《Murni dari Hati》

186 31 2
                                    

Chapter 16: Murni dari Hati.

Cinta. Adalah bukti kuat bahwa dalam dunia, semuanya saling memiliki keterikatan. Yang senang pasti akan merasa sedih, yang datang pasti akan pergi, yang optimis pasti akan pesimis, dan yang semula benci pasti akan saling menyayangi.

Dalam semua keterikatan itu, pasti ada peran 'Cinta' di dalamnya. Karena tanpa cinta, hidup ini tak bermakna sebab tak akan ada yang mewarnai indahnya dunia.

Ada yang berkata.. cinta itu muncul dari pandangan mata, dan turun ke hati. Namun nyatanya tak selamanya pernyataan itu berlaku. Karena cinta sejatinya tak memandang fisik ataupun umur. Sebab cinta itu ada untuk melengkapi suatu kekurangan. Bahkan si cantik saja bisa jatuh cinta pada si buruk rupa. Jadi, cinta itu tergantung pada perasaan yang sesungguhnya dan murni dari lubuk hati yang terdalam.

Seperti halnya Luffy yang begitu mencintai Nami walau sebenarnya Nami tak dapat mengingat siapa dan apa status Luffy baginya.

Walau harus merasakan sakit hati yang mendalam karena telah dilupakan oleh yang tersayang, namun Luffy tetap menjalani semuanya dengan kesabaran dan ketulusan serta setia menunggu Nami agar bisa mengingatnya kembali seiring berjalannya waktu.

Karena perlahan tapi pasti, Luffy yakin bahwa Nami akan kembali padanya. Bagaimanapun caranya, ia akan berusaha semaksimal mungkin.

('⌣'ʃƪ )

Di malam yang sama.. Brook, Franky dan Chopper sedang berjalan menuju ke bagian belakang kapal dengan niat untuk mencari Luffy dan Nami yang tiba-tiba hilang dari pesta makan malam.

Sambil berjalan santai, mereka bertiga berbincang-bincang...

"Nee.. apakah menurut kalian, Nami-san bisa kembali lagi seperti semula?" Tanya Brook kepada Chopper dan Franky.

"Hmm, itu pertanyaan yang rumit. Sebenarnya kondisi Nami seperti Nami yang biasanya kita kenal. Dia masih bisa mengingat kita, walau mungkin gelagatnya sedikit agak berubah. Tapi yang aku herankan adalah dia hanya melupakan Luffy saja. Apakah itu bisa disebut sebagai amnesia?" Franky berasumsi panjang lebar dan terlihat heran jika merujuk pada akhir perkataannya.

Chopper membalas ucapan Franky. "Memang agak sulit dijelaskan jika kita mematok hal tersebut dalam ilmu kedokteran. Karena biasanya amnesia itu mencakup semua memori pengidapnya, tidak hanya sebagian saja. Akupun sempat kebingungan mencari solusi supaya ingatan Nami bisa normal seutuhnya," bahkan Chopper yang ahli di bidang kedokteran pun sulit mencari cara agar Nami bisa kembali mengingat Luffy. Chopper mengalami kesulitan karena kasus amnesia yang dialami Nami sangatlah langka terjadi.

Dan disaat yang bersamaan, Brook bersuara. "Hmm.. dulu aku sempat membaca sebuah buku cerita yang dimana pemeran utamanya memiliki penyakit persis seperti yang dialami Nami-san. Dan di akhir cerita, si pemeran utama itu dapat mengingat kembali memorinya yang hilang dengan suatu pemicu," tuturnya, membuat Franky dan Chopper berpikir keras.

"Walau kutahu hal ini mungkin tidak masuk akal karena hanya bersumber dari sebuah cerita dongeng, tapi siapa yang tahu kalau semisalnya apa yang Nami-san alami, sama halnya dengan cerita yang kubaca kala itu?" Sambungnya.

Franky lantas menanggapi dengan rasa bingung yang masih menyertai. "Tapi pemicunya seperti apa, Brook?"

"Etto.. bisa seperti benda yang memiliki kesan khusus baginya atau bisa saja kita hanya sekedar menceritakan kembali kenangan yang pernah kita lalui bersamanya," jawab Brook.

Mendengar penjelasan dari Brook, Franky melirik ke arah Chopper. "Hm, bagaimana, dokter Chopper?"

"Haruskah kita obrolkan dengannya?"

4. Jangan LupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang