“Istirahat ya.”
Ia mengangguk. Setelah papanya keluar dan menutup pintu kembali, dia tidak langsung menuju kasur. Atensinya mengedar menyapu kamarnya lalu melangkah melihat foto-foto di dinding.
Ia mengambil salah satu foto di sana, menatap sosok dalam foto yang tengah tersenyum lebar. Foto lain, bersama Askar. Lalu foto lainnya, bersama keluarganya. Harmonis dan
hangat.Pandangannya naik menatap berbagai piala dan piagam yang ada di dalam lemari kaca, berjejer. Setelah puas, ia kemudian merebahkan tubuhnya di kasur. Hangat kasur membuatnya memejamkan mata dengan nyaman.
Seulas senyum tipis terbit di sana. “akhirnya.”
Ia kembali membuka mata. Melipat kedua tangan di depan dada dan mengubah posisi jadi miring. Netranya kembali menatap foto-foto di dinding yang berjejer, menatapnya tanpa ekspresi.
***
Tok tok tok
“Sora, ada Askar di bawah, Nak.”
Ia yang tengah membaca buku bersampul pink dengan tulisan Diary itu kini mendongak menatap pintu kamarnya yang tertutup. “Iya, Ma,” sahutnya. Lekas ia simpan buku itu di nakas samping tempat tidur. Ia beranjak menuju kaca riasnya, menatap sesaat dirinya.
Askar?
“Askar … “ Kepalanya menunduk sesaat. Ia kemudian memutar badan menuju pintu, turun ke bawah dengan tangan dilipat. Menuruni tangga, bisa dilihatnya cowok dengan kemeja kotak-kotak dengan dalaman kaus hitam, serta jeans hitam duduk di sofa.
Askar hanya sendiri.
Kedatangannya membuat Askar mengangkat pandang, ia melirik sesaat lalu mengambil duduk bersebrangan.
Melihat sosok Sora kembali dihadapannya, membuat perasaanya lega. Hanya saja, wajah Sora lebam, gadis itu memakai perban. Dan tangannya juga diperban. Sora tetap diam, menatapnya.
Askar meremas tangannya. “Maaf."
Tidak ada balasan apapun. Ia menghela nafas. Apa Sora marah karena obrolan terakhir mereka.
“Harusnya gue nggak ninggalin lo waktu itu. Maaf Sora.”
“Lo nyesal?”
Sebelah alis Askar naik. “Lo?”
“Kenapa?”
Askar tidak menggubris. Sora biasanya memanggilnya Askar atau kamu. Panggilan lo terdengar tak biasa di telinganya.
“Iya, gue nyesel.”
“Baguslah.”
Pandangan Sora padanya juga tidak seperti biasa. Lebih ke tatapan tidak suka dan tidak peduli. Askar terus mengamati wajah itu lama. Kenapa terasa beda.
“Apa?”
Ia tersentak, lalu menggeleng. “Udah baik-baik aja?”
“Kelihatannya?” lebih ketus juga.
“Lo masih marah?”
“Lo pikir?”
Askar terdiam, tidak lagi bersuara. Sampai kedatangan Meza mengalihkan atensi keduanya.
“Sora kok ketus sama Askar, Nak?”
Meza menghidangkan jamuan untuk Askar. Wanita itu tersenyum padanya.
“Sora baru pulih, pahami aja ya Nak Askar.”Askar melirik Sora yang menatapnya sinis, lalu mengangguk kecil. Sora nya kenapa?
***
“Ini susunya di minum.”
![](https://img.wattpad.com/cover/321128231-288-k270498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Itu Bukan Aku ✓
Teen FictionIni tentang tokoh utama yang menghilang lalu berganti dengan orang lain. 10 September 2022