Kak Salsa termenung dengan pikirannya yang masih sepenuhnya mengingat akan perkataan ibu-ibu tadi pagi.
Bohong jika ia tidak merasa marah ataupun sedih. Tapi dirinya bisa apa?
Yang mereka ucapkan benar adanya dan Kak Salsa paham, dunia seakan lebih berpihak pada Renza."Sebegitu mudahnya Lo narik simpati orang lain, semudah itu ya buat diterima dikalangan semua orang"
Bohong juga jika Kak Salsa tidak merasa iri. Biarpun kadang ada rasa ingin meminta maaf,tapi kadang rasa benci dan iri nya terasa lebih mendominasi.
"Kamu mikirin apa?" tanya Kak Azi sambil merengkuh adik perempuannya.
"Gak mikirin apa-apa kok,Kak" jawab Kak Salsa seraya tersenyum menatap kakak ketiganya.
"Mikirin Renza ya?"
Kak Salsa terkekeh,"Bohong kalau aku bilang ,enggak"
"Jangan pernah berpikir kalau Renza itu benci sama kamu. Renza tahu kamu itu kakaknya,dia punya rasa cinta yang besar untuk kakaknya,jadi kakak harap jangan sekali-kali berpikir untuk menyerah" nasihat Kak Azi.
"Mungkin Renza emang gak benci sama aku, tapi yang jelas dia pasti kecewa sama aku"
"Aku udah hancurin masa kecil dia, aku yang buat dia trauma, aku yang ngebuat dia dibayang-bayangi rasa takut,aku—
"Sssttt,udah jangan diterusin. Menyesal itu wajar,yang gak wajar adalah ketika kamu tidak bisa memperbaikinya"
"Emang masih bisa diperbaiki kak?"
Kak Azi terdiam. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa lagi.
"Renza itu ibarat gelas kaca yang udah aku pecahin. Sulit buat memperbaikinya bahkan nyaris gak mungkin..." ucap Kak Salsa sendu.
"Jujur, mungkin kalau Renza mau menerima maafku dan hubungan kita layaknya adik kakak, aku gak yakin kalau sikap Renza masih sama kayak dulu.." sambung Kak Salsa lagi.
Kak Azi membenarkan itu karena bagaimanapun juga ia merasakan kalau adik bungsunya telah sedikit berubah.
Renza yang dulu sering mati-matian mendekati mereka hanya dengan harapan dibalas dengan sikap yang baik, tetap tersenyum ketika mereka hujani dengan kata-kata tak pantas, atau bahkan mereka sakiti fisiknya ,anak itu tidak pernah mengeluh lelah.
Renza yang banyak bicara,cukup manja, menyebalkan dan sikap bar-bar nya saat ada yang mengusik ketenangan kakaknya itu sangat mereka rindukan .
Tapi, mereka tidak bisa melihatnya sekarang. Tuntutan pekerjaan seiring bertambahnya usia juga menjadi pengaruh utama.
Renza benar-benar merubah dirinya. Ia menjadi laki-laki yang mandiri . Padahal harusnya mereka senang karena itulah yang mereka inginkan dari dulu kan? Lalu kenapa sekarang mereka justru berharap memiliki Renza yang seperti dulu?
...
"Danu, gue mau minta bantuan sama Lo" ucap Kak Salsa lirih di depan Danu yang saat ini melipat kedua tangannya di dada dengan aura sombongnya.
"Apa? Mau nyakitin Renza lewat gue?"
Kak Salsa menggeleng, jujur ia sangat sakit hati mendengar apa yang Danu katakan. Tapi,wajar kan kalau Danu membenci dirinya?
"Gue, bantu gue buat minta maaf sama Renza"
Hening. Tidak ada jawaban dari Danu sebelum pada akhirnya laki-laki tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan heboh.
Ada rasa bahagia sekaligus puas ketika melihat orang yang sudah membuat sahabatnya hancur itu kini bertekuk lutut dibawah kendalinya, Danu pastikan perempuan ini mengalami masa yang seharusnya ia alami.
Sedangkan Kak Salsa mati-matian menahan rasa marah sekaligus malu ketika merasa dihina habis-habisan oleh Danu,sahabat adiknya.
"Diteror Om Ali Lo? Lawak bener!" tawa Danu makin kuat ketika melihat wajah Kak Salsa yang merah padam.
"Emang apa yang ngebuat Lo inget sama kesalahan Lo yang sebejibun itu?! Dan, Lo harus ingat kalau minta bantuan ke gue itu gak gratis"
"Gue bakal lakuain apapun buat nebus jasa Lo" ucap Kak Salsa mantap.
"Tapi,kembali lagi ke pertanyaan gue, apa yang ngebuat Lo sadar? Lawak aja sih gue dengernya" ucap Danu masih dengan nada bercanda nya.
"Gue gak harus kasih tahu kan?"
Emosi Danu jadi memuncak ketika mendengar nada bicara Kak Salsa yang terkesan menantang. "Lo itu butuh bantuan gue,jadi gak usah sok memerintah" ucap Danu menekan semua perkataan nya.
"Sorry,tapi gue gak bisa kasih alasannya"
"Kalau begitu,gue juga gak bisa" ucap Danu santai.
"Danu,gue mohon..."
Danu tersenyum miring, ia suka sekali melihat orang yang begitu ia benci memohon dan bertekuk lutut dibawah nya seperti ini.
Sikap jahat yang menurun dari ayahnya itu,bisa bangkit kapan saja.
"Lo pikir maaf Lo itu segampang maaf-maafan pas lebaran? Gue tahu gue bukan tuhan dan gue gak berhak menghalangi Lo minta maaf sama adik Lo sendiri. Tapi Lo harus tahu,gue itu orang pertama yang selalu tahu tentang dia. Jadi,gue gak mau kalau Lo nyakitin dia buat yang kesekian kalinya" tegas Danu.
Sial! Kenapa kak Salsa jadi merinding begini mendengar nada bicara Danu?!
"Lo yang ngebuat mentalnya hancur ya walau itu gabungan sikap bejat Lo dan ketiga kakak Lo tapi tetep aja Lo yang paling mendominasi. Lo yang ngebuat dia digebuki sama Ama gara-gara fitnah lo, Lo juga yang ngebuat dia koma , Lo juga yang bohongin dia hingga berujung dia menghilang selama semalaman."
Kak Salsa hanya mengangguk dan berharap Danu tak mengingatkan akan kesalahan yang sudah ia lakukan karena demi apapun ! Itu sangat memalukan!
"Dan sekarang,Lo mau minta bantuan gue buat minta maaf? , Lo pikir apa yang Lo lakuin itu gak membekas di hati adik Lo?!"
"Jujur aja,gue seneng denger ini tapi gua sama sekali gak berharap kalau Lo bakal ngulangi lagi apa yang udah terjadi" sambung Danu.
"Gue bakal berusaha untuk itu" lirih Kak Salsa.
"Maka gue gak akan bantu," ucap Danu santai tapi membuat Kak Salsa heran,
"Gue gak butuh usaha lo. Tapi gue butuh keyakinan dan janji Lo kalau Lo gak bakal lakuin hal buruk apapun lagi karena kalau sampai itu terjadi,gue gak segan-segan buat ngehabisin Lo,gue gak peduli walaupun Lo perempuan"
"Danu, Lo tahu sendirikan gimana sulit nya gue buat ngobrol panjang lagi sama Renza,dia beda dari yang dulu"
Danu tertawa lalu menatap Kak Salsa serius. "Roda itu berputar, sekarang Lo ngerasain kan gimana sakitnya berjuang sendiri?"
Kak Salsa hanya terdiam membenarkan. Biarpun yang Danu katakan itu sangat menyakitkan tapi setidaknya itu benar dan bisa menyadarkan dirinya.
"Gue cuman mau ngasih tahu kalau sekarang adik Lo itu udah cukup gak peduli sama kalian, karena apa? Karena dia capek ngurusin kalian. Dia juga punya kehidupan sendiri"
Kini Kak Salsa paham, sesulit apa dulu Renza yang berjuang hanya agar dianggap sebagai adik dan saudara.
"Gue bantu,tapi gue gak yakin ini berhasil"
...
Dipikir gampang apa minta maaf sama Renza. Huh!
Btw maaf ya aku jarang update,karena ini kan mendekati maulid nabi,jadi aku cukup sibuk gitu dan kebetulan gak ada tabungan sama sekali.
Ini aja aku ngetiknya buru-buru dan mungkin amburadul banget.
Oke jangan lupa tinggalkan pesan untuk Renza dan Kak Salsa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Squad [ SELESAI ]
Novela JuvenilSemua itu hanya mimpi yang tak akan bisa menjadi nyata. Ini adalah ukiran kisah yang dibuat oleh enam anak laki-laki yang tak akan bisa dilupakan siapapun. Series ketiga "Malaikat untuk Renza" Bisa dibaca secara terpisah. NOTE (pemain cerita ini a...