Puan yang Malang

6 1 0
                                    


Ada masanya dimana wanita dipandang sebelah mata. Dimana wanita hanya dijadikan sebagai alat transaksi, tanpa adanya hak asasi untuk membela diri. Karena pada kenyataannya takdir wanita telah di atur sedemikian rupa sejak ia dilahirkan tanpa persetujuan. 

Dan itu semua dialami oleh... sang puan yang malang.

Seperti marionette, ia bergerak sebagaimana tuannya bertindak, lalu dihiasi dengan cantik untuk dipamerkan kepada setiap orang yang datang melirik. Dengan adanya sayap yang ia punya, juga mahkota yang tuannya berikan membuat wanita itu bernilai tinggi, namun tidak dengan harga diri.

Puan yang malang, yang terjebak di dalam belenggu takdir yang menyesakkan.

Namun, apalah daya. Tanpanya sang puan tersimpuh lemah tak berdaya di dalam kotak keputusasaan, dan karenannya sang puan hanyalah boneka tak bernama yang lahir penuh kepasrahan. 

Apa gunanya sayap yang ia punya?

Apa gunanya mahkota yang ia dapatkan?

Bukankah semua itu berakhir percuma?

Puan yang malang. Yang terpejam dengan berlinang air mata. Berharap sang pangeran datang membawa lentera... bukan batu bara.

The End.

Untuk episode ini terinspirasi dari sosok boneka Marrionate dengan latar kerajaan. pada awalnya ini adalah puisi yang aku buat dengan judul yang sama, memang belum sempurna tapi aku harap kalian bisa menikmatinya.

Mungkin karena saking semangatnya aku ngerjain ini, sampai buat ilustrasinya juga. dan kali ini aku ngerjain dua versi ilustrasi.

Ver 1: dengan mahkota dan sayap

Ver 1: dengan mahkota dan sayap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ver 2: tanpa mahkota dan sayap.

Ver 2: tanpa mahkota dan sayap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Labirin HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang