PLAK
"Buka anjing!! lu tuh pacar gua lu punya gua bangsat." sebuah tamparan dan teriakan terdengar dalam sebuah rumah.
"A-aku ga mau Lex, aku cuma bakalan kasih sama suami aku nanti," ujarnya sambil terisak.
BUGH PLAK GRAP
"ARGH," teriaknya.
"DENGERIN GUA YA REVA!!! LU TUH PUNYA GUA DAN HAK GUA!!" Ia berteriak sambil mendorong kasar Reva
"kenapasih Lex?! kalo lu sayang sama gua, lu harusnya ga kaya gini ke gua!" Dengan Prustasi ia berteriak
Lelaki itu dengan tergesa mencoba melepas sabuk celananya, ia menatap Reva nyalang lalu dengan keras ia menendang pinggang kanan Reva.
"Bacot anjing!! lu cuma harus nurut sama gua bangsat, Buka baju lu atau gua robek sekarang!" Dengan sabuk ditangannya ia mencambukkannya pada tubuh Reva.
Disaat seperti itu, datang dua orang paruh baya. Mereka terkejut dengan apa yang terjadi dihadapannya, sang ayah berlari sambil berteriak kencang.
"Mau kau apakan anakku bangsat!!!" Dengan sekali pukulan, Alex terjatuh.
Dengan amarah yang sangat memuncak, sang ayah memukuli Alex dengan brutalnya. Sang ibu menarik anak semata wayangnya menjauh dari mereka berdua. Dengan isak tangisnya, Reva menjauh menahan sesak dihatinya.
Ketika ia sedang berjalan memasuki kamarnya, Reva terjatuh pingsan membuat sang ibu panik hingga berteriak kencang. Sang ayah yang masih meluapkan emosinya berhenti dan berlari menuju kamar putri tunggalnya.
"Nak, nak bangun nak. Astaga, bu bawa kunci mobil kita ke rumah sakit sekarang," ujarnya panik.
Alex yang mendapat kesempatan kabur pun pergi secepat mungkin, sang ayah yang tau hal itu tak memperdulikannya. Dengan cepat sang ayah membawa Reva menuju rumah sakit.
Setelah lama dirawat, akhirnya Reva tersadar. Ia menatap langit dengan diam dan tatapan kosongnya, kemudian ia meminta tolong sang ibu untuk membantunya duduk. Tak sengaja ia melihat handphonenya di atas meja samping ranjang pasien. Ia mengambilnya, dan mencoba menghubungi kekasihnya, Alex.
Lama berdering, akhirnya tersambung.
"Ha-"
"..."
Deg
"..."
"Ah ga," dengan menahan sesak ia bertanya, "Alexnya ada?"
"..."
Tes
Air matanya mulai berjatuhan, dengan menahan tangis ia meratapi handphonenya. Dengan perlahan, ia mematikan sambungan telfonnya.
"apa kurangnya aku Lex? sepenting itu sex buat kamu?" Dengan kuat ia memukul dada kirinya, mencoba untuk menghilangkan sesak di hatinya. Namun, semua itu tak terjadi lama. Sang ibu berlari menghampirinya untuk menghentikan tindakannya.
Dua hari setelah kejadian itu, datanglah Cira, Dira, dan El bertujuan menjenguk Reva yang sedang terbaring di atas tempat tidur namun dengan tatapan kosongnya.
Mereka mencoba menghibur Reva, mencoba mengambil atensi Reva untuk mengalihkan pikirannya.
"Yang," ujar Dira
"Kenapa yang?" Ia menatap wajah Dira.
"Aku kan tadi beli seblak yang paling peduli loh yang, ko jadi seblak yang dicari kalo butuh aja," sebalnya.
"Ha? maksudnya yang?" Cira bertanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ituloh, Seblak Take care aku maunya. Malah seblak Kerupuk," ujarnya polos.