10. Clingy

116 14 0
                                    

Agatha tidak pernah membayangkan bagaimana tunangannya mengirimkan pesan lebih dulu.  Apalagi isinya menanyakan kabar dan apa yang sedang ia lakukan.

Bagi sebagian orang itu sederhana, namun bagi Agatha, itu adalah hal langka yang pernah Zain lakukan untuknya selama setahun ini.

"Aneh banget ini manusia kulkas"

Dan ternyata laki-laki itu tiba-tiba sudah ada dirumah Agatha. AgathA yang baru keluar kamar hendak mengambil cemilan, terkejut ada laki-laki sedang duduk di ruang tv berbincang dengan Papanya.

 AgathA yang baru keluar kamar hendak mengambil cemilan, terkejut ada laki-laki sedang duduk di ruang tv berbincang dengan Papanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hay." Sapa Zain

"Ngapain?" tanya Agatha ketus karena kesal dengan tunangannya itu.

Bagaimana tidak, hampir dua bulan laki-laki itu tidak ada kabar.

"Ta, tunangannya dateng bukannya dikasih minum malah diketusin. Papa balik kantor dulu. Nitip Agatha ya Zain."

"Iya Pa." Zain sudah memanggil Papa Agatha dengan embel-embel Papa. Bukan lagi Om sejak awal pertunangan.

Agatha sudah kembali ke ruang tamu memberikan Zain minuman tak lupa makanan ringan.

Zain memperhatikan Agatha. Sedikit berbeda. Dan semakin cantik pastinya.

"Mau kemana?" Tanya Zain melihat Agatha sudah berdiri.

"Mau nugas dikamar."

"Aku ditinggalin?"

Agatha acuh dan tidak peduli. Memilih kembali kekamar dan sepertinya Zain mengikutinya.

Pintu kamar Agatha sengaja tidak ditutup.

30 menit sudah Agatha fokus dengan tugasnya. Sedangkan Zain berkeliling sampai ke balkon.

Agatha tidak tau laki-laki itu melakukan apa, mau merokok pun tidak peduli.

Sebenernya Agatha sudah pasrah dengan pertunangannya. Curhatannya sewaktu bertemu Vale dan kawan-kawan itu benar adanya.

Soal Vale yang cerita ke Zain tentang pembatalan pertunangan juga benar.

Sekitar sebulan yang lalu sih. Agatha mengatakan pada sang Papa untuk membatalkan pertunangannya dengan Zain.

Papa Agatha tentu menanyakan alasannya dan Agatha menceritakan semuanya.

Tadi Zain juga sempat diinterogasi dan laki-laki itu bilang akan memperbaiki semuanya. Tentu saja Papa Agatha sangat senang.

"Ta." Panggil Zain.

Agatha noleh dan berdehem. "Hmm." Sekarang gantian yang dingin jadi Agatha.

Cowok itu narik tangan Agatha untuk berdiri dan kemudian meluk gadis itu. "Maaf."

"Buat apa?"

"Buat semuanya. Aku salah. Aku nyuekin kamu. Padahal kita udah setahun tunangan. Maaf. Ayo perbaiki semua."

"Telat."

"Hah?" Tanpa melepas pelukan, Zain melihat wajah gadisnya.

"Telat. Aku udah ngomong Papa buat batalin pertunangan ini."

Zain tentu menolak. "Nggak mau. Tadi aku udah minta maaf ke Papa juga. Aku mau perbaiki semua, Ta. Maaf. Aku janji bakal lebih perhatian sama kamu. Mau ya perbaiki hubungan kita?"

Agatha melihat mata sendu Zain.

"Nggak semudah itu, Zain."

Zain menaruh kepalanya di bahu Agatha tanpa melepas kedua tangannya yang masih bertengger di pinggang sempit tunangannya.

"Ta. Aku sayang kamu."

Agatha mengusap pelan punggung Zain. "Tapi janji nggak cuek?"

Zain menatap Agatha dan tersenyum.

"Janji selalu ngabarin?"

"Iya."

"Janji bakal berubah kan?"

"Iya sayang."

"Ih." Agatha malu dan geli mendengar kali pertamanya dipanggil sayang oleh Zain.

"Ta."

"Hm?"

"Ayo nikah."

"Hah?"

Agatha mengambil bantal dan menutup wajahnya karena salting dengan ajakan Zain barusan.

Sedangkan Zain berlari ke kamar mandi karena ia juga salting dengan ucapannya sendiri.

misi permisii Zain dan Agatha sudah baikan nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

misi permisii Zain dan Agatha sudah baikan nih.


Teman Hidup [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang