[10]

595 41 3
                                    

Pertandingan balapan berlangsung selama tiga jam. Orang-orang menunggu Chenle dan Jisung di garis finis.

Felix terus merapalkan doa untuk temannya, tadi sebelum pertandingan dimulai ia sempat berdebat dengan Chenle perihal kehadiran Jisung diarena balapan. Felix tidak tau kalau yang akan bertanding melawan temannya itu adalah Jisung, orang yang sering membully Chenle. Dan Chenle pun juga sama, dia tidak tau kalau lawannya adalah Jisung.

Terlebih lagi tadi ditelpon Felix sempat bilang kalau lawannya itu sangat jago dan tidak ada yang bisa mengalahkannya sampai sekarang. Dan ternyata orang yang dimaksud Felix adalah Jisung, orang yang sangat jago balapan dan tidak ada yang bisa mengalahkan nya.

Dan lagi, Felix mau pun Chenle keduanya sama-sama tidak tau siapa orang yang mereka bicarakan saat ditelepon tadi.

“Gue yakin lu pasti biasa, le. ” Felix terus mengumamkan kalimat itu tanpa henti.

Kemudian terdengar suara motor dari kejauhan, Felix tidak tau siapa yang menuju ke garis finis duluan. Begitu suara motor nya sudah dekat, semua orang berbondong-bondong untuk melihat siapa yang paling lebih dulu, Felix pun ikut maju untuk melihat.

Disana terlihat Chenle yang memimpin balapannya, melihat itu Felix melebarkan senyuman nya. Temannya memimpin balapannya, itu artinya Chenle yang bakalan menang.

“AYO CHENLE! DIKIT LAGI! ” teriak Felix. Semua orang pun juga berteriak menyemangati Chenle maupun Jisung.

Namun tak lama kemudian posisi berubah total, yang mana membuat Chenle maupun yang lainnya terkejut begitu motor Jisung menyelinap motornya. Sekarang yang memimpin balapan adalah Jisung.

Begitu Jisung sampai digaris finis semua orang bersorak senang dan langsung menghampiri Jisung yang sudah sampai lebih dulu ke garis finis. Sedangkan Felix menghampiri temannya yang datang paling akhir, ya Chenle kalah dari pemuda jangkung itu.

Ternyata memang benar apa yang Felix bilang, Jisung sangat jago dan licik juga tentu nya, karena tadi pas di pertengahan jalan Jisung terus saja menghimpit motor Chenle dan itu tentu membuat Chenle hampir saja oleng.

Chenle tentu kesal karena dirinya dikalahkan oleh orang yang sudah ia anggap musuh bebuyutan nya itu, kenapa musuh bebuyutan? Karena Chenle sangat benci dengan pemuda jangkung itu. Terlebih lagi ketika melihat senyum mengejek yang diberikan pemuda jangkung itu kepadanya. Seperti yang pemuda jangkung itu lakukan sekarang, mulutnya itu Chenle robek saja boleh tidak? Gondok melihatnya lama-lama.

Jisung menghampiri Chenle dan pemuda disampingnya, sambil menunjukan wajah songong khas milik nya. Dirinya harus menunduk dengan perbandingan tinggi badannya begitu sudah berada dihadapan pemuda lebih mungil darinya itu.

“Gue menang. ” katanya dengan nada mengejek.

Chenle menatap jengah pemuda jangkung dihadapan nya, ia punya mata untuk melihat, tentu ia tau bahwa pemuda itu menang sedangkan dirinya kalah, kenapa masih bertanya?

“Tanpa lu kasih tau juga gue udah liat. ” sahut Chenle malas. Jisung tertawa mendengarnya.

“Dasar sinting. Cepet kasih tau, apa mau lu. Gue ga mau punya urusan lagi sama orang sinting kaya lu. ” sindir Chenle kembali. Asal kalian tau saja, Chenle sudah tak tahan untuk tidak meninju wajah songong pemuda dihadapannya sekarang.

“Wetsss... santai bro, kalem kalem. ” Jisung masih mempertahankan senyum mengejeknya, walaupun ia sedikit kesal saat si mungil mengatai dirinya sinting. “jadi orang ga sabaran banget ya lu? ” lanjutnya berucap, semakin membuat Chenle jengah mendengar nya.

“Banyak bacot! Cepet kasih tau gue apa mau lu! ” nada Chenle sedikit meninggi karena tidak bisa menahan emosinya lagi.

Sedangkan Jisung memandangi nya dengan raut datar. Padahal ia sudah berbicara dengan santai, namun pemuda mungil berbicara seperti ingin mengajak dirinya berkelahi.

Geeky & Nerdy - [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang