[26] ABANG PROTECTIVE

500 104 9
                                    

“Janjinya apa kemarin?”

Wajah sanggar Kava membuatnya nyengir. Yera mengulum senyum manis dan menungkup pipi cowok itu. Kava sama sekali tidak menghindar, tatapan nyalang itu masih menatapnya.

“Kava sayang,” panggilnya lembut, meluluhan. “Lo kan tahu gue lagi nyamar jadi Sora.”

“Nyamar sih nyamar, tapi enggak berdua juga sama cowok lain. Lo terlalu sering bareng dia. Gue ngawasin ya."

“Askar itu sahabatnya Sora sejak kecil, Kav. Mereka emang sering bareng.”

“Cih.”

“Kav, ayo dong. Gue harus totalitas. Lagian gue lagi berusaha lindungi jati diri gue. Klayra temannya mantan Askar, kalau sampai dia bilang yang nggak-nggak ke Askar gimana? Gue harus punya posisi kuat biar Askar percaya gue.”

Kava menatap penuh selidik.

“Sumpah Kava,” gregetnya. “Ya kali gue mau berpaling. Askar bukan tipe gue kali.”

“Beneran?”

“Iya By.”

“Berani selingkuh awas lo!”

Ia tergelak. “Gila kali, enggak bakal. Cuman lo doang kok yang gue sayang,” ujarnya menarik kembali tangannya dengan senyum manis.

Perlahan ketegangan di wajah Kava mengendur. Cowok itu menghela nafas, mendekat dan memeluknya erat.

“Gue cemburu.”

Yera membalas pelukan itu dengan hangat, ia benamkan kepalanya di dada bidang Kava. “Gue tahu.”

“Waktu kita dikit banget ya sekarang?”

Yera mendongak, menatap wajah kesal Kava. Ia terkekeh. “Mau habisin waktu berdua hari ini?”

“Janji nggak ada yang ganggu?”

Kepalanya mengangguk. “Sampai malam. Setuju?”

“Bukannya keluarga si Sora disiplin?”

Mereka melepas pelukan. Yera mencebik. “Bodo amatlah. Gue nggak peduli, yang penting pacar gue nggak kesal lagi.”

Senyum Kava merekah. Tangannya naik mengusap lembut pipi Yera. “Gitu dong sayang.”

Jauh dari sana, dibalik pohon, Askar memperhatikan dengan tangan mengepal. Walaupun dia tidak tahu apa obrolan mereka karena jarak yang jauh, tapi melihat mereka sedekat itu entah mengapa membuat dadanya panas.

***

“Sora nggak akan ke mana-mana. Cuman mau sama Askar.”

Askar melempar bola kasti di tangannya ke dinding, lantas menyambutnya lagi. Dilakukannya berulang kali. Cowok yang tengah menyandarkan tubuh ke sofa dengan satu tangan yang menjadi bantalan itu tengah teringat ucapan Sora beberapa bulan lalu.

Melihat cewek itu kini dekat diam-diam dengan cowok lain, membuatnya tidak suka. Ini kedua kalinya Askar melihat Sora bersama laki-laki itu. Tadi, ia sempat melihat tatapan Sora yang begitu lembut dan hangat, beda sekali padanya. Dulu itulah tatapan yang Sora berikan padanya, tatapan berharap, tapi kini hanya tatapan tak minat.

Sebenarnya siapa laki-laki itu bagi Sora? Kenapa mereka sedekat itu?

Askar membuang nafas, ia melempar lagi bola kastinya dan membiarkan bola itu menggelinding tak tahu arah. Askar mengubah posisi duduknya dan mengacak rambutnya kesal.

“Sora berubah.”

Ya sora berubah. Apa benar cewek itu sudah melupakannya pasca menghilang? Secepat itu? Hanya karena ucapannya? Padahal Soraya yang dia kenal pantang menyerah, kata menyakitkan tak membuat cewek itu mundur. Namun yang nyatanya terjadi sekarang juga menamparnya telak.

Itu Bukan Aku ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang