<Sebelumnya>
"Momo?"
DEG!
"J-jadi itu k-kau?" lirih Jeongyeon hampir-hampir kehilangan jiwanya.
"Seolmyeonghaebwa, Momo-ya. Na ege seolmyeongharago!"
_________________________________________
Pendar ungu menyinari seluruh kamar Momo.Kesunyian sudah menelan waktu, dimana hanya ada aktivitas Boo-Dobby yang sibuk berlari di sekitar kaki pemilik mereka.
Entah atas dasar apa, tapi kedua anjing yang biasanya berisik itu kini seakan enggan bersuara.
Naluri hewannya menyuruh Boo-Dobby untuk menyaksikan aura kelam dari dua orang yang sedang berdiri berhadapan itu dengan sikap 'siap melindungi' eomma mereka.
Satu menit.
Sudah satu menit Momo masih juga tak berkutik.
Momo hanya memandang balik pria di hadapannya yang menatap Momo dengan cara tidak bersahabat.
"Jelaskan, Momo-ya, jebal!" pinta Jeongyeon yang kali ini terdengar lebih seperti sebuah permohonan.
"Hah~" Momo spontan terpejam. Napasnya dihembus frustasi.
Selangkah demi selangkah Momo mulai menjauh dari Jeongyeon. Momo duduk di pinggir ranjang.
"Apa yang harus ku jelaskan, Je?" kata Momo.
"Semua, kau harus menjelaskan semuanya kepadaku. Sejak kapan kau gabung di Trinity? Apa alasannya?" cecar Jeongyeon bersama suara parau.
Hati Jeongyeon masih berat. Masih belum menerima kenyataan yangmana orang terdekatnya di Twice ternyata memiliki pekerjaan lain yang ilegal.
Kaki momo menyilang. Bibirnya tersenyum hambar pada lantai di bawah pijakan. "Sudah berapa lama kau kenal Hirai Momo?"
Jeongyeon tak menjawab. Batinya berteriak 'sangat lama!' dan kata itu menggema dalam relungnya.
"Mereka bilang, seharusnya Hirai Momo tidaklah debut di Twice. Seharusnya aku tetap tereliminasi di sixteen. Banyak yang menganggap debutku hanyalah sebuah kecurangan. Bahkan beberapa orang menyebar rumor kalo appaku adalah seorang Yakuza dan mendesak JYP untuk mendebutkanku."
"Kau tau Je? Aku membenci mereka, aku membenci semua omongan itu! T-tapi . . "
"Tapi aku lebih benci pada diriku sendiri! Aku benci pada fakta dimana itu semua bukanlah rumor belaka!"
GLEK!
Jeongyeon tertegun.
Salivanya diteguk susah payah sambil masih berusaha menyelaraskan pikirannya dengan maksud ucapan Momo.
Yakuza? Jadi Appa Momo adalah seorang Yakuza?!
Lagi-lagi Jeongyeon cuma bisa menyimak tanpa menyela.
Jeongyeon memperhatikan setiap detail curahan hati ex roommatenya tanpa terlewat sedikitpun.
"Nado silheo Jeongyoon-a! Aku juga membencinya tapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku bukanlah appaku, aku hanya yeoja biasa yang ingin mencari jalan hidupku sendiri. Aku ngga tau kalo appa sampai melakukan hal pemerasan kepada JYP."
". . . Dan akhir-akhir ini appa menyuruhku melakukan hal yang lebih buruk. Menggantikannya? Melanjutkan bisnis kotornya? Aku tidak menyukainya, Je! Aku tidak menginginkannya!"
"Appa memaksaku untuk bergabung di organisasi miliknya. Organisasi yang dipegang oleh 2 teman lamanya."
"Mengetahui siapa rekanku saja masih membuat aku tercengang hingga hari ini, apalagi setelah ku tau mereka juga mengincar memberku?! Itu membuatku marah Je! Itu membuat ku semakin kecewa dengan hidupku sendiri!" isak Momo panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [2Yeon] ✓
Fiksi PenggemarSekuel dari 49 Days. Ini adalah kisah Pahit dan Manis hidup baru Yoo Jeongyeon sebagai Jeongyoon si ketua mafia yang memiliki sikap dingin, datar dan acuh atas segala hal, harus tetap mempertahankan identitasnya tanpa boleh diketahui dunia. Sedangka...