Labirin Hati

Warna

Hari itu dia berkata padaku 'hiduplah dengan penuh warna' dan hal pertama yang aku bayangkan adalah pelangi. Saat mulut ini berkata seperti itu dia menjawab bahwa pemikiranku tentang hal itu begitu klise. Aku hanya diam. Aku tak tahu dan aku tak mengerti dengan hal semacam itu. Sejak saat itu aku selalu berpikir apakah hidup benar-benar harus seperti itu? Seperti sosok pelangi yang biasa orang lihat. Jujur saja aku tak yakin dengan hal itu. 

Bagiku kehidup cukup terbentuk oleh dua sisi, hitam dan putih. Namun ada pula yang terjebak dintara hitam dan putih, aku sebut itu dengan kelabu. Mereka yang terjebak diantara keduanya adalah orang yang menolak kesengsaraan namun juga tak mencapai kebahagiaan. Sejatinya tak ada yang menarik dari kelabu, namun bagi orang yang tak memihak pada apapun pasti memilihnya.

Bagiku hitam, putih, dan abu telah melambangkan sebuah kehidupan. Bahkan jika seseorang merasakan warna lain dalam hidupnya, bukankah itu tidak akan bertahan lama? Itu hanya akan kembali berubah menjadi putih atau hitam, atau jika kita terjebak di antara ke dua itu aku pikir kita akan berakhir dengan warna kelabu

"Sepertinya kau sudah salah paham dengan maksud dari hidup harus penuh dengan warna" Ujarnya kala itu, namun tetap saja aku tak mengerti dengan apa yang ia bicarakan. "Maksudnya?"

"Hidup penuh dengan warna bukan berarti kau harus memiliki semua warna itu dalam hidupmu. Tapi cobalah untuk merasakan setiap warna yang hadir dalam hidupmu"

"Bagaimana caranya supaya aku bisa merasakan warna-warna itu?"

"Cinta. Temukanlah cintamu, maka kau akan tahu bagaimana rasanya warna-warna itu hadir dalam dirimu"

The End.

-

Menceritakan tentang seseorng yang tak pernah merasakan cinta dalam dirinya.

Hanya sebuah cerita random dari pemikiran yang berenang di kepala tengah malam. Dengan dibantu teman anonim jadilah cerita seperti ini :v

!Tidak ada maksud menggiring opini para pembaca, aku hanya menulis apa yang aku pikirkan dalam bentuk cerita!