Satu tahun kemudian.
Rumah Vale kedatangan tamu. Siapa lagi kalau bukan abang kesayangannya, Mahesa.
Mahesa datang bersama istri dan anak pertamanya. Ngomong-ngomong, mereka berempat belum lama pindah dari rumah Vale.
Awalnya, Mahesa ingin pindah segera setelah Ayleen melahirkan. Namun, kedua orang tua Ayleen tidak memperbolehkan dan lebih baik tinggal sementara di rumah Vale.
Ayah dan Ibu Vale pun demikian, setuju dengan pendapat tersebut. Alhasil, dua bulan yang lalu tepatnya, mereka pindah ke rumah lama Ayleen. Karena rumah tersebut tidak dipakai oleh keluarga Ayleen yang lain.
Ngomong-ngomong soal Vale dan Bryan, keduanya sudah melangsungkan pernikahan. Tepat kemarin, keduanya telah resmi menjadi suami istri.
Bryan sudah ikut duduk diruang makan bersama Mahesa dan Ayleen. Adik Vale, Theo dan Sean sedang ada perkuliahan makanya tidak bisa ikut bergabung bersama mereka.
Bryan tak bisa berhenti tersenyum saat istrinya tengah turun dari tangga menuju ruang makan.
Bagi sebagian orang, ini hal biasa. Tapi bagi Bryan, ini tidak biasa.
Mahesa sampai menggeleng, tapi dia merasa wajar karena dulu sehari setelah menikah dengan Ayleen juga seperti itu.Perempuan setelah menjadi istri itu sangat berbeda. Auranya terpancar dengan indah. Itu sih kalau kata para suami Ayleen dan Vale.
S
ebelum menikah, Vale memang tidak sering memakai dress rumahan. Kaos oblong dan celana pendek yang seringkali perempuan itu kenakan.
Namun, setelah resmi menjadi istri Bryan, entah intuisi dari mana, Vale jadi suka memakai dress rumahan.
"Ngapain senyum-senyum?" Tanya Vale pada Bryan.
"Kamu cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup [End]
Fanfiction~Memahami adalah bagian dari hidup. Tanpa memahami kita tidak bisa hidup bersama orang lain.~ Cerita tentang kehidupan Vale dan Bryan. Ditambah dengan bumbu-bumbu dari orang-orang terdekatnya. ©evelynday