Chapter 2-4 : White Mask

13 2 0
                                    

"White Mask!" kata Sandy tiba-tiba. Wajahnya langsung berubah dari penuh penyesalan menjadi sedikit panik, "Yoga, kau membawa motor kan? Cepat ambil motormu! dan aku tunggu kau disini.Cepat!

"B..b..baiklah.." Kataku.

Aku langsung berlari menuju halaman parkir restoran yang baru saja aku kunjungi, butuh waktu agak lama, hingga aku akhirnya dapat membawa motorku keluar. Tetapi saat aku kembali ke tempat Sandy, dia sudah tidak ada. Aku sudah menduganya, tapi ke arah mana dia pergi? Polisi mengejarnya ke arah utara, dan White Mask terlalu pintar untuk dapat ditangkap polisi. Jadi, aku simpulkan dia tidak berlari ke arah itu. Bisa jadi ke arah barat,timur atau selatan. Tetapi White Mask selalu berlarian di atap bangunan, sedangkan ke arah barat adalah daerah pusat kota WideField, dimana gedung-gedung dibangun sangat tinggi, jadi dia juga tidak mungkin kesana. Tinggal timur dan selatan, tidak ada kemungkinan yang logis yang dapat membedakan kedua arah tersebut. Tapi aku yakin Sandy akan menuntunku ke sana, tapi bagaimana? Ah! Bodohnya aku! Tentu saja dia meninggalkan petunjuk.. seingatku tidak ada benda ini di depanku tadi. Sebuah kayu kecil yang dipatahkan, kemudian bagian ujungnya diarahkan ke samping. Dia menuju ke arah Timur. Baiklah, secepat mungkin aku harus ke sana, ke arah timur berarti aku harus melewati lorong-lorong gedung gelap.

Aku tetap mengemudi ke arah timur, aku yakin jika sudah di tempat tujuan, Sandy akan memanggilku. Tapi hal itu tidak terjadi. Malahan, sebuah tali tak terlihat sedang melintang di depanku dan aku tersandung, hingga motorku terseret jauh. Aku terbaring di samping tempat sampah, dan aku melihat dua orang bertopeng mendekat ke arahku. Dan salah satunya memukulkan sebuah benda tumpul ke kepalaku hingga aku tak sadarkan diri.

-------

Aku terbangun, sepertinya di sebuah rumah atau gedung tak berpenghuni. Aku terduduk di sebuah kursi, dan tanganku diikat di bagian belakang kursi tersebut. Dua orang bertopeng tadi ada di depanku, dan salah satunya berkata sesuatu,

''Apa yang akan kita lakukan dengan anak sialan ini? Apa kita bunuh saja?''

''Wah jangan kawan, kita tidak membunuh..'' jawab yang lain.

"Hahahaha.. aku hanya bercanda. Kita tunggu saja si putih, dia yang akan mengurus anak ini.."

''Kalian tidak membungkam mulutku? Bagaimana kalian yakin aku tidak akan teriak?'' Kataku pada mereka.

''Oh kami sangat yakin tidak akan ada yang mendengar kau berteriak.. hahaha.'' kata salah satunya, ''Ah, ini dia si putih..''

Seorang pria bertopeng putih memasuki ruangan, dia adalah White Mask. Dia mendekat padaku, dan berkata sesuatu,

''Hai.. bagaimana kabarmu?'' Sapanya seolah-olah dia mengenalku.

''Apa aku mengenalmu?'' Jawabku dengan ekspresi menantang.

''Oh aku yakin kita saling mengenal,'' katanya, ''Maksudku, selain pertemuan awal kita dimana kau dan teman detektifmu itu gagal menangkapku, aku yakin kita bertatap muka beberapa kali sebelumnya..''

''Suaramu familiar, tapi aku tetap tidak tahu siapa kau. Memangnya kau siapa?''

''Bukankah kau detektif? Seharusnya kau mencari tahu sendiri..''

Aku memang mengenal suaranya, tapi aku tidak tahu itu suara milik siapa,

''Dimana Sandy?'' Tanyaku padanya

''Dia ada di ruangan lain, tenang saja.. dia aman. Aku tidak berniat menyakiti kalian. Bahkan, aku bingung apa yang akan aku lakukan sekarang dengan kalian..''

''Tampaknya kau tidak seperti orang jahat,White Mask..''

''Memangnya siapa yang mengatakan bahwa aku orang jahat? Hanya karena aku ini musuh polisi, bukan berarti aku jahat.''

The Baker's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang