"Bay,yang bener aja masa gue harus ikut nganterin tuh buku ke kakak Lo sih!" gerutu Satria.Saat ini Renza ,Jenovan ,dan Satria tengah berjalan kaki menuju salah satu rumah teman Kak Salsa.
Sebenarnya hari ini mereka bertiga berniat ingin menonton bersama tapi tiba-tiba saja Kak Azi menyuruh Renza untuk mengantarkan buku milik Kak Salsa yang tertinggal.
Perempuan itu tengah mengerjakan tugas kelompoknya dan entah kenapa Renza juga mau-mau saja.
"Lo kalau gak mau balik aja sono" ketus Jenovan. Lama-lama telinganya juga sakit kan?
"Bukannya gimana-gimana ya,tapi Lo lihat lah masa seorang Satria yang ganteng ini harus nganterin buku ? Kan gak elit" gerutu nya lagi.
"Yang nganterin buku kan gue,bukan elu" cibir Renza.
"Ya sama aja,kan gue juga bakal nyampe Sono" bela Satria.
"Sumpah lo kalau gue gak takut dosa,dah gue lempar Lo ke kali!" amuk Jenovan dan bersiap hendak menendang kaki Satria hingga laki-laki itu berlari untuk menghindari tendangan Jenovan.
Biarpun Jenovan orangnya penyabar,tapi kalau bersama Satria, semuanya tampak berbeda dan sepertinya hanya Renza yang cukup sabar.
"Sampe"
Jenovan dan Satria sama-sama ngos-ngosan ketika mereka bertiga sampai di salah satu rumah yang tampak mewah ini. Salah siapa lari-lari.
"Yuk buruan! Abis itu pulang terus nonton!" ujar Satria masih dengan ngos-ngosan nya.
Mereka masuk ke lingkungan rumah mewah yang tidak berpagar itu. Bisa mereka lihat ada tiga orang perempuan yang duduk di taman depan rumah.
Oh ! Salah satu dari mereka adalah Kak Salsa!
"Eh! Lo Renza kan?"
Kak Salsa menoleh ketika salah satu temannya meneriaki nama sang adik.
Renza buru-buru mengangguk seraya tersenyum menghormati teman kak Salsa sekaligus kakak kelasnya dulu."Mau apa Lo kesini?" tanya Kak Salsa cukup ketus membuat Jenovan dan Satria langsung mencebik kesal.
"Mau ngabisin makanan! Ya mau berbaik hati lah ama elu" ketus Satria diangguki Jenovan dengan mantap.
"Em,buku kakak ketinggalan" ujar Renza seraya menyerahkan buku milik Kak Salsa.
"Hm" jawab Kak Salsa dan segera menerima bukunya. Dua teman kak Salsa itu tertawa dan menatap kedua kakak adik itu bergantian.
"Ya elah, Sa. Dari dulu sampai sekarang gak bosen Lo cuek sama adik sendiri? Gue yang ngelihat aja capek !" tawa salah satu dari mereka.
"Tau tuh! Lagian ngimpi apa sih gue tadi malem, gak sia-sia kita ngadain kerkel kalau ada Renza!"
Renza ikut tertawa canggung ketika dua teman kakaknya saling tertawa. Sebenarnya Renza tidak terlalu paham,tapi ya sudah lah.
Di sini Satria baru sadar kalau ternyata sosok sahabat barunya itu begitu terkenal dan super kesayangan siapa saja.
"Btw,Ren. Gimana sekolah Lo?"
"Ck! Udah deh, kita lanjutin aja kerkel nya. Ren,Lo pulang sana" suruh Kak Salsa.
"Sa,gak papa kali dia di sini dulu. Lumayan kita kerkel ditemani cogan"
"Halah. Udah sana lu balik,"
"Eh, tapi bener kata kakak berbaju biru, kebetulan kami gabut tuh,jadi gak ada salahnya toh kalau kami nemenin kalian sambil ngehabisin makanan" ujar Satria tak ada akhlaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Squad [ SELESAI ]
Teen FictionSemua itu hanya mimpi yang tak akan bisa menjadi nyata. Ini adalah ukiran kisah yang dibuat oleh enam anak laki-laki yang tak akan bisa dilupakan siapapun. Series ketiga "Malaikat untuk Renza" Bisa dibaca secara terpisah. NOTE (pemain cerita ini a...