Apapun itu asalkan bisa membuat Renza merasakan kebahagiaan yang seharusnya, maka akan Danu lakukan. Termasuk ia mencoba memberikan kepercayaan kepada Kak Salsa .Danu tidak bisa berbohong,jika ia benar-benar benci dengan Kak Salsa karena perempuan itu adalah dalang utama dibalik kehancuran sahabatnya. Tapi Danu juga tidak mungkin menolak untuk membantu perempuan itu karena tujuan Danu adalah membuat perempuan itu menyesal juga membantu Renza keluar dari bayang-bayang ketakutannya.
Untuk Kak Salsa sendiri, perempuan itu selalu mencoba untuk mendekati Renza untuk sekedar basa-basi. Renza akan bersikap biasa saja ,ia tidak menghindar maupun terlihat senang. Dari sini Kak Salsa sadar, ia sudah terlalu jauh.
Kak Salsa belum mengucapkan kata maaf walaupun secara tidak langsung karena ia berinisiatif akan memperbaiki sifatnya terlebih dahulu. Terlalu lucu jika ia langsung datang dan meminta maaf begitu saja kan?
Sebagai seorang siswa kelas 12, Renza dan kawan-kawan akan mendapatkan pelajaran tambahan menjelang ujian. Jadi otomatis mereka akan pulang lebih sore dari biasanya.
Renza terlihat bercanda dengan Jenovan . Danu yang melihatnya, teringat pada permintaan Kak Salsa yang menyuruhnya untuk membantu mendekatkan hubungan kakak adik itu.
"Ren,"
"Ya?"
"Ikut gue bentar" ajak Danu. Laki-laki itu segera berdiri dari duduknya. Tanpa banyak kata, Renza ikut berdiri tapi Jenovan terlihat tidak ikhlas karena acara bercanda mereka belum usai.
"Alah,pilih kasih Lo. Tinggal ngomong di sini kenapa sih" gerutu Jenovan.
"Lo mau ikut? Ya ayo aja sih" timpal Danu santai.
"Gak lah! Gak jadi! Mendingan gue nyari si Satria aja"
"Ya udah sana, Yuk Ren,"
Karena malas berdebat, Renza berjalan mengekori Danu yang melangkah ke arah perpustakaan . Entahlah ada apa, intinya Renza malas untuk bertanya.
"Duduk"
"Mau ngomong apa?"
Danu menghembuskan nafas panjang sebelum memulai perkataannya. Ia yakin, ini akan sedikit sulit untuk Renza.
"Lo masih benci sama Salsa?"
Renza mendengus kesal. Apakah ia diajak kesini hanya untuk ditanyai hal seperti itu?
"Kenapa memang?"
"Gue cuman nanya Ren,*
"Gue gak bisa jawab"
"Ren, gue tahu Lo kecewa sama kakak Lo . Gue juga tahu,buat ngehilangin rasa kecewa dan ketakutan lo itu gak mudah"
"Langsung aja Nu, kenapa Lo jadi suka basa-basi gini?" potong Renza tak suka.
"Kenapa Lo gak coba buat Nerima kehadiran Salsa lagi?"
Renza berdiri, ia menatap kedua manik Danu dengan mata bergetarnya. Laki-laki itu mengangguk main-main dan tersenyum tipis, "Kenapa Lo aneh sih?! Kemarin Lo nyuruh gue ngebales, sekarang Lo nyuruh gue Nerima, sebenarnya mau lo apa sih?!"
"HEI! DI PERPUSTAKAAN DILARANG BERISIK !"
teriak sang penjaga perpustakaan kesal dengan teriakan Renza namun kedua anak itu tidak peduli. Mereka masih saling menatap benci walau dalam diam."Karena gue gak mau, Salsa ada dipihak yang disakiti"
Danu kira, Renza akan mengerti ketika ia mengatakan hal ini tapi ternyata tidak. Renza menanggapinya berbeda.
"Jadi Lo mau gue yang disakiti ,gitu?"
Danu gelagapan sendiri. Kalau sudah seperti ini maka akan sulit untuk membujuk Renza agar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Squad [ SELESAI ]
Teen FictionSemua itu hanya mimpi yang tak akan bisa menjadi nyata. Ini adalah ukiran kisah yang dibuat oleh enam anak laki-laki yang tak akan bisa dilupakan siapapun. Series ketiga "Malaikat untuk Renza" Bisa dibaca secara terpisah. NOTE (pemain cerita ini a...