Chapter 13: I W Y.
Mentari pagi yang masih malu-malu untuk memunculkan diri, menjadi pertanda bahwa hari silih berganti.
Kini suasana Sunny di pagi hari, terlihat sepi dan terkesan sunyi. Sepertinya belum ada satupun dari Kru Topi Jerami yang menampakkan batang hidungnya pagi ini. Tampaknya mereka semua masih tertidur karena lelah dengan hari yang berlalu kemarin.
Selang 10 menit kemudian, salah satu dari mereka akhirnya terbangun. Luffy lah yang bangun pertama kali di hari ini.
Dengan kondisi yang masih setengah nyawa, Luffy berjalan kaki dengan agak sempoyongan menuju ke dapur. Setelah sampai di depan pintu dapur, dirinya membuka pintu secara perlahan.
Penglihatannya masih buram karena Luffy masih merasa ngantuk sebab tak biasanya ia bangun di awal hari. Tapi entah karena apa, Luffy merasakan naluri yang mendorongnya untuk bangun lebih awal di pagi hari ini.
Namun karena Luffy orangnya gamau ribet tentang hal yang rumit, jadinya Luffy lebih memprioritaskan urusan perutnya yang kini sudah merasa lapar.
Luffy mengusap-usap matanya tuk memperjelas penglihatan. Sejenak, ia melihat ke sekitarnya untuk mendeteksi apa saja yang bisa dia makan untuk saat ini. Tak lama, akhirnya Luffy menemukan dua lapis roti tawar dan satu butir telur yang masih utuh dengan cangkangnya.
Pada awalnya Luffy berniat untuk memasak roti panggang dengan isian telur untuk sarapan paginya. Akan tetapi karena Luffy tak pandai memasak, tak seperti Sanji dan Nami, akhirnya Luffy memutuskan untuk memakan roti polosan saja.
Luffy pun mengambil kedua roti tawar dan langsung memakannya. Sambil mengunyah, Luffy berkata. "Hambar.." keluhnya.
Walaupun Luffy mengeluhkan rasanya, dia tetap lanjut memakan roti tawar itu sampai habis. "Kenapa Sanji belum bangun ya? Tumben sekali.." ujarnya.
Setelahnya, ia pun selesai menghabiskan dua lapis roti tawarnya tersebut. Namun perutnya masih berbunyi, seolah berkata bahwa dirinya masih belum kenyang sama sekali. Wajar jika memang begitu, ini kan Luffy.. yang kapasitas perutnya melebihi semesta ini.
"Sial.. aku masih lapar," ucapnya seraya mengusap-usap perutnya.
Dirinya masih terlihat lemas karena asupan energinya belum tercukupi.
Luffy pun mencoba tuk menghampiri kulkas di dapur, tetapi dia baru saja ingat bahwa kulkas yang biasa dipakai Sanji menyimpan bahan makanan itu dikunci dan hanya Sanji yang tahu bagaimana cara membuka kunci tersebut.
Karena pasrah, Luffy berbalik badan dan melangkah ke pintu keluar. Ketika ia membuka pintu, dirinya terkejut karena selepas ia membuka pintu tersebut, Luffy bertemu dengan Nami yang nampak baru saja bangun tidur.
"Loh, Nami?" Kata Luffy.
"Ngh? Luffy..?" Lirih Nami baru terbangun dari tidurnya.
Luffy tak menggubris, hanya diam sembari memperhatikan Nami dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
Nami terlihat berantakan sekali saat ini. Pakaiannya yang kusut, perutnya yang terlihat jelas karena pakaiannya agak menyingkap ke atas, celana pendeknya yang melorot ke bawah, tali surganya yang hampir lepas, serta rambut yang terurai kemana-mana khas orang yang baru bangun tidur, membuat Luffy meneguk ludahnya sendiri.
Yang tadinya Luffy terlihat lemas, sekarang menjadi lumayan segar karena melihat Nami yang agak 'terbuka' disini.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan Luffy?
"Huahhh, sedang apa kau disini, Luffy?" Tanya Nami yang menguap karena masih ngantuk.
Luffy masih terdiam karena fokusnya terganggu oleh pemandangan yang menyuguhkan keindahan tubuh Nami yang sekarang sedang berada dihadapannya. Meskipun Nami sedang dalam penampilannya yang berantakan, insting seorang pria dalam diri Luffy mengatakan bahwa penampilan Nami tetaplah indah dan terlihat menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Jangan Lupakan
عاطفيةNami mengalami amnesia terhadap suatu hal tertentu karena satu peristiwa. Luffy berusaha tuk memulihkan kembali ingatan Nami sebab disanalah terkenang banyak memori tentang rahasia mereka berdua yang tak banyak di ketahui oleh orang-orang. Mampukah...