Hari ini adalah kepulangan Bryan ke rumah Razan. Kemarin laki-laki itu sudah memberi tahu kekasihnya bahwa ia akan pulang hari ini.
Vale tentu senang karena jujur ia sangat merindukan Bryan.
Tapi sepertinya ia akan sulit mengatakan rindu pada Bryan.
Setelah beberapa hari memikirkan nasib hubungannya dengan Bryan, Vale sudah yakin dengan keputusan akhirnya.
Vale merasa sesak dan sakit hati. Bukan hanya karena melihat Bryan bercanda dengan teman perempuannya, tapi ia merasa tidak dianggap sebagai pacar.
Komunikasi yang mulai jarang. Bryan yang semakin sibuk tapi tidak pernah sedikitpun meluangkan waktu untuk pacarnya.
Vale merasa sendiri lagi seperti awal-awal sebelum bertemu lagi dengan Bryan.
Maka dari itu ia sudah yakin untuk memutuskan hubungannya sebelum pulang ke rumah.
Vale juga bakal keluar dari rumah Razan hari ini. Gadis itu sudah mengemas barangnya ke dalam koper dan juga tas besar.
Vale sudah memberitahu Zetta dan Razan tentang kepulangannya hari ini.
Mereka sebenarnya tidak mengizinkan Vale untuk pergi namun Vale tetaplah Vale yang keras kepala.
Vale juga mau ngapain lama-lama di rumah itu? Tentu saja ia tidak mau berdua dengan Bryan saja. Makanya ia sekarang sudah sangat siap untuk pulang ke rumahnya.
Vale tentu tidak pulang sendiri. Ia meminta bantuan Eja, temannya jaman TK dan sekarang kebetulan kuliah di fakultas yang sama.
Eja juga yang sebenernya banyak membantu ketika masa-masa pedekate Bryan dan Vale sekitar satu tahunan yang lalu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vale sudah mengeluarkan satu kopernya dan satu tas besar ke ruang tamu supaya memudahkan untuk masuk ke mobil.
Sebuah motor berhenti didepan rumah Razan. Ternyata itu Bryan. Berbarengan dengan Eja yang datang bersama mobilnya.
Vale tidak langsung menyapa Bryan tapi jalan ke mobil Eja buat minta bantuan tolong memasukan tas dan koper karena dia akan berbicara dengan Bryan.
"Hay." Sapa Bryan memeluk pacarnya.
Vale membalas pelukan itu. Kangen banget memang, tapi Vale harus segera menyampaikan hal itu sebelum ia menangis didepan Bryan.
Bryan mengerutkan keningnya sadar akan sikap Vale yang berbeda.
Biasanya kalo dipeluk seringkali berkata "aku kangen", "peluknya yang lama ya", atau "kayaknya baru sejam yang lalu dipeluk tapi udah kangen aja".
Tapi kali ini tidak. Semakin curiga dengan koper dan tas Vale yang tiba-tiba diambil Eja.