahat yang berlari ke arah barat menembak salah satu polisi yang tersisa, dan tertembak oleh satu-satunya polisi  yang tersisa. Kami dan seorang polisi yang tersisa itu pun mengejar penjahat yang berlari ke arah timur. Kami harus ekstra berhati-hati mengejarnya karena dia membawa senjata. Sepertinya dia menyadari bahwa orang yang mengejarnya sebanyak tiga orang. Mungkin karena itu, penjahat itu menarik seorang pria gendut dan dijadikan sandra.
"Semuanya menjauh!! Atau aku tembak orang ini." Katanya sambil membulatkan tangannya ke leher sandra dan mengarahkan pistol kepada pria gendut yang ketakutan itu. Kami hanya berjarak sekitar 10-11 meter dari penjahat itu.
"Menjauh kalian orang-orang brengsek!" Tambahnya.
Kami hanya diam, pak polisi di sebelah kami juga mengarahkan pistolnya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Kataku.
"Aku tau apa yang harus AKU lakukan." kata polisi itu.
Kemudian pak polisi itu menembakkan pistolnya ke kaki sandra! dan berlari ke arah penjahat itu. Aku terkejut, dan berkata pada Sandy
"Apa yang dia lakukan??!!"
"Tenang. Dia menembak kaki sandra supaya sandra itu jatuh, dan penjahat yang membawanya akan kewalahan menahan berat badan sandra. Lihat saja."
Dan ternyata benar, penjahat itu tidak kuat menahan berat sandra yang berbadan besar, dan lengah. Kesempatan ini digunakan polisi itu untuk menangkapnya. Dia menghantam wajah penjahat itu dan tergeletak. Kami menghampirinya dan Sandy mengambil pistol yang jatuh di dekat penjahat itu. Sandy meng-kokang pistol itu, dan mengarahkan kearah penjahat itu. Polisi itu memborgol kedua tangan si penjahat, dan berkata pada kami
"Terima kasih sudah membantu kami, dan ini adalah kedua kalinya kalian beraksi melawan penjahat. Sayangnya empat anggota kami gugur di tempat kejadian. Ini adalah tragedi. Sampai jumpa.."
Dia pergi dan menggiring si penjahat ke mobilnya, aku melihat dari kejauhan ambulans membawa polisi-polisi yang gugur. Dan sandra yang tertembak kakinya.
"Aku tidak menyangka kita menyaksikan kejadian yang menimbulkan pertumpahan darah beberapa orang. Kurasa aku akan mencari aktivitas penenang pikiran untuk melupakan tragedi traumatis ini." Kataku.
"Ini adalah tragedi di jalan coontz. Tragedi coontz." Sandy membalas perkataanku.
Kami meninggalkan tempat dan memanggil taksi.
Kami masih tidak percaya Detektif Scott gugur melindungi kami. Jasanya membuatku terbayang-bayang. Aku tidak bisa melakukan sebuah aktivitas tanpa memikirkan kejadian itu. Rest in Peace Detektif Terry Scott.
-End of the episode-

The Baker's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang