THREE

2.1K 371 44
                                    

ENJOY!





Langit menunjukkan warna gelap pertanda matahari sudah tenggelam digantikan dengan bulan. Angin dingin malam mulai bertiup dari ujung ke ujung melintasi gedung-gedung pencakar langit sebagai peringatan bahwa malam itu akan terasa lebih dingin jika beraktivitas di luar pada malam hari.

Aku sedang berada di rumah kecil dengan banyak nya lilin aroma therapy mengelilingi sekitar ku yang tengah melakukan peregangan. Setelah menonton pertarungan Leejin, aku sadar bahwa aku hanya akan menjadi beban bagi Leejin jika tidak bisa melindungi diri.

Merebahkan badan yang letih di atas karpet berbulu warna abu abu,"Bosan nyaaa~ tapi kalau jalan-jalan keluar di malam begini ngapain juga?" Desahan pelan keluar dari mulut, tangan bergerak mengambil handphone yang tergeletak disamping kepala dan mulai mengetik dial nomor yang ingin dihubungi.

Telepon tersambung,"Dayeonieee, kaka mau kerumah mu boleh?..., tidak~ kaka bosan saja sendiri dirumah. Apa boleh?..., baiklah kaka sebentar lagi meluncur!" Setelah mematikan sambungan telepon aku bergegas bersiap untuk pergi kerumah Dayeon.

Selain sebagai penghilang rasa bosan, aku mengunjungi rumah Dayeon karena ingin melihat wajah Leejin hehe ini rahasia.

Selesai bersiap, aku mengambil buah tangan yang baru saja ku beli untuk dihadiahkan ke kakek dan Dayeon. Leejin? Giliran Leejin sudah pernah beberapa bulan lalu.

Berjalan dengan santai di tengah gelap nya malam, tidak ada sedikit pun ketakutan menghampiri ku. Rumah Leejin dan aku hanya berseberangan.

Menekan bel sebentar, pintu sudah di bukakan terlebih dahulu oleh adik kesayangan ku Dayeon. Setelah mempersilahkan ku masuk, kulihat kakek yang sedang berdebat dengan Leejin masalah siapa yang mencuci piring.

"Sudah, biar kakek saja." ucap kakek dengan keringat bercucuran,"kau duduk saja dan makan buah." lanjutnya pantang menyerah membujur Leejin.

"Tidak apa-apa, aku saja yang cuci piringnya. Kakek istirahat saja." setelah mengucapkan itu, kakek yang mendengar nya hanya pasrah dan menuruti keinginan cucu lelakinya tersebut. Melihat kakek yang duduk dengan tidak tenang aku berinisiatif untuk membantu menyelesaikan cuci piringnya yang tentu saja membuat kakek protes lagi karena aku baru saja datang sudah membabu lagi.

Berjalan kesamping Leejin, aku mulai membantu dengan menyabuni tiap piring kotor dan membilasnya. Merasa ditatap, aku hanya berbicara asal tanpa mengalihkan fokus ku pada cucian.

"Ini usaha pengembangan diri menjadi seorang calon istri yang baik." Dia hanya terdiam tanpa membalas dan lanjut menyelesaikan pekerjaan nya.

Kakek mulai berbicara tentang masakan nya yang bisa jadi kurang enak untuk dikonsumsi Leejin, namun Leejin dengan tulusnya berkata bahwa dia selalu makan enak sejak tinggal disini.

Aku mengulum senyum mendengar percakapan antara kakek dan cucu lelakinya ini, selesai mencuci bagian ku aku berjalan mendekat ke kakek dan memberikan buah tangan yang sudah ku hias sedemikian rupa kepada kakek dan Dayeon, mengatakan bahwa ini hadiah untuk mereka karena telah merawatku dengan baik selama ini.

Kakek terlihat tidak enak menerima hadiah tersebut yang tentu saja dengan kupaksa kakek harus menerima nya.

Setelah Leejin selesai mencuci habis piringnya dia bergabung bersama kami di ruang tamu. Kakek mulai mengangkat topik tentang sekolah hari pertama Leejin.

"Bagaimana hari pertama mu disekolah? Tidak ada masalah?"

Untuk sesaat aku ingin menjelaskan bahwa ada masalah tentang sore tadi, tapi ini urusan keluarga mereka aku tidak boleh ikut campur maka dari itu aku hanya diam menutup mulut.

CONNECTION [High School Soldier]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang