Renza dan Danu akhirnya bisa bernafas lega karena hukuman mereka yang kini telah berakhir."Nu,gue ke toilet bentar"
Tanpa menunggu jawaban dari Danu, Renza langsung berlari ke arah toilet dengan tergesa-gesa.
Danu yang melihat hal itu tentu saja jadi cemas dan pikirannya langsung bercabang memikirkan banyak bayangan buruk.
"Renza ngapain ya di toilet? dia dari tadi kelihatan lemes ,mana pucet banget. Jangan-jangan dia muntah,atau... jangan-jangan dia kebelet ya?"
kira-kira begitulah isi dari otak Danu.
Baru saja Danu hendak mengetuk pintu toilet, Renza sudah membukanya.
"Ngapain lo? Ngikutin gue?" tanya Renza.
"Iyalah, ngapain sih Lo buru-buru banget" tanya Danu tanpa basa-basi.
"Gak papa,cuman kangen aja sama suasana toilet" jawab Renza seraya tertawa tapi tak membuat Danu ikut tertawa.
"Bisa-bisanya Lo ketawa disaat gue mikirin Lo !" ketus Danu.
"Cie,salah siapa mikirin gue!"
"Heh sontoloyo! Elu tuh ya,di khawatirin juga!"
"Nu, gue bukan orang sakit,gue tuh waras!sehat! Tenang aja kawan"
"Besok-besok. Sekarang lagi gak bisa"
...
"Salsa, Renza mana?" tanya Kak Ama ketika ia pulang dari bekerja.
Kak Salsa hanya menunjuk arah kamar dengan dagu lalu memalingkan wajahnya ke arah televisi. Jujur ! Rasanya kesal bukan main ketika Kak Salsa merasa jika Kak Ama selalu perhatian lebih ke si bungsu.
Ia kan juga adik,ia juga keluarga . Kenapa semua rasanya berbeda untuknya ?!
"Kamu gak lagi berantem kan?"
"Enggak" jawab Kak Salsa singkat.
"Emang harus begitu,gak usah berantem sama adik sendiri, apalagi kalau cuman karena masalah sepele." lanjut Kak Ama.
"Sepele?! Kalian semua yang selalu cuek sama gue dan mentingin Renza itu sepele?!"
"Kakak mau istirahat dulu, ini roti tolong kamu kasihin ke Renza"
Meski dipenuhi rasa kesal juga malas yang bukan main, Kak Salsa tetap mengangguk dan melaksanakan perintah Kak Ama.
Perempuan itu bangkit lalu berjalan menuju kamar Renza.
Tok tok tok
Ceklek
"Kenapa kak?"
Kak Salsa tidak menjawab, tapi kedua bola matanya menatap dalam,menelisik wajah si bungsu yang nampak berbeda baginya.
"Pucet banget,kenapa?" tanya Kak Salsa.
Renza membulatkan matanya sejenak. Agak heran kenapa kakaknya mau saja bertanya tentang keadaannya saat ini. Biasanya kan perempuan itu yang selalu membuatnya berulang kali merasakan sakit .
"Karena ngantuk,mungkin" jawaban Renza terdengar ragu .
"Hm,nih dari Kak Ama"
"Apa sih ini?"
"Banyak nanya,tinggal dimakan doang" cibir Kak Salsa.
Renza mengangguk paham lalu ia menggeleng dan menyerahkan plastik itu pada Kak Salsa lagi,"Buat kakak aja, Renza lagi males makan roti"
"Lo—
"Kakak harus terus jaga pola makan, Renza gak mau kalau nanti kakak sakit perut gara-gara maag nya kambuh" tutur Renza seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Squad [ SELESAI ]
Teen FictionSemua itu hanya mimpi yang tak akan bisa menjadi nyata. Ini adalah ukiran kisah yang dibuat oleh enam anak laki-laki yang tak akan bisa dilupakan siapapun. Series ketiga "Malaikat untuk Renza" Bisa dibaca secara terpisah. NOTE (pemain cerita ini a...