[34] KEBOHONGAN SORA

471 81 8
                                    

"Rea?"

Rea tersentak dan menoleh akan panggilan kakaknya. Di dalam kamar Yera buru-buru mematikan ponsel dan mengirim pesan pada Kava.

Ia buru-buru mengambil tas setelah Rea juga selesai bicara. "Rea? Kok lo nyusulin?" Pandangan Yera melirik sesaat Kakak Sora yang sudah kembali turun.

Apa Rea dengar sesuatu?

"Abis lo lama. Ditungguin."

"Iya gue ke bawah."

"Lo abis nelfon?"

"Hm?"

Rea menggeleng. "Buru ke bawah. Mereka nunguin. “

"Ngusir lo?"

"Hish enggak. Lo lama banget cuy."

Yera mencibir

"Lo mau ikut?"

"Enggak. Gue diminta siap-siap sama Abang gue. Ada acara keluarga."

Yera membulatkan bibirnya. Ia menepuk pelan pundak Rea sebelum beranjak. "Uke. Gue pergi ya."

"Okee. Kabarin ya bestie gimana perkembangannya."

"Gue kagak polisi. Tanya mereka."

"Hish seengaknya lo tahu dari sana."

Yera mengedikkan bahu. Rea mengantar hingga depan. Bersama mereka, Yera memilih bergonceng dengan Vanzo. Setiap saat matanya menatap ponsel. Menunggu pesan Kava.

***

"Anda yakin tidak menyadari korban mengikuti?"

Di ruang interogasi itu polisi mempertanyakan hingga ke detail terkecil pun. Yera berusaha menjawab sebisanya agar tidak ada kecurigaan. Bahkan ia juga sudah menyebutkan alamat yang Kava berikan. Beruntung sang pacar selalu bisa diandalkan dalam kondisi segenting apapun

"Apa kalian bertengkar sebelum korban hilang?"

"Tidak Pak. Saya dan Devan berteman baik."

"Terakhir Anda berinteraksi dengan korban?"

"Satu hari sebelumnya."

"Pembahasan terakhir apa yang kalian bahas?"

Hatinya tak henti merutuk. Pertanyaan ini bisa aja menjebaknya. "Makan bareng," kilahnya.

Polisi itu tampak terdiam sesaat. Usai berderet pertanyaan lainnya, Yera baru bisa diizinkan keluar setelahnya. "Terima kasih untuk waktunya. Jika ada yang mau saya tanyakan mungkin kami akan kembali menghubungi."

"Baik, Pak. Saya harap teman saya segera ditemukan."

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin."

Yera mengulas senyum. Ia kemudian pamit. Di  bangku luar, Arfan, Vanzo dan Askar yang kembali ikut ke kantor polisi sudah menunggunya.

"Gimana?" Arfan mendekatinya tergesa.

Yera menatap Askar dan Vanzo yang juga menunggu jawabnya. "Polisi bakal cari Devan di alamat yang gue bilang."

"Di mana Sora?" Askar buka suara

"Kalian mau nyari ke sana juga?"

"Hem. Anak Ragloaz bakal bantu cari." Vanzo yang menjawab. Yera mengangguk kecil. Ia mengeluarkan ponselnya. Mengirim ke ponsel Vanzo dan Arfan alamatnya.

"Udah."

"Ya sudah, kamu pulang diantar Askar ya. Abang dan Arfan langsung ke basemant."

Ia mengangguk. Seperginya keduanya, tinggal dia dan Askar.   "Anak Ragloaz mau cari hari ini juga?"

Itu Bukan Aku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang