Aku terbangun di pagi hari. Tidak ada kegiatan hari ini.. Kurasa aku akan di rumah dan tidak lupa juga bahwa ada janji dengan Sandy dan Theresa jam 8 malam.
Malam harinya, aku berangkat menuju 4th Square Dinner. Aku memasuki restoran ini. Restoran yang mewah dan bergaya klasik, seperti pada era Victoria. Kulihat banyak sekali pengunjung dan sulit untuk menemukan Sandy. Tapi akhirnya kulihat Sandy melambaikan tangannya ke arahku, aku pun menghampirinya.
Dia duduk bersama Theresa di salah satu kursi yang disediakan.
"Kau lama sekali...." kata Sandy.
"Oke Mr.Smart-ass," Kataku, "Katakan padaku apa yang akan kita lakukan di tempat ini."
"Aku akan memainkan piano yang itu.." Katanya, kemudian dia berdiri dan beranjak menuju panggung dimana musisi tamu bermain. Dia mulai duduk pada kursi piano dan melemaskan jari-jemarinya. Kemudian dia berkata,
"Aku akan memainkan lagu. Lagu ini kutujukan pada seorang wanita yang ada di ujung sana." Katanya sambil menunjuk Theresa. aku melihat wajah Theresa yang sedikit kemerahan.
"Hei, dia tidak benar-benar bermaksud seperti itu kan?" Dia tanya padaku.
"Tidak tahu pasti," Jawabku, "Dia orang yang sulit ditebak."
Sandy mulai memainkan Pianonya dengan lemah lembut, tapi aku dapat merasakan emosinya tertuang saat memainkannya. Aku tidak tahu apa yang sedang dimainkannya, tapi itu sangat indah.
"Dia sedang pemanasan,seperti yang dilakukan Pianis lainnya," Kata Theresa,
Lalu aku melihat sedikit guncangan pada matanya yang membesar tiba-tiba,
"Di...dia..bermain dengan nada A minor!" Katanya sedikit terkejut,"Sepertinya aku tahu apa yang akan dia mainkan selanjutnya."
Aku hanya diam saja karena aku tidak tahu-menahu soal musik. Tapi aku merasakan adanya goncangan yang serius pada ekspresi wajahnya.
"Ini dia!" tiba-tiba Sandy berkata dari panggung, kemudian memainkan sebuah lagu.
"D..dia memainkan Fur Elise seperti yang kukira!" kata Theresa.
"Oh..aku tahu ini.. dia juga menyinggung soal ini kemarin siang.." kataku pada Theresa.
Kemudian Sandy berhenti memainkan pianonya dan berdiri,
"Kau benar,Yoga.." Katanya sambil berjalan dan menuju ke arahku, "Itu sebabnya aku meminta pertemuan di tempat yang ada pianonya.. agar aku dapat memainkan lagu favorit seseorang, iya kan Daniel?" Katanya sambil menghadap ke belakang meja kami.
Aku melihat pria yang duduk dengan seorang wanita di belakang meja kami. Badannya membelakangi kami. sehingga aku tidak tahu siapa dia..
"Daniel? Apakah itu kau?" Kata Theresa
Pria itu membalikkan badannya, kemudian melepas rambut pasangan dan kacamatanya,
"Iya,Theresa.. ini aku" katanya dengan tatapan penuh rasa malu dan amarah.
"Jadi,Theresa. Pria ini sengaja membuntutimu, dengan menyamar dan membawa seorang wanita yang sepertinya hanyalah temannya sebagai alat penyamaran untuknya." kata Sandy
Lalu wanita yang sedang bersama Daniel berdiri, dan mengatakan sesuatu pada Daniel,
"Jadi bohong soal berkencan denganku? Jadi kau hanya ingin melihat mantan kekasihmu yang sedang bersama pria lain? Aku benci kau!"
Wanita itu langsung meninggalkan tempat dengan langkah yang cepat.
"Siapa itu,Dan?" kata Theresa
"Dia adalah anak dari teman ayahku sesama musisi, ayahku ingin sekali dia menikah bersamaku.Dialah yang menjodohkanku dengannya" kata Daniel.
"Apa? Jadi dialah wanita yang dijodohkan denganmu? Karena itulah kita putus!" kata Theresa.
"Aku bisa jelaskan ini, Theresa.." jawab Daniel penuh penyesalan
"OH!" tiba-tiba Sandy memotong, "Ini bagianku! Sekarang aku yang jelaskan.." Katanya
"Jadi,Theresa. Aku dapat menyimpulkan ini semua karena satu lagu. Yaitu Fur Elise. Aku menyadarinya saat memeriksa daftar lagu yang dimainkan di akun Youtube dan Songlist konsernya.Seorang pecinta Beethoven tidak pernah memainkan salah satu lagu yang paling dikenal.Kenapa? Karena lagu itu mengandung arti yang sangat sentimental baginya. Fur Elise, pada awalnya banyak teori yang menunjukan bahwa judul aslinya adalah Fur Therese, atau yang berarti For Therese. Nama itu sangat mirip dengan namamu. Dan lagu itu mengingatkannya padamu. Dia masih cinta padamu, dia sangat sedih jika mendengar lagu itu.Oleh karenanya, dia tidak pernah memainkan lagu itu."
Daniel tiba-tiba tepuk tangan. Kami semua tercengang. Kemudian dia katanya,
"Bravo bravo.. aku tidak tahu bahwa detektif muda ini memang benar-benar...Bodoh!"
"Apa?" kata Sandy terkejut.
"Hipotesamu itu salah dasar kau sok pintar! Kau benar-benar tidak tahu apa arti lagu itu bagiku dan kau dengan bangga menyinggungnya?! Aku benar-benar tidak terima!"
"Lalu apa arti lagu itu bagimu Daniel?" Kata Theresa penuh perhatian.
"Elizabeth Moren. Dia adalah adik kandungku, yang meninggal 8 tahun yang lalu saat usianya masih 7 tahun. Fur Elise benar-benar mengingatkanku padanya. Aku memanggilnya Elise. Dia gadis yang cantik dan sangat cerianya, meski ketika dia mulai tahu bahwa dia divonis mengalami tumor otak. Dia sangatlah mirip denganmu,Theresa. Karena itulah aku sangat menyayangimu. Aku tidak pernah menganggapmu seorang kekasih, kau selalu kuanggap adikku. Bahkan aku sempat berpikir kau adalah dia dengan tubuh orang lain. Aku sangat merindukannya, karena itulah aku tidak ingin kau pergi dariku.. karena denganmu AKU BISA MERASAKAN SAAT-SAAT BERSAMA ELISE! YANG SANGAT TIDAK MUNGKIN AKAN TERJADI LAGI SEUMUR HIDUPKU!" katanya sambil meneteskan air mata, "Aku selalu menangis ketika mendengar lagu Fur Elise, karena itu sangat mengingatkanku padanya."
Sandy sangat merasa bersalah, kemudian denga berkaca-kaca dia mengatakan pada Daniel,
"Daniel, kami benar-benar minta ma.."
"Kurasa ini cukup jelas," kata Daniel "Sekarang, jika kalian mengijinkanku pergi.." katanya. Dia pergi sambil mengusap air mata yang membasahi wajahnya.
"Daniel,Tunggu!" kata Theresa, "Kurasa kita cukup sampai disini,Sandy dan Yoga. Aku akan membayar biaya kalian setelah aku selesai dengan Daniel." Katanya kemudian berlari mengejar Daniel.
"Kau baru saja mematahkan hati anak itu,anak muda.." Kata seorang pria tua yang berada di samping meja kami. Perhatian semua orang tertuju kepada kami. Sandy hanya berdiri disana dengan pandangan penuh rasa bersalah. Kemudian dia langsung pergi tanpa berkata apa-apa.
"Sandy,Tunggu!"
Kita berjalan keluar restoran, dia tetap berjalan tanpa berkata apa-apa.
"Sandy, kau tahu ini bukan salahmu. Kau tidak perlu seperti itu.. Kau hanya ingin menolong Theresa,kan?"
Dia tetap tidak berkata apa-apa. Aku tahu perasaannya, pasti sangatlah buruk. Aku merasa kasihan padanya.
Kemudian terdengar bunyi suara sirine polisi yang mendekat. Perhatian Sandy langsung tertuju pada mobil polisi yang mendekat.
"Kau tidak bisa lari,White Mask. Kami akan segera menangkapmu!" kata pria di dalam mobil polisi dengan menggunakan speaker. Rupanya dia sedang mengejar White Mask.
"White Mask!" kata Sandy tiba-tiba. Wajahnya langsung berubah dari penuh penyesalan menjadi sedikit panik, "Yoga, kau membawa motor kan? Cepat ambil motormu! dan aku tunggu kau disini.Cepat!
"B..b..baiklah.." Kataku.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baker's Story
Mystery / ThrillerBersetting di sebuah kota fiksi Widefield. Menceritakan tentang seorang anak baru di SMA Widefield bernama Yoga Prasetyo. Setelah bertemu dengan teman barunya yang bernama Sandy Baker, kasus-kasus kejahatan selalu muncul di kehidupannya yang akhirny...