Chapter 2: Masa Transisi.
Sudah menjelang 3 hari Luffy dan Nami terbaring tak sadarkan diri di ranjang yang ada pada ruang kerja Chopper setelah sebelumnya mereka di serang tiba-tiba oleh segerombolan Marinir yang tak jelas asal usulnya serta atas pimpinan siapa mereka bertindak.
Luffy beserta juga Nami, saat ini sedang berada dalam perawatan dan pengawasan dokter Chopper yang kini bertanggung jawab atas perkembangan dari proses pemulihan kapten dan navigatornya itu. Mereka dirawat dengan selang infusan yang terpasang pada lengan mereka. Khusus untuk Nami, dipasangkan pula selang yang terhubung pada tabung oksigen di wajahnya.
Setelah insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu, mereka berdua tentu mendapat luka sehabis dikeroyok oleh para Marinir bajingan itu yang secara membabi buta menyerang mereka tanpa pandang bulu.
Sebenarnya pada saat itu, Luffy bisa saja mengalahkan mereka semua secara mudah tanpa harus banyak mengeluarkan tenaga. Hanya saja, Luffy lengah dan juga salah perhitungan.. hingga pada akhirnya, ia membuat suatu kesalahan yang berdampak fatal bagi dirinya dan juga Nami sang navigator kesayangannya.
Yang namanya manusia, tak luput dari suatu kesalahan bukan?
Jadi Luffy tak bisa berbuat banyak waktu itu dan akhirnya ikut tumbang setelah ia mengantarkan Nami yang pingsan kepada Chopper.
Setelah ditelaah oleh Chopper, luka-luka yang muncul pada tubuh Luffy hanyalah luka sepele yang mungkin Luffy juga tak akan merasakan apapun dari luka yang ia dapatkan dari pertarungan itu. Namun kasus yang menimpa Nami adalah hal yang berbeda.. dirinya dipenuhi oleh luka yang cukup parah serta luka lebam yang membengkak pada bagian tengkuk lehernya selepas terkena pukulan keras dari musuh yang ia hadapi beberapa hari yang lalu.
Hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi Nami kedepannya. Tapi siapa yang tahu mengenai apa yang akan terjadi di masa depan? Tak ada yang bisa meramal takdir seseorang kan?
Tapi tentu semua rekan kru mereka mendoakan yang terbaik untuk mereka berdua supaya lekas pulih kembali agar suasana di atas kapal kembali meriah.
Jujur saja, mereka yang ada di Sunny seperti Zoro dan yang lain-lain, merasa suasana diatas kapal sangat aneh ketika tak ada sosok yang konyol seperti Luffy dan sosok yang heboh seperti Nami yang mendominasi euforia diatas Kapal Sunny-Go.
Suasana disana terasa berbeda tanpa adanya mereka berdua.
Hening dan hampa, itulah yang seluruh anggota kru rasakan ketika tak ada suara bising dari seorang remaja berambut hitam serta wanita bersurai panjang warna jingga itu.
- ☆ -
Pada saat ini, setelah mentari mulai menerangi bumi, Chopper berniat tuk memeriksa kembali keadaan dari Luffy dan Nami.
Ia berharap bahwasanya keadaan kedua rekannya itu kian membaik.
Chopper pun memeriksa temperatur suhu terlebih dahulu pada kedua pasiennya itu. Dan dilihatnya suhu daripada tubuh Luffy dan Nami sudah mulai normal khalayak suhu manusia pada umumnya.
Setelah beberapa saat sewaktu Chopper memeriksa tubuh kedua rekannya itu, Chopper melihat ada sebuah pergerakkan kecil dari jari tangan Luffy yang perlahan mulai gerak dan bergetar.
"Loh..? Apakah mungkin secepat ini?" Pikir Chopper sembari memperhatikan pergerakkan kecil dari jari-jemari Luffy.
Karena tak ingin membuang waktu hanya untuk terus diam sambil memperhatikan, Chopper akhirnya melakukan hal yang lain.
"Lebih baik kuganti saja kantung infusannya" Chopper lalu mengganti kantung infusan Luffy secara hati-hati.
Setelah selesai mengganti kantung infusan Luffy dan merasa sudah tak ada lagi yang perlu dilakukan karena Chopper sudah memeriksa Nami dan Luffy, Chopper pun berniat untuk melakukan kegiatan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Jangan Lupakan
RomanceNami mengalami amnesia terhadap suatu hal tertentu karena satu peristiwa. Luffy berusaha tuk memulihkan kembali ingatan Nami sebab disanalah terkenang banyak memori tentang rahasia mereka berdua yang tak banyak di ketahui oleh orang-orang. Mampukah...