8. Sahabat?

113 11 0
                                    

Hari ini Vale pergi ke kampus untuk mengumpulkan tugas ujiannya. Setelahnya ia mampir ke fakultas Bryan karena memiliki janji dengan salah satu teman.

Satu jam kemudian, Vale memutuskan untuk pulang karena ternyata ia dan temannya tidak jadi pergi.

Sewaktu melewati kantin, Vale tidak sengaja berpapasan dengan Shaka. Salah satu sahabatnya yang seharusnya berada di luar negeri.

Shaka tersenyum melambaikan tangan pada kekasih Bryan itu.

"Hay, Val?"

"Loh, Shak? Kok? Tiba-tiba di sini sih?"

Kemudian keduanya melanjutkan obrolan di kantin dan duduk di bangku masing-masing.

Vale memicingkan matanya melihat Shaka. Sedangkan yang ditatap seperti itu hanya meringis saja.

"Gue lagi libur. Bunda gue sakit?"

"Eh? Sakit apa?"

"Nyokap punya penyakit jantung. Sekarang di rawat."

"Udah lama nggak ketemu Bunda. Nanti deh gue bilang Ibu buat jemput. Eh tapi kenapa lo bisa ada di sini?"

"Ada urusan sama Bryan."

Vale mengangguk. Obrolan keduanya pun berlanjut.

Vale sedikit takjub dengan perubahan sahabatnya sejak SMP itu. Sewaktu SMA, Shaka terlihat tidak antusias dengan pendidikan.

Namun sekarang, laki-laki itu sudah menjadi calon dokter.

Apalagi ketika mendengar bahwa laki-laki didepannya sudah bertunangan dengan kekasih yang juga Vale kenali. Teman satu SMA nya.

Gadis yang sejak awal memasuki SMA selalu menjadi bahan kejahilan seorang Arshaka Bimantara.

"Terus Elea, lo tinggal di Aussie sendirian?"

Kembali menyeruput minumannya, Shaka mengangguk. "Dia lagi ujian akhir. Bentar lagi libur bakalan kesini juga. Gue kesini lebih awal karena Bunda."

"Oh gitu ya?"

"Dia kangen lo tuh"

"Oh ya? Lucu nggak sih, Shak? Kita dulu pernah dikira pacaran sama Elea terus dia sinis banget ke gue. Kan gue nggak enak ya."

Shaka mendengus geli jika mengingat masa-masa itu. Tiba-tiba sahabat Vale ini memutar kepalanya karena melihat seseorang. "Itu Zain bukan, Val?"

"Oh iya. Pas banget astaga." Ucap Vale setengah kesal.

Shaka tidak tau kenapa gadis didepannya berucap seperti itu.

Apakah kedua sahabatnya itu sedang ada masalah?

"ZAIN!!"

"Pelan-pelan, Vale." Shaka mengingatkan Vale karena ia sedikit malu dengan teriakannya.

Zain menoleh dan segera menghampiri dua orang itu.

"Vale? Eh, Bro?" Zain menyalami Shaka dan kemudian duduk disamping laki-laki itu.

Bukannya mendapat sapaan ramah, Zain justru mendapat runtutan pertanyaan dari kekasih Bryan.

"Lo apain Agatha? Kenapa lo mendadak jadi jauhin dia? Emang lo sibuk ngapain sih?"

Shaka merasa linglung mendengar hal itu. Rasanya ingin pergi saja karena tidak tau apa-apa.

Tapi jika ia pergi, emosi sahabat perempuannya itu bisa saja meledak ditempat umum seperti sekarang ini.
Lebih baik Shaka tetap di tempat untuk berjaga-jaga.

Zain memutar bola matanya jengah sendiri dengan pertanyaan yang Vale ajukan. "Gue sama sibuknya kaya cowok lo. Ngerti?"

Mendengar jawaban Zain, Shaka terheran. Zain bukan tipe orang yang menjawab pertanyaan dengan nada seperti orang judes.

Teman Hidup [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang