Pernah didalam hati saya dipenuhi keyakinan bahwa seseorang yang saya dampingi selama ini adalah takdir-Nya untuk hidup saya.
Pernah saya begitu bersyukurnya dipertemukan dengannya yang saya anggap begitu baik.
Pernah saya memantaskan diri demi untuk duduk bersanding di sebelahnya kelak dalam akad.
Pernah juga saya memohon doa di setiap sujud terakhir saya, agar apa yang saya amin kan adalah apa yang Tuhan izinkan.
Namun nyatanya, hanya di dalam hati saya keyakinan itu penuh, sedang di dalam hatinya terisi keraguan. Hanya saya yang bersyukur atas pertemuan dengannya, sedang dia tidak merasakan apapun. Hanya saya yang berusaha memantaskan diri, sedang baginya bukan saya yang pantas mendampingi. Hanya saya yang memohon doa di setiap sujud, sedang amin nya tak bermuara pada saya.
Saya ingin membencinya, tetapi rasa cinta saya masih lebih besar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seikhlas Awan Mencintai hujan
Non-FictionKemarin, doa mu agar bisa dibersamakan. Hari ini, doa mu agar bisa mengikhlaskan