Chapter 14 : Trinity

721 165 142
                                    

Sudah 15 menit, Jeongyeon membiarkan jari tengah kirinya digenggam erat oleh sang buah hati. Iya, ngga salah baca kok, beneran jari tengah.

Terlepas dari kenapa harus jari tengah, akhirnya iblis kecil itu tidur juga.

Habis mau gimana lagi? Setelah Nayeon tahu kalo Je beneran Jeongyeon, dia langsung nyerahin separuh pekerjaan rumah tangga kepadanya.

Mulai dari beres-beres kamar, nyuci baju, sampai mengasuh anak, terlebih kalo Kyungyeon nangis atau ngambek Jeongyeon wajib buat nenangin anak mereka.

Ya, tipis-tipis jadi babunya Nayeon lah.

Babu kesayangan.

Cup~

"Bobo yang nyenyak ya sayang, papah mau makan dulu," kata Jeongyeon sambil mengusap ubun-ubun Kyungyeon dengan lembut.

Bayi itu ikut tersenyum simpul kepada sang appa dalam tidurnya. Gemas.

Memanfaatkan situasi, Jeongyeon langsung turun menuju ruang makan. Dirinya cuma duduk diam tanpa melakukan apapun.

Samar-samar perasaan Jeongyeon berubah menjadi gelisah, bola mata tidak lepas memandangi wajah membernya yang sedang makan siang. Dari Jihyo di hadapan, hingga Momo dan Mina yang ada di kanan-kiri Jihyo tidak lepas Jeongyeon perhatikan barang sejenak.

Tzuyu?

Ah, gadis itu sedang belanja sekaligus menjemput Dahyun dari schedule individualnya. Katanya sih DaTzu mau hangout berdua gitu, itung-itung buat pelepas penat mumpung Minatozaki lagi jauh di Milano.

"Ehem!" Nayeon berdehem kecil di samping Jeongyeon. Untuk kesekian kali, pria itu bisa merasakan kakinya disenggol lembut di bawah meja.

"Kenapa?" tanya Jeongyeon, mendekat.

"Kamu tetep ngga mau bilang?"

"Bilang apa?"

Sejenak, Nayeon mencuri pandang pada membernya. Setelah dipastikan aman, dan tidak ada yang memperhatikan, Nayeon kembali berucap. "Mengenai dirimu."

GLEK

Jeongyeon merasa kering pada kerongkongan. Napasnya parau seiring sesuatu berderik di dadanya.

"Ngga, lagipula kita udah bahas semalam."

"Bahas apa?"

"Nay?"

"Apa? Loh aku bener,kan? Semalem tuh kita ngga bahas apa-apa, Jeongie."

Huft!

Jeongyeon berusaha menarik napas lagi dan merasakan dirinya memudar, condong ke arah belakang bersandar pada kursi.

Memang mereka tidak membahas lebih lanjut perihal alasan Jeongyeon menyembunyikan identitasnya. Nayeon cuma penasaran, wajar kalo Nayeon kukuh mendesak Jeongyeon untuk berkata jujur ke member.

Tapi Jeongyeon sendiripun ngerasa basi karena situasinya selalu seperti ini. Dihimpit oleh keadaan yang mengharuskannya berbicara ; Hay guys, aku Jeongyeon aku masih hidup loh (?)

Persetan, pria itu bahkan lebih memilih mati dua kali ketimbang mengatakan kalimat nonsense begitu kepada mereka.

Jeongyeon muak.

Semua terasa menyebalkan untuknya.

"Ehem guys, jadi gini-"

"Sayang!"

*TAP*

Jeongyeon menahan gadis itu untuk bicara lebih lanjut. Menatapnya lama dan tajam. Tangan Jeongyeon menggenggamnya erat, memberi isyarat agar Nayeon tidak melakukan tindakan apa yang ada dipikirannya.

Bitter Sweet [2Yeon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang