Bitter Sweet [2Yeon] ✓

Opening (Flash Back)

[ B I T T E R S W E E T ]
Sekuel of 49 Days
Jeongyeon • Nayeon
(Ft. Twice)
Romance, Fantasy

______________________________

Hei, selamat terjun lagi ke lembar baru hidup Jeongyeon & 2yeon. Kali ini Za ga bakal bikin alur seberat yang di S1, tapi tetep nyambung dengan sebelumnya kok.

Si 'kepo' Nayeon yang ingin mencari tahu, dan
Si 'gigih' Jeongyeon yang ingin terus bersembunyi.

Semoga suka~ ☺️💚💙

_____________________________

#Flash Back

"Kamu tau ga kenapa aku milih bunga dandelion ditema fake wedding ini?"

"Molla."

"Penuh kekuatan dan sangat indah jika bertebaran. Dandelion emang ga semolek mawar, ga semenarik krisan, ga seharum kenanga ataupun melati. Terkadang orang menganggapnya yang paling rapuh dibandingkan dengan bunga lain, tapi sebenarnya dandelion bisa menjaga dirinya sekalipun dalam keadaan terhempas angin. Dia akan tumbuh jadi dandelion baru di tengah-tengah rumput liar, di ujung tebing, atau bahkan di sela-sela kerasnya batu sekalipun..." wanita itu menjeda.

Menangkup pipi wanita lainnya dengan sesekali memberi sedikit usapan dari kulit tangannya yang terasa dingin diperabaan.

"Terlepas dari pernikahan palsu ini, aku mau kamu, kita, hubungan ini bisa sekuat dandelion." lanjutnya dengan cengir kelinci yang menghiasi.

~

* BRUGH *

* DOR *

"Je!"

"Nayeon eonni!"

"Jeongyeon-a!"

~

* BIP BIP BIP *

Suara rekam jantung terdengar diruang operasi. Staff medis kelimpungan, berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan 2 pasien yang datang dengan luka tembaknya. Tak berselang lama pintupun terbuka.

"Maaf, kami sudah berusaha semampu kami tapi salah satu dari mereka...."

"Bulshit! Jangan katakan apa yang ingin kau katakan, dok. Jika itu memang kabar buruk, enyah saja sana!" tegas Nayeon.

"Joesonghamnida tapi ini sudah jadi tugasku. Yoo Jeongyoon-ssi telah berhasil kami selamatkan, peluru yang ditembakkan beruntung tidak merobek dinding otot jantung. Untuk Yoo Jeongyeon-ssi ... telah dinyatakan meninggal dunia. Peluru menembus jahitan luka sebelumnya dan pendarahan hebat cukup membuat kami kepayahan selama proses pembedahan berlangsung. Waktu kematian-"