Chapter 18: Memori Kasih.
"Argh.. ka-kalung itu.." Nami meringis kesakitan karena kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit seolah ada beribu-ribu jarum yang menghujam kepalanya.
Luffy saat ini panik bukan main, dia sigap berada tepat disamping Nami. Khawatir jika Nami tiba-tiba hilang kesadarannya. "Kenapa dengan kalung itu Nami?" Luffy bertanya dengan raut wajahnya yang tegang.
Nami tak merespons perkataan Luffy karena sedang merasakan sakit yang luar biasa dikepalanya. Keringat mengalir hebat di tubuhnya, wajahnya memerah seperti sedang demam, dan tubuhnya pun jadi terasa panas. Kepanikan dalam diri Luffy semakin menjadi-jadi, dia kebingungan menangani situasi saat ini. Niatnya Luffy ingin meminta tolong pada teman-temannya yang lain, akan tetapi Nami menggapai salah satu lengannya dan memanggil namanya. "Luffy.." lirih Nami. Memaksakan suaranya padahal dia sedang tersiksa karena sakit kepalanya.
Luffy langsung menjawab. "Ya Nami, aku ada disini. Tolong bersabarlah, aku dan yang lain akan segera menanganimu!"
Sial, kenapa kencannya jadi berantakan seperti ini? Apakah memang takdir ingin mencegah Nami agar dia tak mengingatku lagi, untuk selamanya? Tidak. Aku tak ingin semua berakhir begitu saja! Luffy menggerutu dalam hati. Kepanikan terus melanda dirinya, apalagi kondisi Nami yang kian memburuk.
Setelahnya, Nami lalu memaksakan dirinya untuk menatap Luffy tepat di kedua bola matanya. Dengan tatapan sayu nan lemah itu, Nami kembali berbicara. "Tidak p-perlu khawatir.. a..ku b-baik baik saja.." ia berkata demikian dengan tersenyum lemah, bermaksud supaya Luffy tak berlebihan mengkhawatirkannya. Tetapi setelah apa yang dikatakannya barusan, tak lama, Nami malah pingsan.
"Nami!" Teriak Luffy.
Luffy kemudian bergegas menggendong Nami yang tak sadarkan diri dengan gaya pengantin. Dia berjalan membawa Nami menuju ke kamar perawatan, tempat dimana Chopper biasa bekerja dan membuat ramuan obat.
"Chopper.. minna..! Tolong bantu aku! Nami pingsan!!" Luffy meminta bantuan teman-temannya yang lain dan tak butuh waktu lama, Zoro dan kawan-kawan langsung muncul di tempat.
Mereka terlihat panik dan khawatir mengenai Nami. Sama-sama mereka membantu mengawal Luffy yang membawa Nami yang sedang dalam kondisi kritis. Dan sampailah mereka di ruang perawatan lalu menyerahkan Nami kepada ahlinya.
Chopper mengurus sisanya dan yang lain diminta untuk tidak panik serta tidak membuat keributan sementara ia sedang bekerja merawat Nami.
Diluar, tak jauh dari ruang perawatan, semua kru gelisah dengan keadaan Nami yang tiba-tiba memburuk. Mereka semua menunggu disana sembari menanyakan pada Luffy bagaimana kronologi Nami bisa jadi seperti itu.
"Apa yang terjadi pada Nami-san, Luffy?" Tanya Sanji. Walau yang lain juga ikut khawatir, tetapi Sanji lah yang paling heboh saat ini.
"Aku pun tak tau. Nami tiba-tiba saja sakit kepala dan pingsan setelah aku mengunjukkan kalung ini padanya," Luffy memperlihatkan kalung yang dimaksud kepada rekan-rekan yang lain.
Semua teman-temannya pun meneliti dan menelaah kalung tersebut dengan seksama.
"Apa kalung ini mengandung unsur kimia yang berbahaya?" Robin bertanya. Dia menanyakan hal itu karena mengira bahwa bisa saja emas itu mengandung unsur kimia yang berbahaya yang berasal dari tambang yang terkontaminasi.
Luffy lantas menjawab. "Enggak kok, sebenarnya kalung ini sudah pernah ia pakai sebelum ia lupa ingatan padaku, dan dia baik-baik saja pada saat itu. Tak ada hal buruk yang terjadi," ungkapnya.
"Sepertinya cerita itu memang nyata," Brook menyela pembicaraan, membuat semuanya bingung kecuali Franky yang sepertinya memang sudah tau arah pembicaraan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
4. Jangan Lupakan
RomansaNami mengalami amnesia terhadap suatu hal tertentu karena satu peristiwa. Luffy berusaha tuk memulihkan kembali ingatan Nami sebab disanalah terkenang banyak memori tentang rahasia mereka berdua yang tak banyak di ketahui oleh orang-orang. Mampukah...