make peace with tragedy

926 76 7
                                    


Mark berjalan santai memasuki kantor Yuta sambil meneteng bekal buatan Winwin, karena jujur Mark sendiri tidak bisa memasak, semua karyawan dikantor menyapanya dengan ramah dan baik padanya.

Ini pertama kalinya Mark datang ke Nasty Food Corp, perusahaan makanan dingin yang lumayan terkenal dibeberapa negara seperti Jepang dan China, dalam waktu yang singkat Mark banyak belajar tentang suaminya.

"Suami ya?" monolognya saat menyadari ia sudah mengakui kehadiran Yuta sebagai suaminya.

Sesampainya didepan ruangan Yuta Mark mengetuk pintunya pelan sebelum mendengar suara yang mempersilahkan dirinya untuk masuk, saat Mark masuk ia mendapati Yuta yang sedang fokus mengamati perkembangan bisnisnya dan persediaan stok barang digudang besarnya.

"Sudah siang, makan dulu" ucap Mark sambil menyiapkan bekal yang ia bawa.

"Sebentar lagi Mark"

Mark menghela nafasnya, satu hal yang ia tau tentang suaminya yaitu ia adalah seorang yang work holic, ia menatap suaminya itu dengan tatapan malas dan memilih duduk disofa yang ada diruangan Yuta, Mark mengusap perutnya yang sudah lumayan besar.

Tentu hal itu jadi pemandangan menarik bagi Yuta yang sudah lama tidak melihat hal seperti itu tergerak untuk menutup laptopnya dan memilih untuk mendekati Mark dan duduk disampingnya.

Yuta mengusap perut Mark perlahan, ia memeluk istri mudanya itu dan menghirup aroma susu stroberi, aroma sabun mandi yang biasanya hanya ia cium dari Jaemin.

"Mark, apa kau baik-baik saja?"

"Hum? apa maksudmu?"

"Kau kehilangan kesempatanmu untuk mencapai mimpimu, menikah denganku yang merupakan teman ayahmu, kemudian kau mengandung diusia muda karena diriku, apa kau tidak marah?"

Mark tersenyum kemudian ia menangkup pipi suaminya, menatap mata suaminya lekat seakan tidak ada hari esok lagi untuk melihat mata indah itu.

"Aku marah, aku juga sedih, aku sempat stress dan depresi tapi perlahan aku mencoba untuk menerima semua yang terjadi setidaknya jika bukan untukku aku harus bertahan sampai anak ini lahir dan punya kesempatan melihat dunia, kita memang mengawali semuanya dari kesalahan, tidak ada yang menerima apa yang terjadi, tapi jika kita berdamai dengan apa yang terjadi tempo hari dan mencoba menjalani hidup tanpa bayang-bayang kesalahan itu, maka aku baik-baik saja" ucap Mark kemudian mengecup bibir Yuta.

Mereka berpelukan, Yuta merasa malu dengan usianya karena Mark bisa berfikir sedewasa itu untuk masalah yang mereka hadapi, bahkan rela mengorbankan dirinya untuk mempertahankan anak hasil ketidak sengajaan dirinya.

Mark yang menanggung semuanya tapi ia juga yang mencoba untuk berdamai dengan sekitarnya.

"Maafkan aku Mark, ini semua salahku aku sangat jahat, aku bejat, aku juga kurang ajar, tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk menjadi ayah yang baik untuk calon anak kita"

Mark bergidik geli kemudian tertawa pelan.

"Kalau begitu sekarang kau harus makan"

"Baiklah mama"

"Ishh, jangan panggil begitu aku malu!"

Yuta tertawa kemudian mengambil makanan yang sudah Mark bawa dan memakannya, rasanya seperti biasa karena ia tau ini masakan Winwin.

"Kau ingin sesuatu? seperti jalan-jalan atau apa?" tanya Yuta pada Mark yang sedang melihatnya makan.

"Tidak ada, mungkin hanya ingin pulang ke rumah karena minggu ini Beomgyu pulang ke rumah"

"Aku masih penasaran kenapa Jaehyun menyekolahkan Beomgyu ke Daegu"

"Karena disana ada paman Kim dan juga Beomgyu yang ingin sekolah disana setelah sekali liburan di Daegu"

Yuta mengangguk mengerti.

"Cita-citamu apa Mark?"

"Eum entahlah, aku anak pertama jadi hanya ikut apa yang daddy bilang, mungkin saat aku lulus kuliah hanya akan meneruskan perusahaan daddy"

Yuta mengangguk lagi, mereka diam sampai makanan yang Yuta makan habis, Mark merapikan kembali wadah bekal yang ia bawa dan memberikan air minum pada Yuta.

"Bagaimana dengan triplets? apa cita-cita mereka? apa kau tau?"

"Renjun ingin jadi seniman, Jaemin ingin jadi dokter bedah atau guru tk, sedangkan Shotaro dia bilang ingin jadi model"

"Ahh begitu, aku ingin bicara dengan mereka tapi rasanya canggung"

"Tak apa, pelan-pelan saja kau pasti bisa dekat dengan mereka, Jaemin dan Renjun memang cukup sulit dekat dengan orang baru, jadi bersabarlah"

Mark tersenyum lalu mengangguk, suasana menjadi hening saat mereka saling bertatapan tanpa ingin bicara satu-sama lain, Yuta mendekatkan tubuhnya pada Mark tanpa aba-aba ia menarik tengkuknya lalu mencium bibir Mark yang kini menjadi candu baru untuknya, awalnya hanya ciuman biasa tapi lama kelamaan mereka berdua terbawa suasana.

Ciuman mereka semakin dalam dan semakin intens, tangan Yuta tidak diam saja ia tidak mau melewatkan seincipun tubuh Mark yang sangat indah.

Biarkan mereka melewati waktu mereka yang sudah berdamai dengan apa yang terjadi sebelumnya.

🅑︎🅔︎🅣︎🅗︎🅘︎🅡︎🅓︎🅟︎🅔︎🅡︎🅢︎🅞︎🅝︎

Johnny berjalan buru-buru menuju ruangan Yuta diikuti Jaehyun disampingnya, mereka membawa beberapa berkas untuk diberikan padanya, karena mereka memang sedang ada projects bersama.

"Aku masih tidak menyangka sekarang Yuta menantumu Jae" ucap Johnny.

Jaehyun hanya tersenyum kemudian tertawa karena menyadari betapa lucunya takdir mereka yang sudah berteman lama.

"Apalagi aku hyung, tapi aku bersyukur setidaknya sekarang Mark jauh lebih baik dan Yuta sudah mau mengakui kesalahannya, aku harap putraku tetap bahagia dan bisa bertahan sampai ia melahirkan" ucap Jaehyun.

"Semoga, karena resiko yang Mark tanggung sangat besar, banyak kasus keguguran bahkan kematian dalam hamil dalam usia muda"

"Tidak, putraku pasti bisa hyung Mark pasti kuat aku yakin itu, aku kenal putraku cukup baik"

Meskipun terlihat biasa saja Johnny dapat mendengar nada khawatir dan takut dalam kalimat Jaehyun, ia mengerti pasti berat mengetahui fakta yang mereka dengar dari dokter saat Mark sedang cheek in kandungan beberapa waktu yang lalu.

"Resikonya terlalu besar, kondisi Mark sangat lemah ditambah usianya yang masih muda, ini sangat berbahaya baik bagi Mark ataupun calon bayinya, kita tidak bisa berharap banyak tapi aku harap kalian berdoa yang terbaik agar Mark kuat dan bisa bertahan sampai melahirkan" ucap Kun, dokter yang memeriksa Mark.

"Kun, aku mohon lakukan apapun untuk putraku agar dia bisa bertahan, aku tidak mau kehilangan putra sulungku Kun" ucap Taeyong pada Kun.

"Aku akan tuliskan resep obat, dia hanya perlu meminumnya secara teratur, saat ini kita hanya bisa berharap sisanya ada ditangan Tuhan" ucapnya kemudian mulai menuliskan resep obat.

"Sudahlah hyung, nanti kau makin tua jika ikut memikirkannya" ejek Jaehyun.

Johnny hanya memandang Jaehyun dengan tatapan malas, mereka berdua sampai didepan ruangan Yuta dan tanpa permisi, saat mereka membuka pintu belum masuk mereka berdua bergegas untuk menutup pintu kembali dan mengusap dada karena terkejut.

Bisa kalian tebak kenapa mereka begitu, ya benar mereka tidak sengaja melihat adegan yang iya iya, oleh karena itu mereka terkejut dan langsung menutup pintu kembali.













Tbc.

be third person「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang