Chapter 1-7 : Desa Berhantu? Part 1

38 1 0
                                    

13 April 2013

Hari ini hari Sabtu, yang berarti besok adalah pengumuman lomba karya ilmiah remaja yang aku dan Sandy ikuti. Aku berharap bisa memenangkannya, dan 5 tim terbaik akan mendapatkan hadiah berupa uang, dan yang paling penting adalah, mendapat kesempatan untuk mengikuti study tour ke Desa Cahlenfield. Desa ini terkenal dengan salah satu tempat study terbaik terutama jika objek penelitiannya adalah tanaman. Oke itu saja sedikit gambaran tentang Desa Cahlenfield, karena aku tidak terlalu bersemangat bercerita jika aku tidak benar-benar di tempat itu.

Hari libur memang rasanya tidak berkesan jika hanya di rumah saja, jadi aku berniat untuk keluar dan mencari makanan. Ya, aku pergi sendiri, dan kurasa tidak ada yang salah dengan itu. Aku memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran fast food, yang dimana, aku melihat Sandy dan Luna, duduk berdua. Sudah lama aku tidak melihat mereka bersama, sampai-sampai aku mengira bahwa mereka sudah putus. Kemudian aku menghampiri dan menyapa mereka.
"Hai guys.. wah wah, jarang sekali aku melihat kalian bersama seperti ini."
"Hahaha kau benar. Setelah nama kita sudah diketahui banyak orang, aku sedikit menjauh dari orang-orang di sekitarku karena aku takut mereka akan terancam bahaya. Tapi syukurlah, sekarang aku sudah merasa aman." Kata Sandy.
"Hei, besok adalah pengumumam lomba karya ilmiah yang kalian ikuti kan? Seharusnya kalian kepikiran tentang hal itu, tapi aku tidak melihat adanya kecemasan di mata kalian." Ucap Luna. Kemudian aku membalasnya.
"Sebenarnya sih, aku sedikit kepikiran. Tapi ya.. sudahlah.. mencemasi sesuatu itu tidak baik. Hei san, aku harap keberuntungan ada pada kita besok."
Dan dengan nada bicara khasnya, dia menjawab.
"Tidak ada yang namanya keberuntungan. Adanya yaitu usaha."
"Well well, terserah kau saja. Oh iya, selamat menikmati kencannya.. kurasa aku akan menempati kursi kosong di sana."
"Hei, hei tunggu dulu, kau mau kemana? Kau bisa bergabung dengan kita." Kata Sandy.
"Tidak usah, kawan. Aku ingin membiarkan kalian menikmati quality time masing-masing. Dan kurasa sendiri juga menyenangkan."
"Hm.. baiklah, terserah kau saja." Jawab Sandy dengan nada serupa dengan kata yang kuucapkan tadi. Kemudian, yah.. kurasa tidak ada yang spesial setelah itu.

Keesokan harinya, aku sudah menyiapkan diri di depan komputerku sambil menunggu pengumuman. Pengumumannya dikeluarkan jam 8 pagi, yang berarti kurang 5 menit dari sekarang.
5 menit berlalu, pengumuman dikeluarkan. Dan aku terkejut bukan kepalang, saat aku melihat namaku dan Sandy terpampang di deretan 5 teratas, lebih tepatnya peringkat 3. Itu artinya aku akan berangkat ke Desa Cahlenfield besok. Woohoo. Kemudian Sandy meneleponku.
"Hai yoga, syukurlah kita mendapat posisi 5 teratas, meski sayangnya, kita tidak bisa mendapatkan peringkat pertama. Tapi kurasa itu tidak apa-apa" katanya dengan nada yang terdengar sedikit gembira.
"Well, siapa yang peduli dengan peringkat? Yang penting kita mendapat 5 teratas kan?"
"Ya, itulah yang aku coba katakan. Oh iya, jam 1 siang nanti kita akan menghadiri rapat persiapan study tour besok. Jangan lupa ya.."
"Tenang, aku tidak akan lupa."

Akhirnya sekarang jam 1. Aku berkumpul dengan beberapa tim dari sekolah lain. Sekedar informasi, bahwa 1 tim berisikan dua anggota. Aku melihat 2 tim dari SMA 2 Widefield, 1 tim dari sekolah yang sama denganku yaitu SMA 1 Widefield, dengan anggotanya yaitu Cindy dan Laura. Dan 1 tim lagi dari SMA 1 Oldwings, Oldwings adalah kota tetangga Widefield. Jadi meskipun berbeda kota, jaraknya tidak seberapa jauh.
Kemudian salah satu panitia menyuruh kami berkumpul, dan menyampaikan informasi terkait dengan pelaksanaan study tour tersebut, orang itu bernama Pak Jack. Pak Jack juga yang mendampingi kita semua saat pelaksanaan study tour nanti, dan syukurlah, dia terlihat ramah, jadi aku tidak perlu takut dia akan sangat tegas saat study tour nanti.

Malamnya, aku menyiapkan semua barang yang akan kubawa besok, aku menaruh pakaianku di koper beroda, beberapa pakaian dan keperluan lainnya di ransel. Mungkin aku terlihat seperti orang yang akan berkelana, tetapi ini karena pelaksanaan study tour tersebut berlangsung selama 6 hari. Ibuku juga membuatku makanan sebagai bekal di perjalanan nanti. Ya, menurutku itu wajar karena aku anak tunggal.

The Baker's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang