Renza ingin menyampaikan sesuatu pada keempat kakaknya ,jika ia sangat menyayangi mereka melebihi apapun. Seburuk apapun perlakuan mereka pada nya, Renza akan menerimanya.
Maka, ketika Renza menemukan gumpalan kertas dengan tulisan yang cukup rapi di tempat sampah yang menuliskan tentang dirinya, anak laki-laki itu tersenyum senang.
"Makasih,kak"
...
Semuanya terjadi begitu saja tanpa disadari.
Berita menggemparkan itu harus Renza telan bulat-bulat. Mau tak mau, laki-laki itu harus percaya.Kak Salsa masuk rumah sakit .
Ini bukan berita baik .
Perempuan itu mengalaminya kecelakaan yang terbilang parah dan ini adalah kecelakaan beruntun yang menelan banyak korban jiwa. Satu hal yang Renza harapkan, Kakaknya harus baik-baik saja.
Ceklek
"Kak..." parau Renza saat melihat bagaimana kakaknya berjuang diantara hidup dan mati.
Berbagai macam alat digunakan untuk mempertahankan kehidupan perempuan itu.
Renza terduduk lemas, rasanya sakit jika melihat bagaimana kondisi Kak Salsa saat ini. Kulit di tangan dan kakinya mengelupas, memperluas daging juga darah yang masih segar disana.
"Renza tenang ,oke?" Kak Ama menenangkan Renza karena tak ada siapapun yang bisa menenangkan si bungsu saat ini. Mama ? Wanita itu tengah terisak hebat disamping brankar Kak Salsa juga Mbak Manda yang setia disampingnya.
Mana mungkin Renza bisa tenang jika Kakaknya seperti itu ?! Kulit kepala Kak Salsa mengelupas bahkan bahkan perempuan itu nyaris botak.
"Eni meninggal,"
Renza diam tak menggubris, dia tak peduli meski Eni adalah perempuan yang sempat berboncengan dengan Kak Salsa sebelum kecelakaan beruntun itu terjadi.
Kak Ama hanya bisa mengusap punggung Renza dengan maksud menenangkan. "Sa,kamu harus senang. Renza masih mau untuk menangisi kamu" batin Kak Ama.
"Kak..."
"Hm,iya? Kamu mau apa?"
"Kak Salsa sayang sama Renza,kan?"
Kak Ama buru-buru mengangguk sambil membantu adiknya berdiri, laki-laki itu mendekat kearah kakak keempatnya.
"Kak, ayo bangun. Bilang kalau kakak sayang sama Renza," Mereka semua diam, membiarkannya Renza berbicara.
"Katanya mau ngajak Renza ziarah bareng? Katanya sayang sama Renza?"
"Kakak sayang kamu"
Renza tercekat, ia menatap kaget kearah Kak Salsa yang juga menatapnya. Kak Salsa mencoba menggenggam tangan Renza, "Kamu adik kakak, Renza." Perempuan itu berucap dengan susah payah.
"Salsa, mau sesuatu?" tanya Mama buru-buru ketika Kak Salsa terlihat bingung menatap sekitar.
Kak Salsa berlinang air mata, membuat Mama kalap begitu pula dengan Renza. Anak laki-laki itu langsung memeluk Kak Salsa hati-hati. Disamping telinga Renza,kak Salsa berbisik sangat lirih, "Lembar paling belakang"
Nafas perempuan itu memberat seiring dengan bola matanya yang menajam,
Bruk !
"RENZA !!!" anak laki-laki itu,jatuh pingsan.
"Ma, Salsa ,Ma !!!!"
"Cepat panggil dokter!!!"
...
Satria
Ren, gue pamit ya. Gue harus balik ke Jakarta.
Maaf gue gak bisa datang ke pemakaman Kakak Lo. Semoga amal ibadah kakak di terima di sisi-Nya. Gue doain yang terbaik....
"Ma, aku gak tega sama Renza. Aku gak pernah bisa buat dia senyum walau satu kali ! Aku....—
"Manda,jangan menyalahkan diri kamu seperti itu,nak . Kita sama-sama kehilangan, tapi—
"Renza begitu sayang sama Salsa,Ma. Dia udah terbiasa dengan semua sifat Salsa dia—"
Tak ada yang kuat untuk melanjutkan perkataan mereka masing-masing. Pandangan mereka hanya tertuju ke arah si bungsu yang berdiri mematung menatap arah halaman rumah.
Renza menatap kosong, air matanya menetes perlahan, "kenapa kakak gak bilang sama Renza, kenapa kakak seneng banget lihat Renza nangis?"
"Papa pasti marah sama Renza, Papa, Renza minta maaf,Renza gagal jagain kakak..."
Renza menunduk, menatap kertas dalam genggamannya. Tulisan tangan yang ditulis oleh perempuan yang sudah meninggalkan nya satu Minggu ini.
Ya,ini satu Minggu sejak kepergian Kak Salsa. Dan satu Minggu ini,hanya Renza habiskan untuk menatap tulisan tangan Kak Salsa.
"Sampai kapanpun, kita saudara kak"
...
Satu chapter lagi selesai bestie !!!
Aku menyampaikannya terlalu simple tapi gak mudah dipahami ya ?
Monggo ditanya kan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Squad [ SELESAI ]
Teen FictionSemua itu hanya mimpi yang tak akan bisa menjadi nyata. Ini adalah ukiran kisah yang dibuat oleh enam anak laki-laki yang tak akan bisa dilupakan siapapun. Series ketiga "Malaikat untuk Renza" Bisa dibaca secara terpisah. NOTE (pemain cerita ini a...