[37] LO BELA KAVA?

369 80 13
                                    

Sejak obrolan tadi, Askar tidak lagi bicara seperti biasa, hanya seperlunya. Bahkan hingga motor cowok itu tiba di depan rumahnya, Askar hanya menerima helm yang Yera sodorkan.

"Lo kenapa sih?"

Askar hanya menatap lama wajah gadis dihadapannya, otaknya tengah berperang. Mana mungkin dia bukan Sora. Didepannya pasti Sora kan?

"Ya elah, malah bengong lo!"

Askar memberikan senyuman tipis dengan gelengan kecil.

"Mendadak sariawan lo?"

"Masuk. Mau hujan."

"Iya iya, nggak lo suruh gue juga mau masuk," gerutnya akan berbalik badan. Dua langkah baru ia mendekat ke gerbang, motor besar lain datang tepat disebrang motor Askar. Yera berbalik badan dengan cepat.

Kava

Cowok itu tidak menatapnya, tapi menatap sengit pada Askar yang berekspresi datar. Beberapa saat hingga Kava mengalihkan tatap padanya, walau masih memakai helm full face, kilat cemburu dan marah bisa ia baca di mata sang pacar.

Askar menipiskan bibirnya. Kava ya.

"Kav-"

Kava melepas helmnya, lalu turun dari motor dan menarik begitu saja tangan Yera. Askar lekas turun, menarik satu lagi tangan cewek itu. Kedua cowok itu saling menatap tajam penuh peringatan.

"Siapa lo?"

"Ada urusan sama lo?" balik Kava tak bersahabat.

"Mau hujan dan lo tiba-tiba narik sahabat gue."

Kava tertawa sumbang. "Sahabat lo?"

"Kava-" kesal Yera memberi peringatan.

"Gue nggak mau tahu lo siapa, gue yang berhak atas dia!" seru Kava menarik Yera mendekat padanya. Tidak mau kalah, Askar juga menarik.

"Berhak atas Sora? Lo siapanya Sora, Bro?"

"Gu-" Belum menyudahi ucapannya. Yera menarik tangannya memberi peringatan. Yera menggeleng. Hal itu dapat Askar tangkap. Kode mata dari Yera pada Kava.

Gigi Kava bergemeletuk. Ia mengerang kesal.

"Lepasin tangan lo dari Sora gue dan pergi dari sini." Tidak peduli apapun, Askar hanya tidak suka. Ia tarik paksa tangan Kava melepaskan tangan sahabatnya hingga lepas. Tentu saja itu membuat Kava kian emosi dan melayangkan pukulan seketika.

Bugh!

Askar yang tak siap hampir terdorong mengenai motornya.

"Bangsat!"

Bugh!

Askar balik melayangkan bogeman pada pipi Kava. Cowok itu berdecih dan mengusap sudut bibirnya. Perkelahian keduanya tak dapat terelakkan, Kava yang sudah kepalang emosi kian brutal membuat Askar tersungkur.

"Gue pastiin lo bakal nyesal buat gue emosi bangsat!"

Jatuh tidak membuat Askar menyerah, ia balik memberikan bogeman bertubi-tubi hingga gantian Kava yang tersungkur ke tanah.

"BERHENTI!" teriakan Yera nyatanya percuma.

"Pergi lo dan nggak usah ganggu Sora!" Askar mencengkram kuat krah seragam Kava. Cowok itu terkekeh walau wajahnya sudah memar.

"Sora lo bilang?"

Bugh!

"Berhenti!"

"Lo mau hilang kayak teman lo hah!"

Itu Bukan Aku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang