[08]

628 51 1
                                    

“Hallo pak, apa kabar? ” tanya chenle, menyapa security yang menjaga di depan rumah yang sering ia datangin.

Security yang sedang bersantai sambil ditemanin oleh secangkir kopi dan surat majalah, membalas sapaan pemuda mungil yang sering datang ke rumah majikannya.

“Ya nak, kabar bapak baik seperti yang nak chenle liat. ” ucapnya, chenle tersenyum simpul mendengarnya.

Setelah pulang sekolah chenle menyempatkan diri ke rumah jisung, sudah dua hari ia tidak pergi ke rumah jisung karena alasan malas dan pulang sekolah ia pasti akan di antar pulang oleh sungchan, teman barunya.

Memang kemauan nya sendiri datang ke mari, yaa karena terpaksa juga sih. Kemarin ia tak datang juga karena kemauannya, ia malas melihat muka pemuda yang sangat menyebalkan baginya.

Saat pulang sekolah tadi, chenle tidak pulang bareng sungchan karena anak itu ada urusan mendadak yang mana tidak bisa mengantar diri nya pulang, chenle sih tidak masalah, toh ia bisa pulang naik bus.

Berhubung arah jalan rumah nya dan jisung hampir searah, ia berhenti di pemberhentian bus didepan komplek perumahan rumah jisung. Sedangkan rumahnya masih harus lurus lagi, ada sekitar 12 km lagi sampai di pemberhentian bus didepan komplek perumahan rumah nya.

“Ah, ya nak. Kemana saja kamu dua hari tidak datang ke sini? Biasanya kamu selalu datang ke sini setelah pulang sekolah. ” tanya security itu.

Chenle tidak tau harus mencari alasan apa, yang ia lakukan hanya tertawa canggung.

“K-karena saya kecapekan pak, jadi ga sempet kesini dan langsung pulang. Memang nya kenapa pak? ” bohong chenle, sebenarnya karena ia malas datang ke rumah itu, ditambah lagi ia diantar pulang oleh teman barunya.

Security itu mengangguk paham, merasa kasian dengan pemuda mungil didepannya “oh, gitu? Tidak ada, hanya saja tuan muda menanyakan kamu kemana ke bapak, sedangkan bapak saja tidak tau kamu kemana. ”

Lagi, chenle hanya bisa tersenyum tak enak hati dengan pria parubaya itu, pasti kena marah majikan yang tidak tau diri itu.

“Terus nak chenle tau tidak?” security itu menjeda ucapannya, chenle hanya menggelengkan kepalanya tanda ia tidak tau apa-apa, lalu security itu kembali melanjutkan ucapannya.

“Aura tuan muda sangat menyeramkan saat tau bahwa nak chenle tidak datang ke sini.

Lalu, tadi saat keluar, raut wajah tuan muda terlihat sangat marah. Bapak jadi takut dengannya, tidak biasanya dia semarah itu. ”

Security itu melanjutkan ucapannya, ia tidak berniat menakuti chenle, tapi memang benar apa yang ia ucap kan nya . Sudah dua hari aura tak mengenakan keluar dalam diri tuan mudanya, terlihat sangat marah.

Susah payah chenle menelan air liurnya saat mendengar cerita dari security itu, tiba-tiba perasaan tak mengenakan datang “beneran pak? Bapak ga boong kan sama saya? ” tanyanya memastikan bahwa security itu tidak membohongi dirinya.

Security itu mengangguk cepat “Beneran nak, mana mungkin bapak boong. Apa muka saya terlihat sedang berbohong? ” jelas raut wajah security itu terlihat ketakutan, tanda ia tidak berbohong dengan chenle.

Chenle terdiam membisu, kenapa ia jadi panik sendiri dan untuk apa ia takut dengan pemuda jangkung itu? Tapi, kalau jisung berbuat sesuatu yang sangat ia hindari dari dulu bagaimana? Maksudnya seperti ia dibully pas awal masuk sekolah. Itu adalah trauma terbesarnya. Ia tidak mau itu terulang kembali, tidak mau.

Kalian tidak perlu tau gimana awal mula chenle dibully oleh jisung dan semua teman sekolahnya, ah atau mungkin nanti aku spill? Tapi tidak sekarang, mungkin di chapter selanjutnya? Tidak tau kapan ya. Aku juga tidak janji hehe :))

Geeky & Nerdy - [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang