Chapter 11: Terasa Familiar.
"Sekarang kamu sudah aman dan kamu sudah selesai belanjanya kan? Jadi, ayo kita kembali bersama yang lain," ucap Luffy, lalu dia berbalik badan dan hendak memulai langkahnya.
Akan tetapi, saat Luffy baru melangkahkan satu kakinya ke depan, Nami menahan baju Luffy di bagian dekat pergelangan tangannya. Luffy pun lantas terdiam. Sempat terkejut ketika Nami menahan langkahnya seolah-olah ia ingin mengatakan sesuatu kepadanya.
Karena ingin tahu mengapa Nami menghentikan langkahnya, Luffy pun kembali berbalik badan menghadapnya.
"Um.. ada apa Nami?" Luffy bertanya dengan ekspresi penasarannya.
"K-Kenapa ka-k-kau.." Nami sangat gugup saat ini sehingga sulit untuk menyelesaikan apa yang ingin dia katakan.
Luffy hanya memiringkan kepalanya dengan tatapan tak mengerti. "Kenapa apanya?"
Jari-jemari Nami terlihat mulai bergetar kencang seakan ia sedang menahan sesuatu yang sebenarnya ia rasakan dalam hatinya. Ia ingin mengatakan sesuatu pada Luffy tadinya, tetapi tertahan sejenak sebab ia merasa sulit untuk melanjutkan perkataannya.
Perlahan, tubuhnya juga ikut bergetar dikarenakan dia sangat gugup pada saat ini tanpa adanya alasan yang jelas mengapa dirinya bisa merasa begitu gugup dan ragu-ragu untuk menyelesaikan apa yang ingin ia bicarakan pada Luffy barusan.
Melihat tingkah Nami yang tak seperti biasanya, membuat Luffy cemas. "Hei Nami, kamu kenapa? Apa kamu sakit?" Tanyanya khawatir.
Nami tak merespons, dan malah bergumam setelahnya. "K-Kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu tadi?" Lirihnya, namun tak dapat didengar oleh Luffy karena Luffy malah sibuk mengupil.
Beberapa saat kemudian, Luffy baru sadar.
"Hah, kamu barusan ngomong apa?" Luffy ingin mendengar lebih jelas.
Ah siall, apakah aku harus benar-benar mengatakannya dengan lantang pada si idiot ini? Nami ngebatin sendiri, merasa kesal karena ucapannya tak didengar olehnya.
"Kenapa kau memanggilku dengan sebutan itu?" Nami bertanya, kali ini dengan suaranya yang agak dikeraskan sehingga terdengar jelas di telinga Luffy.
Tapi yang namanya Luffy, tentu tak akan langsung mengerti hanya dengan sekali ucapan saja bukan?
"Sebutan itu? Apa maksudmu?"
Dengan pertanyaan yang dilontarkan Luffy barusan, membuat Nami jadi hilang kesabaran.
"Sebutan SAYANGGG!!!" Teriak Nami dengan lantang. Membuat semuanya jelas.
Luffy sempat dibuat kaget karena tiba-tiba tiada angin tiada hujan ataupun badai petir, Nami berteriak dengan keras di depan matanya.
Suasana hening sejenak setelahnya. Lalu kemudian, Luffy mulai tertawa tanpa sebab.
"Pftt... ha.. hahaha gyahahahahaa," Luffy tertawa terbahak-bahak.
Melihat itu, Nami pun semakin menjadi-jadi emosinya.
"KENAPA KAU MALAH TERTAWA!"
BUGHH!!
Luffy terkapar di tanah setelah Nami meninju Luffy tepat diwajahnya karena saking emosinya dia dibuat habis kesabarannya oleh Luffy.
Luffy ditinju dengan sangat keras oleh Nami dan tepar tak berdaya di tanah. Bahkan topi jeraminya pun sampai terlepas dari lehernya. Pipi kanannya juga dibuat lebam dan bibirnya pun sampai jontor karena terkena tinjuan Nami yang begitu mematikan.
Nami pun dengan emosinya yang masih membara, menduduki tubuh Luffy yang masih terkapar di tanah sembari menarik erat kerah bajunya.
"Aku tanya apa maksudmu memanggilku seperti itu hah? Begitu saja kau tidak mengerti dasar bajingan!!" Teriak Nami di depan wajah Luffy dengan begitu kasarnya, sampai-sampai ketika ia berteriak, air liurnya muncrat ke wajah Luffy.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Jangan Lupakan
RomanceNami mengalami amnesia terhadap suatu hal tertentu karena satu peristiwa. Luffy berusaha tuk memulihkan kembali ingatan Nami sebab disanalah terkenang banyak memori tentang rahasia mereka berdua yang tak banyak di ketahui oleh orang-orang. Mampukah...