《Memahaminya》

233 39 3
                                    

Sebelumnya..

Luffy merasa aneh dengan suatu hal. "Kenapa?"

Nami pun meresponsnya dengan bertanya. "Kenapa apanya, Mugiwara-san?"

"Eh?"

(‐^▽^‐)

Chapter 8: Memahaminya

"Kenapa kau terlihat heran begitu?" tanya Nami yang bingung melihat perubahan ekspresi Luffy.

Luffy lalu kembali meraih kesadarannya setelah dibuat terkejut oleh Nami dalam beberapa saat. "Ah.. tidak apa-apa kok," ujar Luffy dengan senyuman canggungnya.

Seharusnya, Luffy tak perlu terkejut dengan perubahan sikap Nami mengingat Nami sedang mengalami gejala hilang ingatan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengannya pada saat ini.

Namun entah mengapa, Luffy tetap saja merasa aneh dengan perlakuan Nami yang memberikan jeruk dari kebunnya begitu saja dengan enteng yang mana biasanya Nami selalu tidak membolehkan siapapun mengambil jeruk yang ada di kebunnya.

Tapi kali ini, Nami bersikap tidak seperti dulu kala.

Terlebih lagi, panggilan yang Nami tujukan kepadanya, membuatnya merasa lebih aneh lagi.

Panggilan tersebut terdengar asing untuknya dan terkesan tidak enak untuk didengar.

"Oiya, barusan kamu memanggilku dengan panggilan Mugiwara-san. Kenapa demikian?" Luffy mengajukan pertanyaan yang sedaritadi terbayang-bayang di pikirannya.

"Karena kau selalu bersama topi jerami itu kalau ku perhatikan. Jadinya kupanggil saja dirimu seperti itu. Apa kau keberatan kupanggil dengan sebutan itu, Mugiwara-san?" Nami balik bertanya diakhir.

"Ya, itu terdengar aneh untukku.." ujar Luffy.

"Lalu, harus kupanggil kau bagaimana?"

"Panggil Luffy saja," tutur Luffy.

"Oke.. tapi itu perlu waktu agar aku bisa membiasakan," kata Nami.

"Tak apa.." ucap Luffy.

Lalu suasana disekitar mereka terasa hening sesaat. Bahkan desiran angin pun bisa terdengar dengan begitu jelas di telinga mereka.

"Hei Nami, apakah kamu ingin tahu sesuatu?" Luffy bertanya pada Nami, memecahkan suasana yang sebelumnya sempat hening sesaat.

Perhatian Nami kini fokus menatap kedua bola mata Luffy. "Sesuatu? Tentang apa, Mugiwara-san?" Tanya Nami penasaran.

"Sesuatu tentang kita di masa lalu yang begitu indah untuk dikenang."

"Hah?" Nami tak paham dengan apa yang Luffy katakan.

"Dulu.. ketika kamu belum melupakan diriku, kamu adalah orang yang benar-benar pelit kepadaku jika aku meminta salah satu jeruk yang ada di kebunmu. Tak hanya berlaku untukku saja, tapi ke semua orang pun kau bertindak sama. Mungkin ke Robin tidak? Sepertinya.." Luffy mulai berkisah.

"Ketika sudah menyangkut kebun jerukmu, kamu begitu sensitif dan berubah jadi sedikit agak galak haha," Luffy terkekeh pelan ketika mengingatnya.

Mendengar pengakuan Luffy barusan terhadap dirinya di masa lampau sebelum kejadian, membuat Nami jadi malu sendiri. "Eh, apakah benar begitu? Maafkan aku.." Ujung-ujungnya, Nami jadi tak enak hati dan meminta maaf karena kata Luffy barusan, kepribadiannya berubah jadi galak jika sudah menyangkut hal-hal yang disukai.

4. Jangan LupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang