4

5.9K 311 5
                                    

Sinar mentari menyinari pagi yang begitu membosankan untuknya, ia dengan malas bangkit dari tempat tidurnya.

"Lemes bener anaknya mommy, kenapa sayang?" Terlihat guratan di kening wanita yang terlihat masih awet muda itu.

"Gapapa, El boleh ga izin sekolah mom?" Dengan langkah yang gontai, ia berjalan menghampiri sang ibu lalu bersandar di bahunya.

"Kamu sakit?" Dengan khawatir ia menyentuh kening anak semata wayangnya.

"Engga panas ah, mau bolos yaaa...hmmm." godanya.

"Iya, El males sekolah hari ini," ujarnya.

"Ga boleh sayang, hari ini kan pelantikan kak Angel dan pacarnya sebagai kepala sekolah dan wakil sekolah baru," jelasnya.

"Hufh, ya udah deh," keluhnya.

Pasti nyesel lagi hari ini- batinnya.

Dingdong

Suara bel masuk pun berbunyi, semua siswa berkumpul di aula sekolah. Aula yang mulanya sepi kini terlihat sangat ramai dengan teriakan, bisikan, maupun pembicaraan siswa siswi sekolah.

"Wih, katanya pelantikan kepsek sama wakepsek baru," ujar Dira.

"Iya by, denger-denger katanya mereka ini pasangan lesbi loh," sambung Cira

"Serius? Gila ni sekolah," ujar Reva.

...

...

...

"El, lu kenapa? Ko diem bae, sakit lu?."  Dira menatap El bingung.

"Gapapa, fokus aja," ujarnya.

Reva yang melihat itu hanya mengangkat bahunya acuh.

Pelantikan pun selesai, semua siswa siswinya keluar dari aula dan kembali ke dalam kelas masing-masing.

"Ppsstt, si El kenapa dah diem Bae?" Cira bertanya.

"Ga tau by, lagi ga mood kali," ujarnya.

El terlihat sedang memandang jendela yang menghadap ke lapangan sekolah, ia diam termenung.

BRAK

Ketiga orang itu terperanjat kaget, lalu memandang Reva yang berada di sampingnya.

"Anjir woe, gua di tembak gila sama Alvin," ujar Reva sedikit histeris.

Deg

Tembak?- batinnya.

"Wih, terima aja sih ya toh lu juga demen kan ya?" Cira memberi saran sambil menatap sahabatnya itu.

"Yoi, sebelum lupa ingatan cuy," ujarnya.

El hanya diam tak merespon, ia melainkan mengambil handphonenya lalu memainkannya sebelum akhirnya ia keluar ruangan sambil membawa tas sekolahnya.

"Eh eh, lu mau kemana anjir?" Dira menatap El yang hendak pergi.

"Ga enak badan keknya gua, gua balik ya. Duluan," ujarnya sambil melangkah pergi.

"Cepet sembuh ya El, ga seru kalo kaga ada lu," ujar Reva.

El diam sejenak, lalu tersenyum miring.

Ga seru atau ga ada yang lu bisa tanya soal Alvin?- batinnya.

Akhirnya El melangkah kembali keluar menuju parkiran sekolah, setelah sampai di parkiran sekolah ia menelfon seseorang.

"Tunggu di sana, gua otw," ujarnya.

Setelah telfon berakhir, ia pun pergi.

Sekitar 1 jam perjalanan karena macet, ia sampai di sebuah cafe yang berada tak jauh dari rumahnya.

Ia berjalan masuk ke dalam lalu melangkah menuju seseorang yang sedang duduk sambil berbincang dengan seseorang.

"Yo, Vin, Ser," ujarnya sambil duduk.

"Hai El, tumben ngajak bolos?" Sera menatapnya sambil menggenggam tangannya.

"Gapapa, mager aja," ujarnya.

El kemudian mengambil handphonenya lalu mengetikan sesuatu, tak lama Sera pergi izin ke toilet.

"Kenapa bang?, kusut amat," ujar Alvin, Yap Alvin.

"Gapapa, contrast ya lu dah jadian," ujarnya.

"Wih makasih ya bang," ujarnya.

"Tapi gua mau jujur, hanya sekedar jujur. Boleh kan?" El menatap mata Alvin.

"Boleh lah bang, ngapa emang," ujarnya.

"Gua suka sama Reva dari lama, dan gua diam bukan ga mau berusaha. Gua masih menunggu dia sembuh dari lukanya karena mantannya, tapi nyatanya keputusan gua malah mendatangkan jarak yang lebih jauh lagi buat gua capai. Ya, lu datang dan akhirnya dia tertarik dan suka sama lu. Yang bahkan hari ini udah jadian bahkan tepat di depan mata gua dia heboh karena jadian sama lu," ujarnya.

....

"Gua cuma mau jujur itu, gua ga akan ganggu apapun tentang kalian. Gua akan selalu kasih jarak buat dia," ujarnya.

"Lu boleh pergi atau stay, Sera mau keluar sama gua," ujarnya.

Alvin diam tak bersuara hingga El pergi menyusul Sera yang berada di parkiran cafe.

El menghampiri Sera yang sedang berada di atas motornya, ia pun memakaikan helm yang sengaja ia selalu bawa awalnya untuk jaga-jaga apa bila Reva ingin diantar.

"Mau kemana?" Sera bertanya pada El yang sudah siap.

"Kemanapun, selama itu sama kamu," ujarnya.

Tak disangka, kata kata itu membuat Sera tersenyum malu.

"Nonton boleh ga El?" Sera bertanya sambil memegang jaket El.

"Boleh, mau nonton apa?" El menyampingkan tubuhnya sedikit untuk bertanya.

"Horor lah ya, pengen nonton horor sih," ujarnya.

"Oke."

El menjalankan motornya menuju tempat yang sudah di tentukan, ia membelah jalanan dengan kecepatan sedang.

Setelah sampai, mereka pun turun dan El membantu Sera yang kesusahan membuka helmnya.

Setelahnya, Sera yang merasa senang pun menarik tangan El untuk cepat memasuki kawasan mall.

Keduanya sampai di dalam studio bioskop setelah lama menunggu sebelumnya.

El mengambil hpnya lalu memfoto momen itu sebentar lalu El memposting foto itu di status WhatsAppnya, setelah itu ia fokus menonton.

El mengambil hpnya lalu memfoto momen itu sebentar lalu El memposting foto itu di status WhatsAppnya, setelah itu ia fokus menonton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukannya tadi bilangnya sakit? Ko jalan, sama siapa lagi. Mana caption-nya alay bat anjing, siapa dah tu orang," gerutu Reva.



________________________________________

Thank you for reading this story, I hope you all like this story.

sweet womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang