Sebuah restoran seafood menjadi tempat janjian empat orang perempuan. Mereka adalah Ayleen, Vale, Zetta dan juga Agatha. Ini adalah ide Alin sebenernya.
Istri Mahesa itu sedang suntuk di rumah dan tidak ingin berlama-lama dengan sang suami.
Vale jadi yang pertama datang. Dia duduk ditempat yang sudah dipesan oleh kakak iparnya itu.
Vale mendongakkan kepala mendengar suara Zetta menyapanya. Kebetulan Zetta sedang ada urusan diluar sehingga tidak bisa datang bersama.
Agatha juga baru datang dan yang terakhir tentu saja kakak ipar Vale.
"Sorry tadi debat dulu sama suami."
Ketiga perempuan itu ngangguk. Lalu segera memesan makanan.
"Makan dulu aja baru ngobrol ya." pinta Alin. Lagi-lagi dianggukin oleh ketiga perempuan yang lain.
Hampir setengah jam mereka berempat makan.
"Gue mau curhat." Alin membuka suara.
"Alin kenapa?" tanya Vale melihat iparnya berubah ekspresi jadi sedih.
"Akhir-akhir ini gue sebel banget sama diri gue. Gue emang manja sih. Tapi nggak tau kenapa makin manja banget sama Mahesa.
Gue ngerasa nggak mau ditinggal sama dia. Ini gue juga ngajak kalian sebenernya kepaksa banget karena gue butuh curhat. Terus nggak enak kalo curhat lewat chat."
"Emang curhat enaknya langsung gini sih. Terus respon Mahesa gimana Lin?" tanya Zetta.
"Kadang kesel tapi juga habis itu dia ketawa. Ngejek gue kenapa jadi manja. Tapi setelahnya gue juga ngerasa gue sensitif banget. Dikit-dikit nangis. Mahesa mau pergi padahal cuman bentar tapi gue masuk kamar terus nangis."
Agatha yang duduk disamping Alin mengusap bahu Alin memberikan ketenangan. "Aku pernah diceritain sama sodara dan hampir sama kasusnya kaya kamu."
"Kenapa tuh, Ta?" tanya Zetta.
"Tapi bedanya suaminya sih. Suaminya nggak mau pisah sama istrinya. Untungnya istrinya ini nggak kerja. Jadi pas ke kantor ya istrinya bisa ikut. Seminggu kemudian tes ternyata hamil."
Mendengar penuturan Agatha, Vale, dan Zetta menoleh ke arah Alin.
"Lo hamil, Lin?"
"Hah?"
"Coba aja nanti pulang beli alatnya terus cek deh." Saran istri Razan.
Ayleen mengangguk ragu. Namun ia akan mencoba saran itu. "Nanti gue coba."
☘️☘️☘️
"Ada yang mau cerita lagi nggak?" tanya Alin.
"Agatha? Zetta? Vale?"
Baik Zetta maupuan Vale menggeleng. Sedangkan Agatha diam.
"Mau cerita, Ta?" tanya Vale.
"Pengen tapi ragu."
"Kalo nggak nyaman nggak cerita nggak apa-apa kok." ucap Zetta.
"Ini soal Zain."
"Zain kenapa? Bikin lo kesel?" tanya Vale.
"Nggak kok. Cuman ya makin dingin aja. Beberapa hari ini bahkan dia nggak ada chat. Aku berangkat pulang kuliah, kerja juga sendirian.
Aku samper apartemennya selalu kosong. Aku nggak berani kalo harus nyamper ke kampus."
Vale memberikan Agatha pelukan karena gadis itu sudah menangis sesenggukan.
Vale sendiri sebenarnya juga ingin curhat soal kekasihnya. Namun ia takut menangis.
Vale tidak mau menunjukkan sisi lemahnya didepan para sahabatnya sekarang.
"Aku bahkan selalu mikir, apa aku bikin salah sama dia. Terakhir dia ngomong sama aku aja pas pulang dari rumah Zetta. Habis itu dia kayak ilang gitu aja kaya ditelan bumi."
"Apa emang nggak ada kesempatan buat aku ya? Apa Zain sesayang itu sama Rania sampai nggak mau buka hati buat aku? Apa aku nggak pantes buat masuk ke hatinya?"
Zetta mendekati Agatha dan ikut memeluk Agatha, "No. Jangan bilang gitu. Zain mungkin lagi sibuk kuliah.
Bryan juga jarang pulang tuh. Vale aja baik-baik kok. Positif thinking, Ta. Gue yakin Zain bakal jatuh cinta sama lo. Percaya sama gue."
Kalimat-kalimat yang Zetta ucapkan membuat Agatha tenang.
Vale yang tadi mendengar nama pacarnya disebut Zetta hanya bisa tersenyum tipis.
Sebenarnya Vale sedang tidak baik-baik saja. Bahkan beberapa hari ini pikirannya mengganggu waktu tidurnya.
Selalu overthinking tentang berubahnya Bryan. Apalagi dia juga pernah mendapat kiriman foto Bryan dengan perempuan lain yang sedang tertawa tak lupa juga di foto itu Bryan dirangkul oleh seorang perempuan.
Overthinking emang bikin sakit🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup [End]
Fanfiction~Memahami adalah bagian dari hidup. Tanpa memahami kita tidak bisa hidup bersama orang lain.~ Cerita tentang kehidupan Vale dan Bryan. Ditambah dengan bumbu-bumbu dari orang-orang terdekatnya. ©evelynday