Chapter 05

32.4K 2.4K 21
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Jantung fiza berdetak tak karuan. “Ingat fiza ini baru awal, masa mau salim aja deg deg an gini” ucapnya dalam hati

Setelah bertempur dengan otak cantiknya, fiza mencium tangan ali dengan khidmat. Ali tersenyum tipis dan menundukkan kepalanya, tapi fiza malah mundur dan menatapnya takut.

“Mm-mas ali mau ngapain?” tanya fiza gugup

Cup.
Bukan jawaban yang didapatkan fiza, melainkan ciuman dikeningnya.

“Keluar yuk, pasti semua orang sudah menunggu kita” ajak ali

Ia mengenggam tangan mungil milik istrinya, dan menuntunnya untuk menemui orang tua mereka dan para tamu undangan.

“Mentang mentang udah sah, keluar kamar lama banget ngapain aja tuh” ledek ridwan

“Jomblo ngak boleh kepo” kata reza ponakan ali

Fiza semakin menundukkan kepalanya dalam, pipinya terasa sangat panas. Bukan karena kegerahan tapi ia benar benar malu sekarang.

Setelah menghadapi berbagai rangkaian acara kini saat nya kedua mempelai untuk istirahat. Tamu undangan juga sudah pulang, karena memang acara sudah selesai dan hari semakin larut.

“Lebih baik kalian istirahat, besok kalian kan harus ke bandung” kata umi khadijah

“Iya umi” jawab ali

Ya, besok mereka harus ke bandung untuk melakukan resepsi dipesantren.

Fiza mengajak ali untuk beristirahat didalam kamarnya, “Maaf mas kamar fiza tidak terlalu besar, ranjangnya juga kecil hanya muat untuk satu orang”

Memang kamar fiza tidak sebesar kamar ali, begitupun dengan ranjangnya hanya muat untuk ditiduri satu orang dewasa saja. Karena memang fiza menyesuaikan kamarnya yang tidak terlalu besar.

“Ngak papa, saya bisa tidur dibawah” kata ali tersenyum

Ali paham, mungkin saja istrinya itu belum siap untuk tidur berdua dengan seorang laki laki yang baru saja sah menjadi suaminya.

“Jangan. Mas tidur diatas aja, biar fiza yang tidur dibawah”

“Ngak mungkin saya membiarkan istri saya tidur dibawah”

Blushh. Pipi fiza memerah mendengar ali menyebutnya istri.

“T-tapi..”

“Yaudah kita berdua tidur diatas” final ali

Tiga puluh menit sudah akhirnya fiza keluar dari kamar mandi. Sekarang giliran ali yang melakukan ritual bersih bersih sebelum istirahat.

Fiza menaiki kasurnya dan merebahkan tubuhnya disana, tapi saat akan memejamkan matanya ia merasakan ranjang sampingnya bergerak. Menandakan ali ingin tidur disebelahnya.

Ia bisa merasakan tubuh ali sedikit menempel dipunggungnya, dan juga nafas ali menerpa rambut belakangnya. Sungguh jantung fiza saat ini ingin lompat dari tempatnya. Memang saat ini ali tidur menghadap punggung istrinya itu.

“Mas” lirih fiza

“Iya kenapa?” tanya ali

Fiza menelan ludahnya gugup. “Mas bisa munduran dikit”

Ali tersenyum tipis. “Saya ini udah mentok za, kalau saya munduran lagi bisa jatoh”

Ali jelas berbohong, bahkan dibelakangnya masih ada space sedikit untuk ia bisa mundur. Tapi ini yang diinginkan ali, ia ingin tidur berdekatan dengan istrinya bahkan ia ingin memeluknya. Tapi ali menahannya, ia masih belum cukup berani untuk melakukan itu. Meskipun ia bisa saja melakukan lebih dari itu.

Insyaallah Sah ( TERBIT ✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang